BUKITTINGGI (RIAUPOS.CO) - Gunung Marapi secara administratif berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar. Gunung Marapi merupakan gunung api paling aktif di Sumatra Barat dengan ketinggian 2.891 meter dpl.
Menurut laman resmi Provinsi Sumatra Barat, sejak waktu sejarah, Gunung Marapi sering meletus baik secara eksplosif maupun efusif. Kegiatannya bersumber pada beberapa kawah dan lapangan solfatara di sekitar puncaknya. Letusan terakhir pada umumnya eksplosif. Walaupun terdapat singkapan lava di sekitar puncak dan lereng bagian barat, tetapi itu terjadi pada masa prasejarah (Verbeek, 1919).
Pusat kegiatan berpindah secara tidak teratur diantara K. Tuo - K. Bungo - K. Bongsu menurut garis timur-barat daya dengan masa istirahat antara 1-28 tahun (van Padang, 1938). Dilansir dari BNPB, pada Ahad (3/12) sekitar pukul 14.54 WIB, Gunung Marapi kembali meletus dengan ditandai adanya muntahan kolom abu berisi material vulkanik hingga 3.000 meter dari puncak kawah yang disertai suara gemuruh.
Menurut hasil perekaman seismogram Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi Gunung Marapi terekam dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 4 menit 41 detik. Peristiwa meletusnya Gunung Marapi ini juga dibenarkan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Bambang Wasito dalam sambungan telepon.
“Benar. Kondisi Gunung Marapi meletus. Kolom abunya membumbung tinggi ke atas terlihat dari Agam,” jelas Bambang.
Menurut laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang mengutip keterangan PVMBG, aktivitas Gunung Marapi ini terpantau terdapat gejala peningkatan aktivitas vulkanik yang dapat terjadi erupsi eksplosif sejak Januari 2023. Maka dari itu, status status tetap di level II (Waspada) karena sewaktu-waktu dapat erupsi seperti yang terjadi kemarin.
Penetapan level II (Waspada) Gunung Marapi, masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan pada radius 3 km dari kawah/puncak. Rentetan erupsi Gunung Marapi berdasarkan data Global Volcanism Program, Smithsonian Institution, sepanjang sejarah letusannya, belum ada terjadi aliran lava di luar kawah puncak Marapi yang dilaporkan.
Berikut urutan peristiwa erupsi Gunung Marapi menurut catatan Kejadian yang dilansir dari Padeks menurut data BNPB.
- Pada 8 September 1830, Gunung Marapi pernah erupsi dengan mengeluarkan awan berbentuk kembang kol abu-abu kehitaman dengan ketebalan 1.500 meter di atas kawahnya, disertai dengan suara gemuruh.
- Pada 30 April 1979,menurut laporan pers Gunung Marapi kembali meletus dan saat itu disebutkan 60 orang meninggal dunia. Selain itu, disebutkan juga 19 orang pekerja penyelamat terperangkap oleh tanah longsor.
- Memasuki akhir tahun 2011 hingga awal tahun 2014, Gunung Marapi menampakkan peningkatan aktivitasnya melalui letusan yang menyemburkan abu dan awan hitam. Menurut catatan di akhir tahun 2011, semburan abu terbawa angin hingga mencapai Kabupaten Padang Pariaman.
- Pada tanggal 26 Februari 2014, Gunung Marapi meletus pukul 16.15 WIB, melepaskan beberapa material hingga ke wilayah Kabupaten Agam dan Tanah Datar.
- Pada7 Januari 2023, Gunung Marapi mengalami erupsi pada pukul 06.11 WIB. Saat Gunung Marapi erupsi, diketahui ada sejumlah pendaki yang masih berkemah. Padahal sebelumnya sudah ada imbauan kepada masyarakat, wisatawan maupun pendaki agar tidak mencapai puncak.
Sumber: Padang Ekspres/Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman