ANUGERAH SAGANG KENCANA 2015

Dari Gitaris Simpang Menjadi Komposer Andal

Seni Budaya | Rabu, 28 Oktober 2015 - 10:43 WIB

Dari Gitaris Simpang Menjadi Komposer Andal
Eri Bob

Musisi Heri Syahrial didaulat sebagai penerima Anugerah Sagang Kencana 2015. Pria yang akrab disapa Eri Bob itu tak pernah menduga bakal mendapat penghargaan itu. Malam ini (28/10), Eri Bob akan menerima penghargaan itu pada puncak Anugerah Sagang di lantai 11 Graha Pena Riau.

"SAYA tak menyangka sama sekali. Kabar itu pun saya dapat dari BBM (BlackBerry Messenger, red) seorang kawan yang mengucapkan tahniah. Saya pun heran. Setelah diberi tahu, saya beli koran, barulah saya percaya. Terima kasih tentunya saya ucapkan kepada panitia Anugerah Sagang telah mempercayai saya,"  ucap pria kelahiran Bengkalis, 30 Januari 1965 itu.

Bercerita tentang proses kreatifnya, Eri Bob menyebutkan, hampir tidak ada keturunan keluarga yang menjadi figur dalam bermusik. ‘’Paling Mak saya penyanyi paduan suara di kampung,’’ katanya seraya menjelaskan sebagai anak pulau, justru yang sangat berpengaruh itu adalah kawan-kawan.

Baca Juga :Aryaduta Hadirkan Heritage Holidays Festive Season 2023

Diceritakannya, dahulu dalam pergaulan sehari-hari di kampung, tidak ‘’keren’’ kalau tidak bisa bermain gitar. Sambil duduk di simpang, biasanya masing-masing kawan menunjukkan kebolehan dalam bermain gitar.

‘’Tanpa disadari kemudian, hal itu memicu kami untuk bersaing, siapa lebih lihai. Itulah saya kira pemicu saya kemudian hari ini memilih musik sebagai pilihan hidup,’’ jelasnya.

Dalam proses berikutnya, usai tamat SMA, Eri Bob pindah ke Pekanbaru. Berbekal kebolehannya ngeband, akhirnya dia dikontrak selama dua tahun oleh sebuah perusahaan minyak untuk bermain musik dengan kawan-kawan lainnya.

‘’Waktu itu belum lagi mendalami musik Melayu, masih jadi anak band biasa saja,’’ kenang pimpinan Geliga tersebut.

Setelah kontrak selesai, Eri melanjutkan kuliah di Universitas Lancang Kuning, jurusan Adminstrasi Negara. Sekitar tahun 97-98, di era reformasi, barulah kemudian mulai mempelajari dan mendalami musik Melayu dengan mengaransemen beberapa buah lagu Melayu. Sebelumnya, kata Eri, bukan tidak tahu, hanya saja sebelum reformasi itu, musik Melayu tidak pernah digaungkan di Pekanbaru ini. Bahkan berbahasa Melayu saja selalu dianggap ‘’kampungan’’ oleh rekan-rekannya.

Barulah kemudian, tahun 2000, bersama-sama kawan-kawan dan diperkuat oleh budayawan Yusmar Yusuf membentuk sebuah grup musik bernama Geliga. Grup ini sebelumnya juga sudah pernah mendapat Anugerah Sagang kategori Institusi Pilihan pada 2007. Namun Eri Bob sendiri, juga sudah pernah juga mendapat Anugerah serupa kateogri karya non-buku, ‘’Zapin Cemeti’’, sebuah gubahan musik.

Bersama rekannya di Geliga, Eri selaku komposer dan arranger, mengusung konsep musik Kolaborasi Jazz Melayu. Telah melahirkan tiga album di antaranya Instrumental Jazz Melayu, Dang Bulan Nan Julang dan Tan Malaka. ‘’Kenapa jazz? Karena sebelumnya saya juga sudah hobi dengan musik jazz, aliran musik yang ingin dipelajari lebih mendalam. Bagi saya, jazz berbeda dari musik yang lain, banyak tantangan dari segi melodi, skill, harmonis dan accord-nya sangat menantang untuk diketahui,’’ ucapnya kemudian.

Geliga saat ini sedang mengerjakan album yang keempat. Di album ini, kata Eri Bob, akan dibantu pengisian player dari beberapa kawan pemain jazz papan atas Indonesia seperti Indro Hardjo Dikoro (pemain bass dari Jakarta), Harrri Toledo (bassis dari Jakarta), Adi Darmawan (bassis dari Jakarta), Rio Sidik (pemain terompet dari Bali), Agam Hamzah (gitaris dari Jakarta) dan Edi Syakromi (drummer dari Jakarta).

Selain itu, Eri Bob juga aktif di grup musik yang didirikannya untuk mengisi kekosongan personel di Geliga. Beberapa personel di Geliga, banyak yang merantau ke luar negeri, pindah tempat tinggal. Sehingga akhirnya, dia membentuk grup musik bernama Bujanggi dengan konsep yang tak jauh beda.

‘’Grup itu proyek pribadilah, mengisi kekosongan saja,’’ ucapnya.

Bagi komposer yang tunak di konsep kolaborasi Jazz Melayu itu, bermusik sudah menjadi pilihan hidupnya. Meskipun diakuinya, pilihan itu memang sedikit berat apalagi tinggal di daerah seperti di Pekanbaru ini. Namun demikian, berkat keyakinan dan ikhlas menjalaninya serta fokus.

‘’Semua itu tergantung kita menjalaninya,’’ tutup Eri Bob.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook