DITEMUI terpisah, Kabid Ekraf Dispar Riau, Amry Setiawan, menjelaskan, Festival Jagat Teater Riau 2022 merupakan bagian dari Festival Ekraf Dispar Riau 2022, yang juga disatukan dengan kegiatan Kenduri Riau 2022. Selain pertunjukan teater yang waktunya dimajukan, dalam Festival Ekraf tersebut juga ada banyak kegiatan seperti pertunjukan musik, kuliner, tari, seni rupa, beberapa platihan ekraf, dll.
Amry mengucapkan terima kasih kepada para pekerja teater yang mempunyai ide untuk mementaskan Jagat Teater Riau 2022 tersebut. Menurutnya, ide-ide kreatif seperti ini sangat diperlukan oleh pihaknya sehingga kegiatan-kegiatan seperti itu bisa diselenggarakan dengan melibatkan langsung para pemiliki ide dan masyarakat secara luas.
“Kami di Bidang Ekraf Dispar Riau sangat mendukung kegiatan seperti ini karena langsung melibatkan orang-orang yang berada di bidangnya. Orang-orang yang tunak di bidang teater,” jelas Amry saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (4/10/2022).
Dijelaskan Amry, setelah mendapatkan masukan dan usulan dari para pekerja teater tersebut, pihaknya langsung mempersiapkan apa-apa saja yang diperlukan dalam perhelatan tersebut. Semua konsep pertunjukan diserahkan kepada tim kurator yang kemudian dibentuk, yang terdiri dari Marhalim, Fedli Azis, dan Ade Puraindra. Mereka bertiga yang menentukan tema dan konsep, juga grup teater mana saja yang lolos kurasi.
Awalnya, jelas Amry, sebagai orang “baru” dalam dunia kesenian, dirinya tak yakin pertunjukan teater akan mendapatkan perhatian dari masyarakat/penonton. Namun ketidakyakinannya itu kemudian terpatahkan, karena dalam tiga malam penyelenggaraan pertunjukan, tempat duduk di Gedung Teater Idrus Tintin penuh sesak oleh penonton. Masyarakat sangat antusias menyaksikan pertunjukan.
“Sejak itu saya yakin bahwa teater memiliki massa tersendiri dan harus dikembangkan. Saya ingin festival teater seperti ini menjadi agenda tahunan Bidang Ekraf di Dispar Riau,” jelas lelaki kelahiran Pekanbaru, 42 tahun lalu tersebut.
Dengan menjadikan kegiatan tersebut sebagai agenda tahunan, Amry berharap di masa mendatang semakin banyak kelompok teater yang bisa mengikutinya. Dengan begitu, proses pembinaan akan terus terjadi karena semua kelompok teater akan terus berlatih untuk mempersiapkan diri mengikuti festival yang diagendakan setiap tahun. Selain itu, Amry juga menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan teater ini, salah satunya workshop teater untuk pelajar, seperti yang diusulkan oleh tim kurator. Juga pelatihan dan lomba penulisan kritik teater, yang tahun ini penyelenggaraannya juga sudah berjalan bersamaan dengan Festival Jagat Teater.
“Menurut saya Jagat Teater Riau 2022 berlangsung sukses, baik dari sisi penyelenggaraan maupun antusiasme masyarakat. Saya berharap ini menjadi titik awal dari kembali bergairahnya dunia teater Riau setelah pandemi,” jelas lelaki yang lama bekerja di Biro Umum Setda Provinsi Riau tersebut.
***
ADA lima kelompok teater yang lolos kurasi dan tampil di Jagat Teater Riau 2022 yang diselenggarakan pada 24-26 September 2022 tersebut. Yakni Suku Seni dengan judul Dimensia, Mendaur Rumah Ingatan, disutradarai oleh Marhalim Zaini; Mini Teater dengan Lesung Gelagaran yang disutradarai Ade Puraindra; Teater Batra dengan HOM yang disutradarai Pay Lembang; Selembayung dengan Migran Terakhir yang disutradarai Fedli Azis; dan Rumah Budaya Tengku Mahkota dengan judul Buatan on Framework yang disutradarai Muhammad Rezza Akmal.
Selama tiga malam pementasan, apresiasi pecinta teater sangat tinggi. Mereka datang ke Gedung Teater Idrus Tintin dengan penuh antusias. Mereka datang dari berbagai kalangan dan usia. Tapi kebanyakan anak-anak muda milenial. Menurut Muhammad Rezza Akmal, antusiasme penonton yang datang dalam pertunjukan teater ini pertanda baik bagi dunia teater Riau. Sutradara Buatan on Framework yang tampil paling akhir pada Ahad (26/9/2022) ini mengaku senang dengan fenomena ini.
“Mungkin karena sudah lama tak ada pertunjukan teater di Idrus Tintin ya. Tetapi saya berharap ini benar-benar karena semakin banyak orang mencintai teater,” ujar Rezza Akmal, Sabtu (8/10/2022).
Rezza mengakui, pandemi corona memang nyaris membunuh kreativitas dan semangatnya dalam berteater. Pada masa hampir dua tahun tersebut, para anggota Rumah Budaya Tengku Mahkota yang dibinanya –yang sebagian mahasiswa— banyak yang memilih pulang ke kampung masing-masing karena kegiatan perkuliahan dilakukan secara daring (online). Akibatnya, proses latihan sangat terganggu dan rencana menyelenggarakan pertunjukan juga dihentikan.
“Saya benar-benar patah arang waktu itu. Anggota banyak yang memilih pulang kampung dan pertunjukan di tempat umum tidak dibolehkan,” jelasnya lagi.
Namun, di tengah segala keterbatasan itu, dia tetap mencari alternatif agar kegiatan berteater tak mati. Selain membuat pertunjukan secara off line dan di-posting di YouTube atau kegiatan-kegiatan podcast, Rumah Budaya Tengku Mahkota tetap membuat pertunjukan di studio mereka dengan pemain yang tersisa di Pekanbaru dan penonton terbatas. Hanya 20-30-an penonton yang hadir. Mereka tetap menjual tiket pertunjukan, dengan standar operasional corona yang ketat. Hal itu cukup mengobati kreativitas mereka. Setelah itu, saat prokes Covid-19 mulai longgar dan perguruan tinggi mulai melakukan proses belajar secara langsung seperti biasa, satu per satu anggotanya yang pulang kampung mulai berdatangan kembali. Gairah berlatih di sanggar pun muncul lagi.
Ketika Rumah Budaya Tengku Mahkota terpilih dalam kuratorial untuk tampil di Festival Jagat Teater Riau 2022, antusias dirinya bersama para anggota bertambah tinggi. Mereka berlatih dengan keras dalam persiapan pementasan tersebut. Sebagai kelompok teater yang selama ini tunak di teater tradisional Bangsawan, dia kemudian memutar otak. Persyaratan dari tim kurator bahwa pementasan Jagat Teater Riau 2022 diharapkan lebih esperimental dan inovatif, membuatnya harus mengubah naskah dari gaya teater Bangsawan menjadi lebih inovatif.
“Kondisi itu membuat saya harus mengubah naskah agar lebih eksperimental. Kami masukkan bagaimana proses latihan kami ke panggung. Dan jadilah pementasan kami, bergaya teater Bangsawan yang inovatif. Nanti kami akan mementaskan khusus Teater Bangsawan yang proses latihannya ada dalam Buatan on Framework,” ujar Rezza lagi.
Dia berharap, Festival Jagat Teater Riau akan terus berkesinambungan di masa mendatang agar para pegiat teater di Riau mempunya agenda tahunan. Menurutnya itu penting karena agenda tahunan akan membuat sanggar dan pegiat teater terus menulis naskah dan terus berlatih karena ada agenda yang akan diikuti. Kalau tidak ada agenda khusus, mereka juga tak fokus latihan karena harus mencari tempat pertunjukan laiannya yang tak pasti.***
Laporan HARY B KORIUN, Pekanbaru