Bayi di Luar Rahim Lahir Selamat

Riau | Jumat, 31 Agustus 2018 - 18:21 WIB

Bayi di Luar Rahim Lahir Selamat
TERBARING: Ice Lucia masih terbaring didampingi owner dan tim dokter RS Sansani, Kamis (30/8/2018). Foto kiri, bayi di luar rahim yang baru lahir dengan selamat.(SARIDAL/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pada umumnya janin tumbuh di rahim ibunya. Tapi kejadian langka terjadi di Pekanbaru. Bayi yang tumbuh di luar rahim ibunya, lahir dengan selamat di Rumah Sakit (RS) Sansani, Pekanbaru. Ini adalah yang pertama di Riau.

Biasanya, jika ada janin yang tumbuh di luar rahim, akan mengalami keguguran atau digugurkan. Karena, tingkat keselamatan bayi lahir dalam kasus ini sangat rendah. Hanya ada satu dari 600 juta kasus yang bisa selamat.

Adalah Ice Luciana (35), ibu yang melahirkan bayi itu. Dia melahirkan anak yang belum diberinya nama itu, pada Rabu (29/8) siang. Lahirnya melalui operasi caesar. Persalinan dipimpin oleh dr Budi SpOG. Operasi yang berlangsung siang itu berhasil terlaksana. Ibu dan anak selamat, meski melalui proses medis yang cukup rumit. Memang, bayi ini lahir lebih kecil dibandingkan dengan bayi pada umumnya. Bayi itu lahir dengan berat 1,7 kg dan panjang 42 cm. 
Baca Juga :Drainase Pasar Induk Harus Segera Dibangun

“Nama anak sih sudah ada. Tapi saya rundingkan dulu sama suami,” kata Ice saat masih terbaring di ruang inap RS itu, Kamis (30/8) petang.

Bayi laki-laki Ice kini masih dalam perawatan di ruang neonatal intensive care unit (NICU). Itu karena bayi mengalami sedikit gangguan pernapasan. Tapi bayi masih 

tergolong normal. Karena pada saat dilahirkan, bayi menangis. Begitu juga dengan sang ibu. Meski masih terbaring dengan dipasangi infus di tangannya, namun dia sangat ceria. Bicaranya lantang. 

“Alhamdulillah kondisi saya sudah baik sekarang. Kata dokter, besok (hari ini, red) saya sudah boleh pulang,” ujarnya.

Istri dari Afrizal (36) ini tak mengira bahwa dia dan bayinya bisa selamat. Memang banyak kasus ini terjadi pada kaum ibu. Tapi rata-rata, janin tak bisa selamat hingga melahirkan. 

“Saya bersyukur sekali kepada Yang Kuasa. Terima kasih juga buat tim medis,” ujarnya.

Ice bercerita, kehamilan di luar janin ini, baru diketahuinya beberapa hari lalu. Selama ini, dia tak menyangka kehamilan langka itu terjadi padanya. Namun, dia tetap merasakan keanehan di kehamilan keduanya ini. 

“Ini kehamilan kedua. Anak pertama saya perempuan, umurnya udah enam tahun,” katanya.

Saat melahirkan, kehamilan Ice sudah berusia 36 pekan atau sembilan bulan kurang. Keanehan itu, sebenarnya sudah dirasakan oleh Ice di usia kehamilan tiga bulan. Namun, setelah dia melakukan kontrol di sejumlah klinik dan rumah sakit di Pekanbaru, tak disebutkan adanya kelainan itu.

“Saya kontrol di klinik. Sudah dua kali. Tapi tidak terdeteksi. Saat itu saya sudah merasakan sakit di hulu hati,” ujarnya.

Sebulan setelah itu, dia kembalikan merasakan sakit di hulu hati itu. Rasa sakit itu, tak pernah dirasakan seperti di kehamilan pertamanya. Dia pun melakukan kontrol di rumah sakit. Tapi juga belum terdeteksi kehamilan di luar rahim.

“Awalnya, saya kira karena ini anak laki-laki, makanya ada rasa sakit gitu. Bawaan hamil mungkin,” pikirnya.

Namun, rasa sakit itu terus dirasakannya. Bahkan, semakin bertambah usia kehamilan, semakin sakit dirasakannya. Lalu, dia pergi lagi kontrol ke RS Syafira. Di sana, dia di-USG. Disuntik dan diberi bermacam obat juga. 

“Kata dokter saat itu bayinya sehat. Sama sekali tidak ada yang bilang bayi di luar rahim. Sudah banyak juga biaya ke sana ke sini,” ujarnya.

Sebelum melahirkan, dia mendatangi klinik di Panam. Dari USG yang dilakukan, terlihat posisi bayi tak normal atau sungsang. “Kata dokter, bayinya sungsang. Makanya, orang klinik menyebut bahwa saya tak bisa lahir normal. Makanya dirujuk ke RS Sansani,” sebut Ice.

Saat di klinik itu, dia tak sadar lagi. Pandangannya sudah gelap. Rasa sakit semakin menjadi-jadi. Tepat pada Rabu (29/8) pagi, dia dipindahkan ke RS Sansani. Pihak RS Sansani langsung melakukan penanganan dengan intensif. Sebentar saja Ice berada di ruang IGD. Karena kondisinya darurat, tim dokter langsung bergerak cepat. “Paling cuma lima menit di IGD,” kata dr Budi SpOG. 

Setelah itu, Ice langsung dibawa ke ruang operasi. Langkah itu, kata dr Budi, dilakukan karena kondisi darurat yang dialami Ice. Sebab, jika tak ditangani dengan cepat, bisa saja nyawa ibu dan bayi tak terselamatkan. 

“Pagi itu juga kami lakukan operasi. Kalau tidak, bayi akan mengalami kekurangan oksigen, karena berada di luar rahim,” ujarnya. Setelah sekitar satu jam, operasi selesai. Banyak kondisi yang tak normal terjadi pada Ice. 

“Saat kami operasi, rahim kosong. Tak ada janin di sana. Bayi berada di rongga perut,” sebutnya.

“Plasenta masih tersambung dengan ibu. Kami takutkan pendarahan. Lalu kami jahit. Kami kasih anti pendarahan. Kita pasang slang di perut,” sambung Budi.

Dia sempat khawatir bahwa bayi tidak bisa selamat. Namun, karena kesigapannya bayi dapat terselamatkan. 

“Itu yang penting bagi kami. Ibunya, alhamdulillah tidak ada lagi pendarahan,” ujar dia.

Dia menilai, ini adalah sebuah keajaiban. “Ini yang namanya takdir. Tak terlepas dari kekuasaan Allah,” ujarnya. 

Betapa tidak, kata Budi, dari 600 juta kasus yang sama, hanya bisa satu yang bisa selamat. Dokter Budi menjelaskan, janin di luar rahim ini memang langka terjadi. Itu disebabkan karena pembuahan yang tak normal. Seharusnya, pembuahan terjadi di rahim, namun sel telur keluar dari rahim. 

“Saat pembuahan, di hari ke tujuh, sel telur masuk ke rongga rahim. Tapi ini jatuh ke rongga perut,” ujarnya.

Dokter anak Pengekuten SpA menyebut, kondisi bayi yang dilahirkan Ice sudah berangsur normal. Namun saat ini pernapasan masih dibantu dengan alat. 

“Bayinya normal. 30 detik setelah melahirkan, anak menangis. Lalu kita pindahkan ke ruang khusus, untuk perawatan intensif. Setelah kita lihat kondisi bayi, dia akan mampu bertahan hidup. Ini ajaib juga,” ujarnya.

Untuk sementara, pihaknya masih melakukan pemeriksaan, jika ada kelainan. “Sampai sekarang, belum ada kita temukan kelainan. Pencernaan bagus, jantung bagus, pernapasan sudah membaik setelah dibantu alat,” kata dia.

Owner RS Sansani Ir Syahroni Tua MM mengapresiasi para dokter yang berhasil melakukan tindakan medis terhadap ibu yang mengalami kandungan janin di luar rahim. Itu, katanya, tak terlepas dari komitmen rumah sakit yang mengutamakan keselamatan pasien.

“Kami akan terus kembangkan, bagaimana supaya kualitas lebih bagus. Kelebihan kami di sini, dokter dan tim medis dengan kecepatan dan ketepatan,” ujarnya.(dal)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook