PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Riau telah rampung melakukan penilaian apresiasi desa wisata tahun 2023. Kegiatan ini sebagai ajang apresiasi dari Pemerintah Provinsi Riau kepada desa wisata di wilayah setempat.
Adapun lima dewan juri yang dilibatkan adalah, Ketua Dewan Juri, Dr Ir Eni Sumiarsih, MSc dari Sekolah Tinggi Pariwisata Riau, Master Asesor, Osvian Putra, praktisi di bidang kuliner, Alfa Frisa. Kemudian, ada juga juri di bidang digital kreatif, yakni Megi Irawan dan juri kehormatan, Kepala Dispar Riau, Roni Rakhmat.
Penentuan Apresiasi Desa Wisata Riau berdasarkan 5 kategori, yakni kategori daya tarik pengunjung, kategori homestay dan toilet, kategori CHSE (Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, Lingkungan) dan kelembagaan, dan kategori souvenir, kategori digital kreatif.
Kegiatan apresiasi tersebut, digelar di Zona Kuliner Halal, Aman dan Sehat (KHAS). Lokasinya, di kawasan Riau Garden, Jalan Soebrantas, Pekanbaru, pada Sabtu (02/12) malam.
Dispar Riau memberikan apresiasi untuk juara 1 Rp20 juta, juara 2 Rp15 juta, juara 3 Rp11 juta. Kemudian, untuk kategori desa wisata unggulan 1 Rp6 juta dan unggulan dua Rp5,2 juta. Totalnya hampir mencapai 100 juta rupiah.
Dewan juri menetapkan pemenang 12 besar lomba desa wisata dan apresiasi desa wisata Riau 2023. Juara 1 diraih oleh Desa Wisata Tanjung Punak, Kabupaten Bengkalis. Lalu, untuk juara 2 diraih oleh Desa Wisata Pebaun Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi. Lalu juara 3 diraih oleh Desa Wisata Koto Ruang, Kabupaten Rokan Hulu.
Kemudian, ada pula apresiasi desa wisata berdasarkan kategori daya tarik pengunjung. Juara unggulan 1 adalah Desa Wisata Kampung Bono, Kabupaten Pelalawan dan juara unggulan 2, yaitu Desa Wisata Kota Lama, Kabupaten Indragiri Hulu.
Untuk juara kategori homestay dan toilet, adalah Kampung Wisata Okura, Pekanbaru. Kemudian, pada kategori kelembagaan dan CHSE, juuara unggulan 1 diraih Desa Wisata Tanjung Belit, Kabupaten Kampar dan juara unggulan 2, adalah Desa Wisata Sungai Luar, Kabupaten Indragiri Hilir.
Selanjutnya, pada ketegori digital kreatif, juara unggulan 1 diraih oleh Desa Wisata Sungai Mempura, Kabupaten Siak. Desa Wisata Batu Tilam, Kabupaten Kampar meraih juara unggulan 2.
Pada kategori souvenir, juara unggulan 1 diraih oleh Desa Wisata Langgam, Kabupaten Pelalawan. Sementara, Desa Wisata Kedabu Rapat, Kabupaten Kepulauan Meranti meraih juara unggulan 2.
Kepala Dispar Provinsi Riau, Roni Rakhmat mengatakan, desa wisata adalah desa yang dijadikan tempat wisata dengan daya tarik wisata yang dimilikinya. Atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung pariwisata di desa wisata disajikan dalam suatu susunan kehidupan masyarakat. Menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.
"Jadi segala potensi wisata yang ada di desa harus bisa dioptimalkan. Bisa dijadikan suatu objek wisata, sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, dalam mengelola desa wisata.
Roni Rakhmat optimistis, bahwa sektor pariwisata mampu membantu menciptakan potensi ekonomi lokal yang berkelanjutan serta mendukung pembangunan di daerah. Ia mengucapkan tahniah kepada 12 desa wisata yang telah berhasil lolos penilaian dan berharap hasil penilaian ini, bisa memberikan motivasi kepada pengelola desa wisata lainnya.
"Kegiatan ini juga untuk meningkatkan, mengidentifikasi potensi desa wisata yang bangkit dan unggul. Sehingga, atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung pariwisata lainnya, mampu memikat wisatawan. Tahniah kepada desa wisata yang telah lolos kurasi. Semoga bisa memotivasi desa di Riau lainnya," ujarnya.
Sementara itu, Master Asesor yang juga dewan juri, Osvian Putra menjelaskan, bahwa jumlah desa wisata di Riau ada 134 desa. Proses penilaiannya terhitung selama tiga bulan. Penilaian administratif berupa protofolio desa yang disampaikan waktu pendaftaran.
"Setelah diverifikasi, desa wisata yang mendaftar otomatis akan terseleksi berdasarkan jumlah serta kualitas portofolio yang mereka sampaikan. Setelah itu, proses penilaian melalui visitasi ke Desa Wisata 3 bulan. Dari proses itulah akhirnya muncul 12 Desa yang masuk tahapan final,” jelasnya.
Diungkapkan, selama proses penilaian berlangsung seluruh dewan juri dapat melihat potensi-potensi tersembunyi di desa wisata yang selama ini tidak pernah disorot publik. Menurutnya, dari hal ini sekaligus juga dapat mengetahui keinginan warga desa.
“Kami senang bisa melihat potensi tersembunyi di desa yang selama ini tidak pernah terekspose. Apalagi dapat berkunjung ke desa wisata yang lokasinya jauh dan di pelosok yang selama ini jarang orang tahu. Dari situlah sekaligus bisa mendengar apa harapan dan keinginan para pegiat desa langsung dari tangan pertama,” ungkapnya. (rls/rio)