GERHANA MATAHARI, ANTARA MITOS DAN SAINS

Biar Aman, Lihat Gerhana Sekilas Saja

Teknologi | Selasa, 08 Maret 2016 - 18:26 WIB

 Biar Aman, Lihat Gerhana Sekilas Saja
Proses Gerhana Matahari Total di Taman Nasional Grand Canyon, Arizona, AS.

INDONESIA mendapat anugerah yang tak terhingga karena Rabu (9/3) mendapat giliran sebagai negara utama yang dilintasi fenomena alam luar biasa, Gerhana Matahari Total (GMT). Setelah ini, lebih 300 tahun lagi baru lokasi yang sama akan dilintasinya.

Karena itu tak heran, Indonesia menjadi fokus perhatian dunia, mulai dari para ilmuan yang akan melihat fenomena ini dalam versi dan kaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan sains, hingga para turis yang akan datang menjadi saksi peristiwa langka tersebut.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Beragam aksi reaktif diperlihatkan di banyak daerah menyikapi gerhana matahari total ini. Ketika Gerhana Matahari Total melintasi wilayah Jawa, Sulawesi dan Papua pada 1983, pemerintah Soeharto melarang masyarakat untuk melihat gerhana secara langsung karena dianggap dapat menimbulkan kebutaan.

Guru besar Ilmu Astronomi ITB Bambang Hidayat yang ketika itu menjadi wakil ketua Panitia Nasional Gerhana Matahari masih mengingat bagaimana jalanan yang dilaluinya ketika menuju tempat pemantauan gerhana di Jawa Tengah tampak sepi.

“Wah ketat sekali, daerah yang kami lalui ini saja beberapa distop dan ditanya, dari mana, kami jawab kami ini astronom yang kebetulan baru saja menyelesaikan tugas di Lembang dan ingin melihat gerhana matahari, polisi di daerah Kudus, Pati, Cepu ga bisa apa-apa,” jelas Bambang.

Menurut dia, lokasi pengamatan gerhana para astronom di Cepu juga dipadati warga yang ingin menyaksikan peristiwa itu. Ketika itu, mantan Wapres Adam Malik juga mengamati gerhana di Tanjung Kodok.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook