JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Ada pemandangan yang berbeda di dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok, Senin. Sebuah kapal perang berwarna abu-abu kebiruan berukuran besar, dengan nomor lambung 715 sedang bersandar. Asap hitam yang mengepul dari cerobong makin membuat kapal bernama Bystriy itu terlihat gagah.
Kebanggaan terhadap Bystriy disampaikan Wakil Komandan Armada Pasifik Flotilla Laksamana Muda Alexander Yuldashev. Dia menyebut kapal itu bisa menangkis rudal lawan sampai menghancurkan kapal selam. Cina disebutnya tertarik dengan kapal itu, sehingga membeli dalam jumlah banyak.
’’Ada 5 kapal yang sudah dibeli Cina,’’ terangnya.
Kapal penghancur yang memiliki arti cepat itu sudah berada di Jakarta sejak Natal, 25 Desember. Menurut Dubes Rusia Mikhail Yurievich Galuzin, kedatangan kapal tersebut untuk mempererat hubungan angkatan lautnya dengan TNI-AL.
’’Kami memiliki sejarah panjang dalam kerja sama militer. Itu harus diteruskan,’’ ujarnya di atas dek kapal.
Senin, pihak Rusia mengajak awak media untuk lebih dekat dengan kapal yang menjadi andalan pertahanan negara beruang merah itu. Dua penjaga berseragam hitam sudah menyambut para jurnalis yang menaiki tangga kapal. Dalam kunjungan itu, para jurnalis hanya didampingi pihak kedutaan Rusia.
Saat berada di kapal, tidak banyak awak kapal yang terlihat. Menurut Galuzin, mereka sedang beristirahat. Sebab, hari ini akan menjalankan agenda penting yaitu latihan perang bersama.
’’Mereka sudah mendapatkan supply yang cukup dan sangat menikmati Jakarta,’’ tuturnya.
Dia lantas menjelaskan, kapal yang dibuat pada 28 November 1985 itu merupakan tipe penghancur. Menjadi andalan Rusia untuk menjaga keamanan laut laut yang sangat luas. Dia menggambarkan Bystriy sebagai kapal yang sangat kuat untuk menghalau ancaman. Sebelum ke Indonesia, kapal itu singgah ke India untuk latihan perang.
Saat ini, Indonesia disebutnya tertarik untuk membeli kapal selam Rusia. Namun, Galuzin belum bisa menjelaskan lebih detil soal rencana pembelian itu. Yang jelas, Rusia terbuka untuk diajak diskusi soal alutsista. ”Kami siap bernegosiasi,” ucapnya. (mei/end)
Sumber: JPG/JPNN
Editor: Hary B Koriun