RUU TENTANG KEBUDAYAAN

Tradisi itu "Mahal" Harganya

Seni Budaya | Minggu, 13 Desember 2015 - 11:28 WIB

Tradisi itu  "Mahal" Harganya
Panja Kebudayaan Komisi X DPR RI berfoto bersama anggota dan sesepuh Sanggar Tengkah Zapin di rumah budaya Tengkah Zapin beberapa waktu lalu. Jefri al Malay/Riau Pos

RIAUPOS.CO - Upaya penggalian dan pelestarian terhadap seni tradisi selalu didengung-dengungkan dalam setiap kesempatan yang berbau kebudayaan. Hal itu tentu saja, sebuah penekanan akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Di samping itu, sebagai sebuah upaya penghargaan terhadap warisan yang telah diturunkan secara turun-temurun.

Tradisi itu “mahal” harganya. Hal itu disampaikan ketua Penja Kebudayaan Komisi X DPR RI, Mujiburrahman ketika melakukan peninjauan lapangan ke sanggar seni atau komunitas di Pekanbaru yang salah satunya di sekre Sanggar Tengkah Zapin pada Jumat lalu. Peninjauan yang dilakukan merupakan rangkaian dari kunjungan kerja dalam mendapatkan masukan terkait pembahasan RUU tentang kebudayaan.

Baca Juga :Sisir Nelayan Tradisional di Perbatasan NKRI-Malaysia

Mujiburrahman menegaskan bahwa seni-seni tradisi harus terus dilestarikan dan dilakukan pengkajian akan keberadaanya. Karena seni tradisi merupakan aset dan kekayaan bangsa yang di dalamnya terdapat nilai-nilai atau cerminan nenek moyang kita.

“Peninjauan yang kami lakukan adalah rangkaian dari kunjungan kerja dalam rangka mendapatkan masukan terkait pembahasan RUU tentang kebudayaan. Pagi tadi, kita sudah bertemu dengan pemangku adat, seniman dan budayawan di provinsi Riau dan di sanggat Tengkah Zapin ini, kami disuguhkan dengan seni tari zapin tradisi. Menurut saya, bentuk seni seperit ini memang harus terus dilestarikan, upaya penggalian harus terus diupayakan. Dan sanggar-sanggar seperti ini harus mendapat perhatian dari pemerintah baik dari pusat maupun dari daerah, karena inilah aset kita,” ujarnya yang ketika itu didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau, Kamsol serta Kepala UPT Museum dan Taman Budaya, Sri Mekka.

Sebelumnya, rombongan Penja Kebudayaan Komisi X DPR RI yang langsung disambut oleh Pembina Sanggar Tengkah Zapin, Yoserizal Zen disuguhan tari tradisi zapin Meskom. Sekelompok pemusik dan penari menyuguhkan tarian itu di hadapan rombongan  yang duduk santai di pondok yang terdapat di Sanggar Tengkah Zapin. Selain itu juga, rombongan dihiburkan dengan nyanyian dari penyanyi-penyanyi cilik yang tergabung dalam Tengkah Zapin Young Voice.

Di akhir peninjauan itu, dinobatkan pula artis Indonesia, Jamal Mirdad yang juga merupakan anggota dari Komisi X DPR RI untuk menyanyikan dua buah lagu kesayangannya. Kontan saja, para pengungjung yang ikut meramaikan acara tersebut merapat ke panggung dan bernyanyi bersama-sama.

Pembina Tengkah Zapin, Yoserizal Zen mengatakan kunjungan yang dilakukan hanya rangkaian dari kunjungan kerja. Salah satu sanggar yang dikunjungi adalah sanggar Tengkah Zapin yang dalam hal itu, diterangkan Yoserizal Zen yang juga merupakan Kepala Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi itu bahwa sanggar TZ memang sejak awal dibentuk, konsisten terhadap seni tradisi terutama seni tari zapin.

“Karena seni tradisi hari ini masih kurang peminatnya terutama dari kalangan generasi muda. Padahal di Riau, seni-seni tradisi cukup banyak dan kaya dengan beragam bentuk yang menjadi pekerjaan bersama untuk dilakukan penggalian dan meningkatkan pelestariannya. Seni-seni tradisi inilah yang seharusnya diperkenalkan ke dunia luar,” ujar Yoserizal Zen. (jef)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook