Agus DS Hadir di Workshop Mendongeng

Seni Budaya | Kamis, 21 Maret 2019 - 11:15 WIB

Agus DS Hadir di Workshop Mendongeng
HARI DONGENG: Agus DS menjadi narasumber di Workshop Mendongeng yang ditaja Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Pekanbaru, Rabu (20/3/2019).

KOTA (RIAUPOS.CO)  - Dalam rangka memperingati Hari Dongeng Sedunia yang jatuh pada 20 Maret, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pekanbaru taja Workshop Mendongeng bersama Kak Agus DS. Lokasi, Ruang Baca Anak Perpustakaan Umum Kota Pekanbaru di Jalan Letjend S Parman, Rabu (20/3).

Turut hadir, Nelfiyonna selaku Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pekanbaru beserta stafnya, Dadang perwakilan dari Pustaka Wilayah Soeman HS, Agus Djava Soedik sebagai pemateri/pendongeng dan Guru TK di kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru sebagai peserta.

Nelfiyonna dalam sambutannya sampaikan acara workshop ini sekaligus untuk memperingati hari dongeng yang jatuh pada 20 Maret. “Sasarannya guru TK karena anak usia emas berada di tangan guru-guru baik PAUD maupun TK. Anak-anak masih banyak berimajinasi dan melakukan fantasi sebagai satu hal yang nyata. Misalnya bisa menjadikan kotak sebagia mobil-mobilan. Sehingga bisa meningkatkan daya ingat dan kognitif anak,” lanjutnya.
Baca Juga :Drainase Pasar Induk Harus Segera Dibangun

Tentunya guru TK sangat berperan dalam hal ini. Kemudian dengan dongeng bisa menemukan generasi emas Kota Pekanbaru sesuai visi smart city madani. “Dongeng pun harus mempunyai seni supaya terwujud secara maksimal. Sehingga mudah terserap oleh anak dan menyenangkan,” terangnya.
Diharapkan juga setelah selesai dari acara ini, guru bisa menyalurkan ilmunya ke guru-guru lain di TK yang ada kecamatannya, serta bisa menjadi generasi pendongeng seperti Kak Agus DS.

Pendongeng, Agus Djava Soedik yang lebih dikenal Kak Agus DS, akan membuat grup bagi peserta yang hadir di Pustaka Umum yang bernama GAIB (Gerakan Ayah Ibu Bercerita). Serta akan adakan seminar online dua pekan sekali.

“Bagi yang punya Taman Bacaan Masyarakat atau TBM dan apapun itu yang berbentuk taman agar laporkan hari ini kepada kami untuk didaftarkan menjadi Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB). GPMB sudah sampai ke kabupaten,” jelasnya.

Bagi siapa yang bisa hadir membawa lima orang akan mendapat hadiah buku. “Kemarin kami pergi ke Pasir Pangaraian sampai tiga hari untuk traveling literasi. Tujuannya pergi ke wisata Air Panas dan Benteng Tujuh Lapis hanya untuk membuat konten dan mencari calon-calon penulis untuk menerbitkan buku,” paparnya.

Caranya, setiap yang hadir menulis dongeng yang aneh-aneh. Membuat cerita tidak usah berbelit-belit. “Saya mendesak Bu Kadis untuk membuat kafe literasi. Bagaimana ada anak yang mau baca buku kalau orangtuanya tidak ke pustaka, bagaimana ada anak yang mau baca kalau tidak diantar orangtuanya. Sudah diantar tapi tidak ada kantin, orangtuanya malas menunggu. Jadi sekarang harus ada kafe literasi,” ucapnya.

Pada tahun 1975-1978, Agus DS dinobatkan menjadi pendongeng nasional. Tahun 1986 tidak boleh lagi, hingga akhirnya empat tahun berturut-turut setelahnya menjadi pendongeng tingkat Asia. Lalu dalam lima tahun menjadi pendongeng tingkat Asia selama tiga tahun berturut-turut. Pada 2008 Agus DK sudah mulai menulis buku. Tahun 2019 ini sudah menulis buku sebanyak 21 buah buku. “Di dalamnya berbicara tentang story telling. Nantinya akan berbicara tentang hit telling,” jelasnya.

Agus DS pada sudah 42 tahun mendongeng. Menurutnya, mendongeng tidak hanya sekadar duduk manis namun harus bisa berintonasi dan berkomunikasi. Ketika ada anak yang tidak memperhatikan jangan ditegur, tapi dicoba dengan cara lain seperti ada adegan antagonis ataupun lelucon, sehingga dia memperhatikan.(*3)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook