JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pada era modern seperti saat ini, berbelanja bukan lagi perkara yang sulit. Hanya dengan duduk manis sambil mengotak-atik gawai, barang pesanan sudah bisa sampai ke rumah.
Hal itu merupakan bentuk perkembangan teknologi dan aplikasi. Lantas, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) mendorong agar aplikasi jual beli bisa hadir di semua lini perdagangan.
"Salah satu contoh, tukang sayur bisa pakai aplikasi sehingga ibu-ibu bisa memesan sayur melalui aplikasi tersebut. Dengan begitu, tukang sayur bisa untung dan ibu-ibu tidak ribet," ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan usai pembukaan ALE Hackatton di Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Sabtu (12/5/2018).
Baca Juga :Sidang Tipikor Proyek BTS: Target 4.200 Tower, Selesai 1.795
Akan tetapi, sambungnya, generasi muda masih berat untuk melakukannya. Padahal, mereka tahu cara pembuatan aplikasi tersebut. Namun, para generasi muda malas untuk memulainya.
Dia menyebut, tak hanya aplikasi untuk beli sayur, tetapi semua yang mendasar bisa diciptakan aplikasinya dan berpotensi sangat baik untuk kedepannya. Baik bagi pedagang dan pembeli maupun kepada bagi negara.
"Karena itu, perlu dorongan agar para generasi terpacu untuk menciptakan aplikasi yang sangat dibutuhkan masyarakat," jelasnya.
Dukungan Alcatel untuk melakukan kompetisi pengembangan digital di Indonesia dalam kegiatan ALE Hackatton 2018, sambungnya, mampu menumbuhkan minat dari generasi muda.
Diharapkan hal itu mampu menciptakan platform baru atas permasalahan yang ada saat ini.
"Kami harap Palembang khususnya jadi digital ekonomi, dan mampu menciptakan generasi muda yang baik dalam memanfaatkan era digital," tuntasnya.(lim)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama