PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Rapat persiapan acara penyerahan sertifikat pantun sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dunia oleh UNESCO di laksanakan Rabu (23/3/2022) malam.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen mewakili Pemerintah Provinsi turut hadir dalam rapat yang dilaksanakan melalui zoom tersebut. Agenda pertemuan malam itu membahas rancangan kegiatan yang diprogramkan pemerintah pusat.
Sesuai informasi yang disampaikan Kemendikbudristek RI, antara lain Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Dr Restu Gunawan MHum dan pihak Dit PTLK, bahwa sertifikat pantun akan diserahkan UNESCO ke Pemerintah Indonesia pada 24 Mei 2022 mendatang. Untuk itu diperlukan koordinasi dan kerja sama berbagai pihak.
‘’Kami mendapat undangan rapat ini beberapa waktu yang lalu. Pemerintah pusat melalui kementerian terkait menginginkan adanya sinergi antarpihak dalam menyambut penyerahan sertifikat pantun oleh UNESCO,’’ papar Kadisbud Yoserizal usai mengikuti rapat singkat dari Pekanbaru.
Dia mengatakan bahwa Gubernur Riau menyambut baik keterlibatan Provinsi Riau dalam proses persiapan acara penerimaan sertifikat pantun ini. Bahkan pihak Provinsi Riau diminta untuk menampilkan pertunjukan di hari tersebut. Gubernur berharap semakin banyak WBTB Riau bersama WBTB daerah lainnya diusung ke UNESCO.
‘’Pihak Kemendikbudristek telah memasukkan Randai Kuantan sebagai salah satu pengisi acara. Selain sudah WBTB nasional, karya budaya ini dinilai cukup menarik untuk merangkul dan menyemarakkan acara bersama UNESCO nantinya,’’ tambah Yoserizal lagi.
Selain Provinsi Riau yang diwakili oleh Kadisbud, hadir pula Kadisbud Kepri dan Ketua Umum Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) serta pemangku kebijakan terkait. Dari pertemuan tersebut diharapkan persiapan yang optimal sehingga momentum penyerahan sertifikat pantun semakin memperkuat usulan hari pantun nasional bahkan dunia.
‘’Kami bersyukur bahwa Provinsi Riau bersama ATL sukses mengusung pantun ke UNESCO dengan dukungan pemerintah pusat dan berbagai pihak. Untuk itu mari kita lestarikan pantun sebagai budaya dunia," ujarnya.
Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)
Editor: Hary B Koriun