Peselancar dari Jepang dan Bali Mulai Datang Menaklukkan Ombak Bono

Infotorial | Selasa, 28 November 2023 - 17:28 WIB

Peselancar dari Jepang dan Bali Mulai Datang Menaklukkan Ombak Bono
Peselancar tengah menikmati berselancar di Ombak Bono, Pelalawan. (DISPAR RIAU UNTUK RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Memasuki akhir tahun, riuh suara gelombang pasang besar mulai terdengar dari hilir Sungai Kampar. Ombaknya menggulung masuk dari arah pantai timur Sumatra menuju Desa Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Ombak Bono! begitu warga Desa Teluk Meranti menyebutnya. Fenomena alam ini muncul ketika pasang bulan purnama pada  awal tahun dan menjelang akhir tahun.


Di tengah gemuruhnya air sungai, tampak keindahan ombak yang menggulung-gulung seperti mengisyaratkan pelancong untuk datang melihatnya. Keajaiban tersebut menjadi sorotan para warga setempat dan perhatian wisatawan. Rasa penasaran terpicu untuk menyaksikan gelombang tinggi yang menggulung di permukaan Sungai Kampar.
tambah
Peselancar tengah menikmati berselancar di Ombak Bono, Pelalawan.

Bono merupakan suatu kejadian alam yang unik, fenomena ini terjadi ketika arus sungai dan arus laut beradu. Lalu ada pertemuan di mulut muara, yaitu dari Sungai Kampar dan Selat Malaka.

Gabungan arus ini menciptakan ombak yang meliuk-liuk, membentuk gelombang besar yang mampu menjalar hingga puluhan kilometer ke hulu sungai. Ombak yang disebut Seven Ghost atau Tujuh hantu itu mampu bertahan hingga dua jam lamanya. Kemudian, bono akan menghilang di hulu.

Gelombang ini hanya terjadi pada saat-saat tertentu, terutama pada periode pasang purnama. Ombak besar bisa disaksikan pada Oktober hingga Desember. Bono akan kembali datang antara Februari hingga Maret. Namun, tak sebesar sebelumnya.

Ombak bono banyak mendatangkan para wisatawan. Apalagi bagi pecinta olahraga surfing, tentu saja menjadikan kawasan itu sebagai wahana selancar dengan menggunakan sebilah papan untuk bermanuver.

Pemandu wisata di Teluk Meranti, Eddie Bono mengatakan, dalam hitungan awal tahun 2023 hingga sekarang, sudah berbagai wisawatan asing dan lokal yang datang. Menurutnya, turis-turis tersebut bukan hanya berasal dari benua Asia saja tetapi ada juga yang rela jauh-jauh dari negeri Paman Sam.

“Sejak awal tahun kemarin, sudah ada wisatawan dari Australia, Brasil, Amerika dan lainnya. Hari ini tadi kita kedatangan peselancar dari Bali dua orang dan satu peselancar Internasional asalnya itu dari Jepang," kata Eddie, Selasa (27/11).

Dijelaskan Eddie, bahwa tahun ini diperkirakan puncak ombak bono di Sungai Kampar Teluk Meranti berada pada tanggal 29 November Hingga 1 Desember. Ia menambahkan, prediksi tersebut dihitung berdasarkan kemunculan bulan dan pendapat masyarakat yang ahli memahami karakteristik ombak.

"Puncak gelombang Bono ini diprediksi tanggal 29 November. Tapi, sebenarnya pada tanggal 30 November sampai 1 Desember itu masih ada bono. Tinggi bono tahun ini yang sudah nampak, kurang lebih itu ada tiga meter, selama wisatawan berselancar kami ada mendampingi sebagai tim rescue," ucap Eddie.

Eddie menerangkan, bagi wisatawan yang ingin melancong tak usah khawatir untuk mencari tempat istirahat. Di Desa Teluk Meranti sudah ada dua penginapan. Lokasinya tidak begitu jauh dari lokasi ombak Bono.

"Penginapan yang terdekat ada dua, Mega Lestari dan Ogies Hotel. Harga yang  ditawarkan per-malamnya itu mulai dari 150 ribu rupiah," terangnya.

Begitupun untuk tempat makan, pelancong jangan takut kelaparan tidak mendapatkan asupan. Sebab di sekitar lokasi dermaga Kampung Bono, banyak berbagai kuliner dan kudapan yang bisa disantap wisatawan.

"Kalau ingin mencari makanan, di sekitar tepian darmaga ini telah banyak disediakan tempat makan, tinggal pilih saja,” ucapnya.

Ombak Bono mampu mengundang kagum para turis asing. Fenomena itu tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat setempat, tetapi juga menjadi bukti Indahnya keberagaman alam Indonesia.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Roni Rakhmat mengatakan, pemerintah selalu berupaya untuk mengembangkan wisata bono agar dikenal dunia dan menjadi tujuan wisatawan. Kementerian Pariwisata, Pemerintah Provinsi Riau, dan Pemerintah Kabupaten Pelalawan terus mempromosikan event ini.

"Pemkab Pelalawan melirik bono sebagai potensi pariwisata, khususnya bagi turis dengan minat khusus seperti para peselancar. Tak hanya itu, pemerintah juga menggelar event tahunan, International Bono Surfing Festival serta Bekudo Bono. Kemudian, melakukan peningkatkan promosi bono surfing atau event supporting destination dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan perairan sungai," ucap Roni.

Saat ini aksesibilitas ke lokasi ombak bono sudah mulai bagus. Tidak sulit kalau mau ke desa tersebut. Fenomena ombak bono ini diharapkan bisa menjadi wadah bagi pelaku ekonomi kreatif dalam mempromosikan produk unggulan lokal, serta meningkatkan kesempatan bagi masyarakat.

Untuk menuju ke lokasi Bono pengunjung bisa melakukan perjalanan darat selama empat jam dari Pekanbaru. Pada tahun lalu, sebanyak 12 peselancar dari sejumlah negara telah menjajal ombak Bono, Di antaranya dari Rusia, Singapura, Inggris, Australia, Portugal, Austria, Jerman, dan negara lainnya.

Warga lokal menyebut agenda wisata ini dengan jenama Bekudo Bono. Acaranya dirangkum dengan atraksi kesenian, permainan rakyat, pagelaran budaya hingga terdapat bazar usaha mikro kecil menengah (UMKM). Pengunjung tak harus berselancar untuk menikmati Bono Sungai Kampar. Mereka juga bisa menikmati fenomena alam itu di Desa Teluk Meranti dekat muara Sungai Serkap anak Sungai Kampar atau di Desa Pulau Muda.

Menukil data Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Kawasan Pemukiman Pertanahan (PUPR-PKPP) Provinsi Riau, pemerintah membangun jalan lintas Bono dengan anggaran Rp93,86 miliar lebih. Pembiayaan pembangunan jalan lintas tersebut sebesar Rp93,86 miliar lebih itu bersumber APBD Riau tahun 2023 sebesar Rp53,86 miliar dan Rp40 miliar dari Inpres Jalan Daerah Nomor 3 Tahun 2023 tentang Percepatan Peningkatan Konektivitas Jalan Daerah.

Pembangunan jalan lintas Bono dilakukan pada ruas Jalan Simpang Bunut-Teluk Meranti sepanjang 84,59 km. Kemudian, pada Jalan Teluk Meranti-Sebekek sepanjang 50,88 km, dan Jalan Sebekek-Guntung sepanjang 98,12 km.(ifr/rio)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook