Cantiknya Masjid Mahligai Minang dengan Sentuhan Pencahayaan Mumpuni

Sumatera | Senin, 20 Mei 2019 - 13:21 WIB

Cantiknya Masjid Mahligai Minang dengan Sentuhan Pencahayaan Mumpuni
INDAH: Masjid Mahligai Minang dengan sentuhan teknologi pencahayaan terkini dari Signify. (JPG)

PADANG (RIAUPOS.CO) -- Masyarakat Minang kini memiliki kebanggaan baru di daerahnya. Dia adalah Masjid Raya Sumatera Barat atau dikenal dengan Masjid Mahligai Minang. Masjid megah dengan arsitektur yang unik nan indah itu terletak di Jalan Khatib Sulaiman dan Jalan Ahmad Dahlan, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).

Bangunan utama masjid terdiri dari tiga lantai. Pemandangannya pun kini semakin cantik dengan sentuhan teknologi pencahayaan mumpuni dari Signify (dulu Phillips Lightning). Vendor teknologi pencahayaan itu telah memberikan tampilan baru untuk Masjid Mahligai Minang.

Baca Juga :Kediaman Imam Al Aqsa Diserbu Pasukan Israel

Tak hanya tampil cantik dan ikonik, masjid megah itu juga memiliki nilai historis sendiri lantaran dibangun saat gempa bumi menerjang pada 2009. Masjid Raya ini menjadi simbol harapan dan inspirasi, dan menaranya yang mencapai 85 meter telah menjadi ikon kota tersebut.

Dirancang oleh arsitek pemenang penghargaan Rizal Muslimin, Masjid Raya ini tidak memiliki kubah seperti masjid umumnya. Namun, atapnya merupakan interpretasi kontemporer dari atap lengkung tradisional yang ditemukan pada arsitektur Minang dengan pola gonjong berbentuk atap khas rumah Minangkabau.

Dibangun di atas lahan empat hektar, tempat ibadah umat muslim ini menjadi masjid terbesar di Sumbar dan masjid kedua terbesar di Sumatera yang mampu menampung 20 ribu jamaah untuk salat pada waktu bersamaan.

“Masjid Raya kami ini cukup sibuk. Banyak orang datang kemari tidak hanya untuk salat, tetapi juga untuk berpartisipasi dalam banyak kegiatan keagamaan yang diadakan di sini, baik sebelum fajar, maupun di siang atau malam hari,” jelas Karimis, seorang pejabat senior di manajemen Masjid Raya dalam keterangan resminya kepada JawaPos.com.(jpg)

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook