PADANG (RIAUPOS.CO) - Kawasan kampung Cina yang kerap disebut Kota Tua di Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) dianggap berpotensi untuk kawasan objek wisata. Pasalnya, puluhan bangunan tua yang sebagian sempat roboh akibat gempa 2009 silam, masih alami untuk dinikmati.
Hal ini disampaikan Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar, Nurmatias usai menghadiri rapat teknis bersama tim International Council on Monuments and Sites (ICOMOS), di ruang rapat Kantor Gubernur Sumbar, Senin (3/9).
Mereka datang untuk mengevaluas pengusulan Tambang Batu Bara Ombilin (TBBO) Sawahlunto, menjadi Warisan Budaya Dunia. Nurmantias berharap, Pemko Padang dapat memanfaatkan potensi tersebut. Dengan kata lain, tidak menyia-nyiakan bangunan kota dengan keadaan tidak terurus. “Pemanfaatan dan pelestarian Kota Tua sebagai objek wisata sejarah akan berdampak pada pariwisata dan geliat perekonomian masyarakat,” kata Nurmantias.
Paling tidak, terang Nurmantias, jumlah bangunan tua di Kota Padang, khususnya Kecamatan Padang Selatan mencapai lebih dari 70 unit. Bangunan itu menurutnya, tidak saja untuk kawasan wisata sejarah. Namun, juga dapat dijadikan sumber perekonomian. Seperti cafe, penginapan dan sebagainya. “Semakin dibenahi (Kota Tua) itu, tentunya semakin indah dan menarik pengunjung ke kota Padang,” katanya.
Sebelumnya, Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sumbar, Budiman juga mendorong Pemko Padang mempersiapkan wisata heritage salah satunya kota tua. Karena, wisatawan itu suka mencari hal yang baru untuk ditonjolkan. Tidak hanya wisata pantai, namun perlunya kunjungan ke lokasi bersejarah. “Jadi kita ingin menonjolkan hal yang baru. Dimana, kota tua merupakan lokasi yang patut dikunjungi wisatawan karena menyimpan banyak sejarah,” ujarnya.(rcc/jpg)