Konsistensi Perencanaan Pembangunan Diapresiasi, Riau Masuk 10 Besar PPD

Advertorial | Selasa, 01 Mei 2018 - 15:35 WIB

Konsistensi Perencanaan Pembangunan Diapresiasi, Riau Masuk 10 Besar PPD
MUSRENBANGNAS: Plt Gubernur Riau H Wan Thamrin Hasyim (tengah) didampingi Kepala Bappeda Riau Rahmad Rahim saat menghadiri pembukaan Musrenbangnas RKP 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (30/4/2018). (HUMAS PEMPROV RIAU FOR RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Peme­rintah Provinsi (Pemprov) Riau berhasil masuk 10 besar Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) tahun ini. Penghargaan ini diberikan Badan Perencanaan Pemba­ngunan Nasional (Bappenas) kepada provinsi yang berha­sil menyusun perencanaan pembangunan yang konsis­ten serta capaian pembangunan yang baik.

Pemerintah pusat menilai Pemprov Riau berhasil menurunkan tingkat ke­miskinan dan meningkatkan nilai indeks pembangunan manusia (IPM). Penghargaan ini diberikan saat Plt Gubri H Wan Thamrin Hasyim didampingi Kepala Bappeda Riau H Rahmad Rahim menghadiri pembukaan Musrenbangnas di Hotel Sahid Jaya Jakarta, Senin (30/4).

Acara ini dibuka Presiden Joko Widodo dan dihadiri seluruh menteri dan kepala lembaga pemerintah nonkementerian. Menurut informasi Kepala Bappeda Riau Rahmad Rahim, PPD yang diterima merupakan bagian dari tahapan penilaian yang dilakukan pemerintah pusat. Dari 15 provinsi di Indonesia, Riau masuk nominasi 10 besar menjalani penilaian tahap ketiga.

“Alhamdulillah kita masuk nominasi 10 besar penilaian ketiga PPD yang diselenggarakan Bappenas. Untuk Sumatera ada empat yang masuk nominasi, salah satunya Riau,” ujar Rahmad Rahim.

Dijelaskan, untuk mengikuti penghargaan bergengsi itu terlebih dahulu pihaknya me­ngirimkan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Mene­ngah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Setelah penilaian, selanjutnya Tim Bappenas akan turun ke organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Riau untuk penyesuaian rencana pembangunan.

“Setelah dokumen dikirim seterusnya tim independen Bappenas menilai keseriusan konsistensi daerah dalam melakukan rencana pembangunan. Dari situlah ditetapkan delapan daerah untuk mengikuti penilaian lanjutan,” ungkapnya.

Melalui penghargaan ini untuk memotivasi daerah agar me­nyiapkan dokumen RKPD secara baik, konsisten, terukur dan dapat dilaksanakan. Keseluruhannya itu untuk mewujudkan perencanaan pembangunan yang lebih baik dan bermutu. Salah satu indikator penilaian, di mana pada 2017 Riau berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 7,41 persen, jauh di bawah rata-rata angka kemiskinan di Indonesia sebesar 10,12 persen. Sedangkan IPM Riau sebesar 71,79 pada 2017 dan menempati urutan ke-6 di Indonesia. Sementara IPM Indonesia sebesar 70,18 persen.

Adapun tiga terbaik PPD 2018 yang diumumkan adalah Jawa Timur (Jatim), Sumatera Selatan dan Bali. Sementara Riau berhasil menduduki 10 besar bersama beberapa daerah seperti DIY, Jabar dan lainnya. Dijelaskan Rahmad Rahim, salah satu indikator keberhasilan pembangunan manusia di Indonesia adalah IPM. Hebatnya, IPM Riau sejak 2014 selalu di atas angka rata-rata nasional. Sedangkan dari 34 provinsi di Indonesia, Riau menduduki VI, sementara untuk Sumatera, Riau menempati rangking II setelah Kepulauan Riau.

Untuk 2016, IPM Riau tercatat sebesar 71,20 persen. Yang menduduki posisi tertinggi adalah DKI Jakarta dengan 79,60 per­sen, disusul Jogjakarta dengan IPM 78,38 persen, kemudian Kalimantan Timur (74,59), Kepri (73,99), dan Bali dengan IPM 73,65 persen.

Seiring dengan perbaikan kualitas pembangunan di berbagai bidang, untuk 2017 IPM Riau ditargetkan 71,76 persen, 2018 sebesar 72,17 persen, dan di 2019 sebesar 72,64 persen. Merujuk data, dari tahun ke tahun angka IPM Riau menunjukkan kenaikan yang signifikan.

Kalau pada 2011 tercatat sebesar 68,90 persen, pada 2012 naik menjadi 69,15, dan meningkat lagi menjadi 69,91 persen di 2013. Berikutnya, di 2014 tercatat 70,33 persen, naik menjadi 70,84 pada 2015, dan naik lagi menjadi 71,20 persen di 2016. Peningkatan IPM Riau pararel dengan meningkatnya angka harapan hidup (AHH) masyarakat Riau.

Menurut Rahmad, AHH merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah daerah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

“Tahun 2016, masyarakat Riau dapat hidup sampai umur 70 atau 71 tahun,” beber Rahmad.

Diungkapkan Rahmad, capai­an AHH Riau dari 2014 sampai 2016 terus mengalami peningkatan.

“Rata-rata capaian dari 2014 hingga 2016 sebesar 0,10 per tahun. Kinerja yang diharapkan untuk mencapai target tahun 2019 memerlukan rata-rata 0,16 per tahun,” paparnya.

Kemudian Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Riau juga masuk lima besar PDRB per kapita terbesar di Indonesia pada 2017. Riau tercatat sebagai satu-satunya daerah di luar Pulau Jawa dengan angka PDRB tertinggi. Untuk 2017 ini, PDRB tertinggi tercatat atas nama DKI Jakarta 2.410,37, disusul Jatim 2.019,20, Jawa Barat dengan 1.786,09, Jawa Tengah 1.187,05, dan Riau 705,68.(egp/adv)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook