PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Tambang batu bara tradisional berkedalaman sekitar 20 meter, di Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan, longsor pada Rabu siang (21/10/2020) pukul 14.00 WIB. Akibatnya, 11 orang meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr Raditya Jati dalam siaran pers yang diterima Riaupos.co menyampaikan, pasca kejadian longsor tersebut, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Muara Enim bersama babinsa, bhabinkamtibmas, Tim SAR PTBA telah melakukan evakuasi korban terdampak longsor.
"Tanah longsor yang terjadi di Desa Tanjung Lalang mengakibatkan 11 orang meninggal dunia. Sepuluh korban jiwa telah teridentifikasi oleh BPBD setempat. Sebagian dari mereka sudah diserahkan kepada pihak keluarga korban," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, dari hasil analisis pihaknya, longsor diduga akibat hujan dengan intensitas tinggi disertai kondisi tanah labil memicu tanah longsor. BPBD Provinsi Sumatera Selatan melaporkan lokasi tanah longsor tersebut merupakan penambangan batu bara tradisional di kedalaman sekitar 20 meter, berbentuk terowongan.
"Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG tiga hari ke depan, wilayah kecamatan masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Untuk itu, masyarakat diimbau tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang," imbaunya.
Berikut nama 11 orang yang menjadi korban tanah longsor di Kabupaten Muara Enim:
1. Darwis (46), warga Tanjung Lalang
2. Hardiyawan, warga Tanjung Lalang
3. Rukasih, warga Tanjung Lalang
4. Sandra (25) warga Mulyadadi, Cipari
5. Joko (26), warga Penyandingan
6. Purwadi (60), warga Penyandingan
7. Sulfiawan (30), warga Tanjung Lalang
8. Sumarlin (35) warga OKU Selatan
9. Hupron, warga Lampung
10. Komardani (48), warga Sukaraja
11. Labisun (40), warga Lampung Utara
Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi