OPERET JANG SI BONO

Gelombang Bono versi Muara Takus

Seni Budaya | Minggu, 08 November 2015 - 00:12 WIB

Gelombang Bono versi Muara Takus

CERITA rakyat Muara Takus berjudul “Jang si Bono” tidak sepopuler cerita rakyat Riau lainnya seperti “Dedap Durhaka”, “Batang Tuaka”, “Si Lancang”, atau “Tengkuluk Paya”. Kisah-kisah anak durhaka tersebut tentu saja ditujukan bagi anak-anak usia dini. Kisah yang dapat dijadikan pelajaran bahwa anak dituntut untuk patuh kepada orang tua yang telah melahirkannya.

Cerita tradisional atau cerita rakyat “Jang si Bono” asal Muara Takus di XIII Koto Kampar juga berkisah tentang seorang anak yang telah mendustai dirinya dengan melupakan ibu kandungnya. Jang si Bono yang berhasil dan sukses di negeri orang malu mengakui ibunya yang renta dan miskin papa di kampong halamannya. Sang ibu yang kecewa lalu mengutuk anaknya dan Jang si Bono dan istrinya pun menjelma menjadi naga. Sedang anak-anak buah kapal Jang si Bono berubah menjadi Burung Perenggam dan lainnya.

Baca Juga :Peselancar dari Jepang dan Bali Mulai Datang Menaklukkan Ombak Bono

Maka sejak saat itu, Jang si Bono yang dikutuk menjadi naga menghilir ke laut lepas melewati Kuala Kampar. Dan jika ia rindu ibunya, maka anak itu akan kembali ke sungai untuk mengunjungi ibu kandungnya. Inilah salah satu versi cerita rakyat terjadinya Gelombang Bono di hilir Sungai Kampar. Gelombang yang terjadi akibat bertemunya arus sungai dangkal dengan air laut. Paling tidak, selain kisah itu syarat makna, juga sebagai upaya untuk memperkenalkan fenomena alam yang ada di Riau, tepatnya di hilir Sungai Kampar yang saat ini terdapat di Kabupaten Pelalawan.

Lembaga Teater Selembayung melalui komunitas asuhannya Sanggar Keletah Budak lalu mengolah kisah Jang si Bono menjadi karya panggung. Karya berupa operet anak berjudul “Jang si Bono” itu pun telah dipentaskan ke dahapan publik, baik pada Festival Teater Nasional Anak-anak Indonesia 2015 di Graha Bakti Budaya, Jakarta maupun pada peringatan Hari Sumpah Pemuda 2015 lalu di auditorium Wan Galib – Badan Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Riau. Operet tersebut mendapat apresiasi positif dari penonton. Bahkan para penonton mengakui, dari hasil menonton itulah mereka mengetahui kisah fenomena bono versi Muara Takus.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook