Diduga Dipukul Polisi, Pelajar Harus Jalani Operasi

Sumatera | Jumat, 28 Desember 2018 - 11:59 WIB

Diduga Dipukul Polisi, Pelajar Harus Jalani Operasi
KRITIS: PR, korban pemukulan dua oknum polisi yang mengalami kritis di RS Elisabeth, Batam Centre, Batam. (DOK. KPPAD KEPRI)

BATAM (RIAUPOS.CO) - Korban dugaan pemukulan dua oknum anggota Satuan Sabhara Polda Kepri masih terbaring koma di Rumah Sakit Santa Elisabeth, Batam Centre, Batam. Adalah siswa kelas I SMAN 10 Batam berinisial PR (15). Bahkan, korban harus menjalani operasi lantaran terjadi penyumbatan pembuluh darah ke otaknya.

Namun di RS Santa Elisabeth tidak ada dokter spesialis bedah syaraf. Sehingga tindakan operasi masih belum bisa dilakukan. “Terkendala operasinya karena tidak ada dokter ahli yang menangani. Dirujuk ke rumah sakit lain tidak bisa diterima dengan alasan penuh,” kata Ketua Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Daerah (KPPAD) Kepri Eri Syahrial saat dihubungi di Batam, Kamis (27/12).

Baca Juga :Polsek Senapelan Rangkul Tokoh Agama Sampaikan Pesan Pemilu Damai

Sejauh ini, Polda Kepri sebagai penanggung jawab pengobatan PR telah berupaya mendatangkan dokter dari rumah sakit lain. Salah satunya dokter ahli dari Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam (RSBP). “Kemarin sore kabarnya pihak kepolisian membujuk dokter dari RSOB untuk bisa datang ke RSBP. Dokter syaraf juga, dr Qumar,” ungkap Eri.

Eri juga kembali mengkritisi tindakan dua oknum polisi berpangkat Bripda tersebut. Seharusnya sang oknum polisi menghentikan korban dan kemudian baru menginterogasinya. Tidak langsung melakukan pemukulan karena korban bukan pelaku tindak pidana.

Korban mungkin hanya anak nakal yang masih berkeliaran menikmati malam minggu. Tindakan oknum itu dinilai sangat berlebihan dan keluar dari SOP. Polisi muda memang biasanya rentan melakukan kekerasan karena kurangnya pengalaman.

Termasuk tentang perlindungan anak. Ke depan diharapkan tidak lagi kekerasan yang dilakukan aparat.

“Saya bicara ilmunya, bukan institusinya. Tugas kami bersama menciptakan polisi yang ramah kepada masyarakat. Termasuk polisi yang ramah pada anak,” tambah Eri.

Seperti diketahui, dugaan penganiayaan terhadap PR terjadi di Alun-alun Engku Putri Batam, Centre, Batam, Minggu (23/12) dini hari. Korban saat itu pergi bermain internet di Alun-alun Engku Putri.

Setelah itu, PR pulang dan dikejar polisi yang melakukan patroli. PR dipepet dan dipukul dua kali pakai alat saat motor masih berjalan.(bbi/jpc/fed)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook