Pengembangan Model Bisnis dan Restorasi Gambut Diawasi

Siak | Rabu, 07 Juni 2023 - 10:15 WIB

Pengembangan Model Bisnis dan Restorasi Gambut Diawasi
Penghulu Kampung Penyengat Abok Agustinus memberikan penjelasan terkait penanaman pohon kehidupan di lahan milik Kampung Adat, Suku Anak Rawa, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak. (MONANG LUBIS/RIAU POS)

SIAK (RIAUPOS.CO) - Riset aksi partisipatif yang dilaksanakan di dua desa atau kampung, Penyengat dan Kayu Ara Permai, terus dikawal keberlanjutannya.

Kegiatan ini ditaja Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) bersama dengan Pusat Studi Bencana Universitas Riau dan Sedagho Siak, dengan dukungan dari Temasek Foundation dan Singapore Cooperation Enterprise.


Salah satu bagian dari riset ini adalah lokakarya kebijakan dan proyek pengembangan model bisnis dan restorasi gambut menuju Siak Hijau yang dilaksanakan pada Selasa (6/6) di Sekretariat Siak Hijau, Kantor Bappeda Siak.

Disebutkan Ahmad Muhammad dari Pusat Studi Gambut dan Kebencanaan LPPM Unri didampingi Lead Research Group Green Value Chain, Integrated Business Model, & Innovative Financing CIFOR-ICRAF Indonesia Dyah Puspitaloka, kata kunci dari kegiatan yang dilakukan adalah keberlanjutan. Bagaimana melaksanakan keberlanjutan itu berjalan sesuai riset dan pengembangan model bisnis.

Pada umumnya pasca­proyek semua mengalami stagnan, namun untuk hal ini diharapkan terus ada pengawalan, sehingga jelas arahnya masyarakat pihak yang diharapkan menuai manfaat seiring berjalannya aktivitas kearifan lokal yang dilakukan.

’’Kami akan turun lagi, mengecek sejauh mata keberhasilan proyek penanaman pohon buah di Penyengat, kopi di Kayu Ara Permai, serta holtikultura sebagai tanaman pendamping yang dilakukan kelompok perempuan,’’ katanya.

Dengan turun kembali, akan diketahui apa kendala di lapangan, lalu dicarikan solusinya. Sehingga riset aksi partisipatif ini berjalan dua arah.

Sebagai wilayah gambut, apa yang dilakukan ini diharapkan dapat bermanfaat, dan ke depan menjadi acuan atau dapat ditiru masyarakat daerah lain yang hidup di lahan gambut.

‘’Riset kami seputar membersihkan dan mengolah tanpa bakar, mendapat respon positif dari masyarakat, karena sebagian besar sudah melakukan hal itu,’’ terang Ahmad Muhammad.

Sementara Kepala Bappeda Kabupaten Siak H Wan Muhammad Yunus mengatakan kegiatan itu sejalan dengan Perda Siak Hijau, yang bermuara pada menyejahterakan masyarakat.

’’Kami terus mengawal kegiatan ini, sehingga masyarakat menyadari bahwa Pemkab Siak selalu berusaha memberikan solusi konkret dengan bekerja sama dan bermitra dengan banyak pihak,’’ kata Wan Yunus.(mng)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook