Pencari Kayu Diseret Harimau saat Tidur

Siak | Rabu, 21 Desember 2022 - 09:28 WIB

Pencari Kayu Diseret Harimau saat Tidur
Infografis (RIAU POS)

SIAK (RIAUPOS.CO) - Konflik manusia dengan harimau masih belum teratasi di Peninsula Kampar. Senin (19/12), seorang pencari kayu mahang bernama Acai tewas diterkam dan diseret harimau sumatera di hutan Sungai Belat, Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak.

Kapolsek Sungai Apit AKP J Purba didampingi Kanit Reskrim Bripka Deko S menjelaskan, korban mencari kayu bersama lima rekannya yakni Apen (43) warga Penyengat Siak selaku kepala rombongan, Cen Cen (20) penebang kayu warga Bengkalis, dan tiga lainnya.


Dikatakan Kapolsek, lokasi yang sulit dijangkau, tidak ada sinyal ponsel, kawasan hutan lebat dan masih terdapat binatang buas yang membahayakan membuat proses evakuasi berjalan tak mudah.

Peristiwa nahas ini terjadi subuh hari sekitar pukul 05.00 WIB. Namun, jasad korban baru bisa dievakuasi sekitar pukul 16.00 WIB, termasuk rekan-rekan korban ikut pulang ke kediaman masing-masing setelah dimintai keterangan oleh penyidik Polsek Sungai Apit.

Lebih jauh diceritakan Kapolsek, pada malam nahas itu, korban dan saksi Cen Cen tidur bersama di luar tenda dalam hutan Sungai Belat. Meski saat mencari kayu pada siang harinya mereka melihat ada jejak harimau, namun mereka tak menduga malam itu akan diintai dan diawasi.

Sekitar pukul 05.00 WIB, Cen Cen yang masih tertidur nyenyak, tiba tiba mendengar suara gaduh disertai erangan dari arah korban Acai. Saat bersamaan, saksi Apen juga mendengar suara erangan dari arah korban.

“Ketika Cen Cen menoleh ke arah posisi Acai, ternyata Acai sudah tidak ada, dan hanya ada bercak darah,” terang J Purba.

Dalam situasi masih gelap terlebih berada di dalam hutan, Apen dan Cen Cen bersama para pencari kayu mahang lainnya mencari korban.

Tak perlu waktu lama, korban ditemukan tergeletak tidak jauh dari bedeng tempat tidur para pekerja, atau sekitar 10-15 meter dari tenda, dengan kondisi tak bernyawa dan luka pada leher serta wajah. “Korban diserang saat tidur, lalu diseret oleh harimau. Harimau pergi ketika para saksi mencari dan menemukan korban,” ungkap Kapolsek.

Selanjutnya sekitar pukul 16.00 WIB, korban dievakuasi dan dibawa ke kampung halaman di Kampung Pangkalan Balak. ‘’Konflik manusia dan harimau ini, saya harapkan menjadi perhatian semua pihak untuk dicarikan solusi dan jalan keluar,” ujar Camat Sungai Apit Tengku Mukhtasar. Untuk menghindari agar kejadian serupa tak terulang, Tengku Mukhtasar berharap masyarakat tetap berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan. ‘’Tidak beraktivitas sendirian apabila  ke kebun atau ke hutan. Jangan berkegiatan di kebun atau jauh dari perkampungan sampai senja,’’ ujarnya.

Atas kejadian ini, Tengku Mukhtasar juga sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Koservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) agar menurunkan tim untuk melakukan pengamanan dan penyelamatan terhadap hewan buas tersebut.

Sementara Kaur Pemerintahan Kampung Teluk Lanus Kenang, menambahkan, kejadian seperti ini sangat dikhawatirkannya. Sebab, tidak tertutup kemungkinan harimau tersebut menyasar ke kampung, apalagi sudah berulang kali harimau menyatroni Kampung Teluk Lanus.“Kami minta pihak terkait lebih peduli atas apa yang terjadi ini dan menindaklanjuti sehingga konflik manusia harimau dapat diakhiri,” kata Kenang.

Sementara itu Kepala BBKSDA Provinsi Riau Genman S Hasibuan memastikan, lokasi pondok tempat pekerja diterkam harimau ini berada di kawasan habitat harimau sumatera.

‘’Pertama kami ingin menyampaikan belasungkawa terhadap pihak keluarga korban. Berdasarkan data kami, pondok peristirahatan para penebang kayu mahang itu memang berada di wilayah hutan Sungai Belat, Kampung Teluk Lanus yang merupakan habitat satwa liar,’’ jelas Genman.

Lokasi kejadian, sambung Genman, berjarak tempuh sekitar empat jam dari kampung Teluk Lanus menggunakan pompong. Lokasi tersebut berada sekitar 1,5 km dari muara sungai terdekat. Genman pun mengimbau agar masyarakat tidak melakukan kegiatan penebangan ilegal yang dapat merusak habitat satwa liar.

Masyarakat juga dilarang bertindak anarkis pada satwa liar terutama satwa liar yang dilindungi seperti harimau sumatera. ‘’Semoga masyarakat semakin peduli terhadap kelestarian habitat satwa liar yang dilindungi sehingga ini dapat meminimalisir potensi terjadinya interaksi negatif antara manusia dengan satwa liar. Ini adalah tugas bersama, tugas kita semua,’’ tutur Genman.

Lanjut Genman, Tim dari BBKSDA Riau telah berkoordinasi dengan Polsek Sungai Apit dan Camat Sungai Apit untuk mengingatkan masyarakat agar menghindari aktivitas di dalam hutan. Yang terpenting, kata Genman, tidak melakukan kegiatan penebangan liar.

‘’Tim BBKSDA Riau akan melakukan cek lokasi kejadian bersama kepala rombongan pekerja begitu selesai mengurus pemakaman dan berbelasungkawa dengan pihak keluarga,’’ ujar Genman.

Tim itu juga, tambah dia, akan berkoordinasi dengan pihak perusahaan yang berada di sekitar lokasi kejadian, yakni PT Uniseraya untuk melakukan pemasangan spanduk papan peringatan pada lokasi kejadian sehingga diharapkan dapat mencegah kejadian serupa terulang lagi.(mng/end)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook