"Kami juga sudah terbiasa bersusah-payah berkesenian di daerah, apalagi untuk berprofesi sebagai seniman murni yang menggantungkan ekonomi dari kerja seni. Namun sekarang untuk bergerak keluar rumah saja malah membahayakan kita dan orang lain. Dan di sinilah peran pemerintah untuk memikirkan nasib salah satu kelompok masyarakatnya," jelas pencipta lagu daerah terbaik nasional tahun 2010 tersebut.
Rino berterima kasih kepada Direktorat Jendral Kebudayaan Kemendikbud yang memberikan program mitigasi untuk pertunjukan daring. Seluruh seniman di Indonesia sudah ikut dan tayang di akun Youtube Budaya Saya. Selain pertunjukan juga diberi bantuan produksi. Dalam tahapannya akan ada seleksi karya dan konsep, seluruh seniman di Indonesia ikut mengisi formulir. Riau Rhythm, jelasnya, ikut dalam tahapan pertama tanggal 30 Maret lalu.
"Kegiatan itu sangat membantu, dan di Riau sendiri mungkin sudah banyak seniman yang ikut mendaftar dan tinggal tunggu jadwal pertunjukan daring saja. Menurut saya, sebaiknya daerah juga membuat hal yang sama agar seluruh seniman dan pendukung kesenian yang belum beruntung bisa terbantu juga," ungkap peraih Medal de honours musica-Folklore Festival Italia 2001 ini.
Dijelaskannya lagi, dalam kondisi begini penting sekali bantuan pemerintah karena dia dan temannya, juga seniman lainnya, benar-benar tidak bisa ke mana-mana lagi. Memang bukan hanya seniman yang berdampak sulit, juga seluruh elemen masyarakat kena imbas. Akan tetapi, katanya, pemerintah mempunyai instansi-instansi terkait membawahi segalanya. Ada Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian dan lain-lainnya, yang mestinya bisa melakukan sesuatu karena mereka memiliki anggaran dana.
"Mestinya mereka tanggap dalam keadaan seperti ini untuk hadir kepada seniman. Bahkan maestro-maestro di kampung-kampung sangat butuh bantuan dari pemerintah. Bukan kita semua menyalahkan pemerintah, namun di saat seperti ini peran pemerintah penting untuk mengatur, membantu, dan menyelesaikan," jelasnya lagi.
Dia merasakan, dalam kondisi wabah virus corona sekarang ini, terlihat bahwa sebagian dari pemerintah seakan-akan hanya memandang seniman itu sebagai obyek penghibur semata, pengisi panggung-panggung seremonial belaka. Kata dia, pemerintah tidak pernah mencari tahu seniman itu sudah sejauh apa berbuat, berdiplomasi budaya kepada bangsa-bangsa lain tentang kultur dan keberhasilan apa saja di daerahnya, serta telah mengangkat nama daerah, bangsa, dan negara ke belahan dunia lainnya.
Dalam peta seni musik Riau, bahkan Indonesia, Rino Dezapati bersama Riau Rhythm, sudah sangat dikenal. Selain meraih banyak penghargaan, dia dan grup musiknya juga sering ikut festival di banyak negara, termasuk Spanyol, Italia, dan lainnya.
Selain mendirikan dan direktur di Riau Rhythm sejak 2001 hingga kini, dia juga ikut mendirikan Malay Music Institute bersama OK Pulsiamitra dan Ben M Pasaribu yang melahirkan Riau Hitam Putih International World Music Festival.
Hingga kini, bersama Riau Rhythm, sudah menghasilkan tujuh album, yakni Music Etnotronica (2002), Satelite of Zapin (2004), Riau Kemilau (2007), Atan Hip Hop (2009), Malay Lounghe (2010), Malay Teraphy (2013), dan Suvarnadvipa (2015).
"Mungkin wabah ini menjadi bahan renungan pemerintah terhadap seniman dan perkembangan kesenian, serta kebudayaan. Selain pemerintah, para wakil rakyat harus berpikir ikut membantu atau memperjuangkan rakyat yang memilih mereka dengan menekan pemerintah agar melakukan sesuatu," ujar Rino mengakhiri.
Laporan/Editor: Hary B Koriun