BATAM (RIAUPOS.CO) - Batam patut bersyukur. Karena di tengah melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, Batam justru mengalami deflasi khususnya untuk kelompok bahan makanan dan tarif angkutan udara.
“Kota Batam mengalami deflasi sebesar 0,66 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 0,24 persen (mtm),” kata Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri Gusti Raizal Eka Putera, Sabtu (8/9).
Deflasi Batam terutama karena penurunan harga dari sejumlah komoditas. Contohnya adalah bayam, kangkung dan cabai merah. Penurunan harga bayam dan kangkung ini karena seiring dengan upaya pemenuhan pasokan sayuran untuk memenuhi permintaan di Kepri.
“Sedangkan cabai didorong oleh ketersediaan stok yang cukup untuk memenuhi kebutuhan termsuk peningkatan permintaan saat Idul Adha seiring panen raya di sentra penghasil cabai,” jelasnya.
Berdasarkan hasil pantauan harga pada Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIPHS), harga rata-rata cabai merah di Sumatera Barat sebagai sentra pemasok cabai ke Kepri mengalami penurunan sebesar 2,22 persen. “Stoknya melimpah sehingga aliran pasokan ke Kepri dapat terjaga,” tambah Gusti.
Sedangkan untuk tarif angkutan udara mencatatkan deflasi sebesar 10,16 persen (mtm) pada Agustus 2018. “Penurunan tersebut karena penyesuaian tarif angkutan udara pasca Idul Fitri serta berakhirnya musim liburan sekolah sehingga harga menjadi normal,” ucapnya.(leo/jpg)