KAMPAR (RIAUPOS.CO) - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Riau Brigjen TNI (purn) Edy Natar mengunjungi Desa Wisata Koto Masjid, Kecamatan 13 Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau. Kedatangannya untuk hadir di acara Festival Kampung Patin, pada Sabtu (25/11).
Di Desa Koto Masjid hampir setiap rumah terdapat kolam ikan. Satu rumah minimal ada satu kolam patin, sehingga desa ini memiliki motto 'Tiada Rumah Tanpa Kolam'. Jumlah ini akan terus meningkat, lantaran setiap hari ada saja penambahan kolam baru.
Kehadiran Kampung Patin justru banyak memberi kesejahteraan dan dampak yang luar biasa bagi kemajuan desa. Bahkan, belum lama ini, Desa Koto Mesjid juga telah ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan RI menjadi Kampung Patin dan percontohan perikanan di Indonesia.
Desa Wisata Koto Masjid, Kecamatan 13 Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau
Keberadaan desa ini kini telah menjelma sebagai sentra perikanan. Mampu menghasilkan panen ikan patin 15 ton per hari. Ada 160 hektar cakupan kolam ikan yang menopang ekonomi warga di Kampung Patin. Nilai tambahnya adalah wisata alam dan wisata edukasi.
Dengan keberadaan destinasi wisata di desa ini, sejumlah pelajar, mahasiswa, akdemisi, kelompok tani tak jarang datang untuk melihat inovasi perikanan sembari wisata.
Di desa ini telah banyak menyerap tenaga kerja. Sedikitnya ada 32 usaha pakan ikan dan 60 kepala keluarga yang bekerja. Sejumlah warga lainnya menjadi suplier bahan baku pakan 35-40 ton per hari. Di sini ada 12 pondok pengasapan ikan salai patin. Ditambah lagi warga yang bekerja memanen ikan.
Warga di Kampung Patin tidak hanya menjual produk UMKM, pelet, benih, dan ikan segar. Namun, juga memberi fasilitas kegiatan pelatihan pembenihan ikan, cara pembuatan pakan ikan, dan pengolahan ikan.
Plt Gubri Edy Natar Nasution menyampaikan rasa bangga melihat perkembangan Desa Wisata Koto Mesjid. Ia melihat semangat warga desa di sana memiliki kreativitas dan inovasi untuk membangun desa.
"Jujur saya bangga dengan masyarakat Desa Koto Mesjid ini, dan desa ini juga bisa jadi contoh bagi desa-desa lainya yang ada di Riau dalam berusaha. Tambah lagi semangat para pemudanya yang begitu antusias dan memiliki kreativitas berwirausaha. Mewakili Pemprov Riau saya sangat mengapresiasi program ini. Mudah-mudah terus sukses ke depan," ucapnya.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Riau, Roni Rakhmat mengatakan, Desa Koto Mesjid merupakan satu di antara desa wisata terbaik di Provinsi Riau. Selain itu, pada tahun 2021 juga pernah meraih sejumlah penghargaan pada Anugerah Desa Wisata oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
"Kemudian, pada tahun 2021 lalu, Desa Koto Mesjid masuk ke dalam 50 besar anugerah desa wisata se-Indonesia oleh Kementerian Pariwisata. Desa Koto Mesjid ditetapkan sebagai desa terbaik II kategori suvenir ekonomi kreatif," kata Roni.
Sementara, Kepala Bidang Pemasaran Dispar Riau, Beni Febrianto saat di lokasi mengatakan, bahwa pihaknya telah memberikan dukungan untuk insan pariwisata dan ekonomi kreatif di sana.
Pemprov Riau melalui Dinas Pariwisata Provinsi Riau telah memberikan dukungan untuk perkembangan desa ini. Satu di antaranya dengan memberikan pendampingan pelatihan. Melibatkan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau dan PHR.
"Tujuannya adalah agar Desa Koto Mesjid ini mampu menjadi desa wisata yang menghasilkan produk-produk ekonomi kreatif yang bisa dijual. Sehingga mampu meningkatkan nilai ekonomi masyarakat setempat, " ujarnya.
Dijelaskan Beni, melalui pendampingan itu, terdapat 30 produk ekonomi kreatif (ekraf) yang telah dihasilkan. Kini 30 produk ekraf itu sudah mulai dipasarkan, bahkan ikut dalam pagelaran pameran yang ditaja oleh pemerintah dan BUMN. "Pada saat ini mereka juga sedang melaksanakan pameran yang dibawa oleh PHR ke Jakarta dalam rangka pameran BUMN se-Indonesia," tuturnya.
Ia berharap sektor pariwisata dan ekraf mampu menjadi sebagai salah satu ujung tombak. Sehingga mampu meraup pendapatan bagi masyarakat dalam meningkatkan perekonomian.
"Seperti yang dapat kita lihat sekarang, di bidang perikanan mereka sudah semakin mapan. Kita ingin tingkat ekonomi mereka bisa bertambah dibantu dari sektor pariwisata dan ekraf," tandasnya.
Desa Wisata Koto memiliki daya tarik wisata, rumah produksi kriya dari bambu, lidi sawit, rotan, dan pandan. Jarak tempuh dari Kota Pekanbaru menuju desa ini yakni 89 kilometer.
Di Kampung Patin ini juga memiliki beragam kuliner dari olahan ikan patin, di antaranya kerupuk patin, abon patin, bakso patin, siomay patin hingga es dawet patin. Kemudian, pelancong ke desa ini, juga disuguhi objek wisata alam air terjun sungai gagak, lembah aman, dan talau pusako.
Belum lama ini, Desa Koto Masjid juga meraih penghargaan Upakarya Wanua Nugraha sebagai dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian.(ifr/rio)