Kehilangan
Cinta, pengorbanan sekaligus dendam.
Dengan waktu yang berkedip menemui
jantung seseorang. Menyembunyikan
waktu dari balik dunia. Perjalanan yang
selalu punya caranya sendiri. Biarpun
suatu kali aku rindu itu ombak,
darah-darah. Dimana malaikat berlabuh
tanpa cinta tanpa dendam. Seseorang
tanpa dunia lebih manis dari perasaan.
-di pantai baron, 2013
Karangan Bunga
Kepada wanitaku, tanpa waktu dan hujan
kamu bawa aku berteriak seribu karangan
bunga. Kamu di musim perubahan, gugur
untuk terlahir sebab makan api dan aroma
cinta. Kali ini tidak ada aku mencari sajak
pengorbanan. Kepadamu kapulaga seperti.
Setiap kepak burung ara dengan bertubuh
lebih cepat. Dari kamu di waktu ini, sedang
menulis yang perayaan milik aku dan kamu
saja.
-di hutan djuanda, 2014
Irham Kusuma, lahir di Bandung pada tahun 1995. Mahasiswa Jurusan Kimia, Universitas Jenderal Achmad Yani, kini aktif berkarya di kota kelahirannya. Puisinya termuat dalam antologi Fragmen Perjamuan: Temu Sastrawan Fokus Sastra (2014), dan Bendera Putih Untuk Tuhan ( Puisi Pilihan Riau Pos, 2014).