SUMATERA BARAT

Tour de Singkarak Batal Kalau Kasus Covid-19 Tinggi

Sumatera | Selasa, 24 Agustus 2021 - 12:07 WIB

Tour de Singkarak Batal Kalau Kasus Covid-19 Tinggi
Peserta Tour de Singkarak saat melewati Danau Maninjau. (INTERNET)

PADANG (RIAUPOS.CO)  - Desakan banyak pihak agar Tour de Singkarak (TdS) 2021 dibatalkan akhirnya disikapi Dinas Pariwisata Sumbar. Jika Covid-19 tak melandai berkemungkinan event balap sepeda tersebut dibatalkan.

Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Novrial mengatakan, terkait desakan penundaan itu, pihaknya sedang mengkaji ulang kembali proses pelaksanaannya.


"Sedang dikaji (pelaksanaan TdS 2021, red)," ujarnya.

Tentu pengkajian kembali itu berdasarkan pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini. Jika kasus Covid-19 semakin tinggi, menurutnya idak tertutup kemungkinan TdS dibatalkan kembali pada tahun ini.  "Yang pasti kita akan mempertimbangkan kondisi Covid-19 sebagai konsideran (latar belakang pembuat keputusan, red) utama," tegasnya.

Selain itu, pihaknya tentu juga akan berkoordinasi dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 terlebih dulu dalam menggelar event balap sepeda tersebut. Koordinasi itu juga akan dilakukan sesegera mungkin.

"Kalau tidak diizinkan satgas, ya harus patuh," pungkasnya.

Seperti diketahui, usulan penundaan pelaksanaan TdS 2021 yang dijadwalkan Oktober nanti datang dari berbagai pihak. Mereka meminta pelaksanaan perlu dipertimbangkan lagi karena masih pandemi Covid-19. Pasalnya jika dilangsungkan tak ada yang bisa memastikan peserta dan masyarakat yang menonton terhindar dari virus ini.

Seperti disampaikan aktivis kawal Covid-19, Yul Akhyari Sastra yang mendukung penundaan event itu. Anggaran TdS bersumber dari APBD Sumbar sebesar Rp7 miliar dialihkan ke penanganan Covid-19. Karen event tersebut bukan program prioritas.

Dia menyebutkan kondisi pandemi Covid-19 di Sumbar tidak bisa dikatakan sudah aman. Herd immunity Sumbar belum terjadi, ini dilihat dari angka vaksinasi masyarakat.

Jika beralasan peserta dan tim balap sepeda dilakukan tes rapid, namun bisa saja terpapar saat berada di Sumbar.

Ketua Asosiasi Sales Travel Indonesia (ASATI) Sumbar Elvis Kasmir juga mendukung pembatalan kegiatan. Katanya, persoalan pandemi Covid-19 harus menjadi kajian utama dalam pelaksanaan TdS tahun ini. Elvis menyebut, sales travel terdampak secara ekonomi karena pandemi. Untuk itu pihaknya mendukung pencegahan virus ini sehingga Sumbar bebas dari ancaman pandemi.

Sementara itu, penyitas Covid-19, Farhan menyebut pelaksanaan TdS bisa membahayakan masyarakat karena peluang penyebaran lebih tinggi. Untuk itu, dia setuju pelaksanaan TdS ini ditunda lebih dulu. Ia melihat penanggulangan Covid-19 di Sumbar belum baik. Untuk itu, jangan dipaksakan TdS yang dikhawatirkan akan dapat menyebarkan virus ini.

Di sisi lain, pembatalan event juga mendapat dukungan anggota DPRD Sumbar. Anggota DPRD Sumbar HM Nurnas memprediksi balap sepeda itu bakal membuat kerumunan. Baik dari peserta, panitia, bahkan masyarakat yang menonton yang bisa menjadi ancaman penyebaran virus.

Menurutnya anggaran TdS Rp7 miliar dialihkan untuk penanganan Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi. Karena pandemi yang tak kunjung usai, Kota Padang memastikan batal menjadi salah satu tuan rumah penyelenggara TdS 2021 Oktober mendatang. Batalnya keikutsertaan Kota Padang dikarenakan anggaran yang terbatas yang dialihkan untuk penanganan Covid-19. (wni/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook