SIAK (RIAUPOS.CO) -- Persoalan listrik padam (byarpet) selama Ramadan di Kecamatan Mempura, Siak yang masih bergulir akhirnya diselesaikan lewat mediasi antara warga dan PLN, Rabu (29/5).
Pertemuan digelar di kantor Camat Mempura dan perusahaan negara tersebut diminta menyatukan suplai sistem kelistrikan dengan Kecamatan Siak.
Memang, persoalan byarpet di Kecamatan Mempura ini membuat masyarakat tempatan meradang. Karena dalam sehari, bisa sampai 5-10 kali terjadi. Alhasil akhir pekan kemarin, warga Mempura mendatangi kantor PLN Siak dan kembali melakukan aksi Selasa (28/5) malam.
Meskipun tidak terjadi anarkis seperti di Sungai Apit beberapa waktu lalu. Namun warga mengaku sangat kesal atas kondisi yang berulang.
“Kami sangat menyayangkan kejadian listrik padam di bulan Ramadan, kami minta pemkab segera mengatasi hal ini, jangan sampai memperburuk situasi. Masak sehari bisa sampai 10 kali,” ujar salah seorang pemuda Mempura, Alfath.
Dalam mediasi yang digelar di kantor Camat Mempura kemarin, menurut Camat Mempura Hj Desy Fevianti pertemuan berjalan lancar. Dihadiri puluhan warga serta anggota DPRD Siak yang tinggal di Mempura, Sujarwo, juga hadir pihak Polsek, Danramil dan pihak PLN.
“Alhamdulillah mediasi berjalan lancar dan tertib. Dalam mediasi disepakati dua hal,” ujar Desy kepada Riau Pos.
Dijelaskannya, perihal kesepakatan dalam pertemuan kemarin adalah agar diupayakan tidak ada pemadaman pada saat jam salat. Kemudian juga disepakati PLN akan mengupayakan agar Kecamatan Mempura menjadi satu suplai sistem kelistrikan dengan kecamatan Siak.
“Masyarakat Mempura ingin agar kota kembar dapat terwujud. Agar tidak ada perbedaan masalah pemadaman dengan Kecamatan Siak. Karena Mempura juga ibukota kabupaten,” katanya.
Memang diakui Desy, semakin seringnya byarpet selama bulan Ramadan banyak masyarakat yang merasa sangat terganggu. Camat juga membenarkan selama bulan puasa ini listrik bisa mati sampai 10 kali dalam sehari.
“Kami juga perkantoran terganggu akibat pemadaman yang berkali-kali. Harapan saya PLN dapat segera menyelesaikan masalah listrik Mempura ini,” harapnya.
Berdasarkan pertemuan pula diungkapkan Camat Mempura, pihak PLN meminta waktu sampai 31 Mei malam untuk mewujudkan keinginan warga tersebut. Khususnya menjadikan suplai listrik Siak dan Mempura jadi satu. Selama ini, suplai listrik Mempura sejalan dengan Koto Gasib.
Sementara itu, Manajer PLN Siak Heru ketika dikonfirmasi mengungkapkan berdasarkan hasil pertemuan dengan masyarakat Mempura, PLN akan berupaya meningkatkan kehandalan sistem kelistrikan di Kecamatan Mempura. Kemudian akan berupaya mengatur sistem kelistrikan Siak dan Mempura menjadi satu kesatuan.
“Pemadaman memang akibat gangguan. Seperti Selasa malam di gardu Benteng ada gangguan panel kubikel. Alhamdulillah bisa kami bebaskan kubikel yang rusak dan nyala kembali,” bebernya.
Disinggung garansi apakah bakal tidak ada byarpet jelang dan saat lebaran nanti. Dijelaskan Heru pihaknya akan berupaya mengoptimalkan pelayanan. “Yang jelas kami akan mengoptimalkan, jika terpaksa ada gangguan dari luar akan kami percepat penormalannya,” pungkas Heru.(egp)