PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Angka prevalensi stunting di Riau tahun ini mengalami penurunan menjadi 17,0 persen, atau turun 5,3 persen dari tahun 2022 sebesar 22,3 persen. Pada akhir tahun ini, ditarget angka stunting di Riau kembali turun menjadi di bawah 14 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Riau Zainal Arifin mengatakan, setiap tahunnya angka prevalensi stunting di Riau terus mengalami penurunan. Yakni pada 2019 sebesar 24 persen, kemudian 2021 sebesar 22,3 persen dan tahun 2022 sebesar 17 persen.
''Penurunan angka prevalensi stunting di Riau tahun ini menjadi peringkat keempat, setelah Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sumatera Selatan dan kemudian Riau. Pada akhir tahun ini, kami menargetkan angka prevalensi stunting di Riau bisa kembali turun menjadi di bawah 14 persen,'' katanya.
Dengan capaian penurunan stunting di Riau tersebut, pihaknya juga menyampaikan terimakasih kepada pemerintah kabupaten/kota di Riau yang telah bekerja keras menurunkan angka stunting tersebut. Terutama para petugas di Puskesmas yang menjadi garda terdepan dalam penanganan stunting.
''Terimakasih kami ucapkan kepada pemerintah kabupaten/kota terutama petugas Puskesmas yang telah bekerja keras dalam penangangan stunting,'' ujarnya.
Untuk mewujudkan penurunan stunting di Riau, pada bulan depan pihaknya akan mengumpulkan pihak dinas kabupaten/kota untuk membahas penangangan stunting di Riau.
''Pada Februari kami akan melakuan rapat bersama dinas kabupaten/kota untuk membuat komitmen dan mencari tahu apa yang dibutuhkan kabupaten/kota untuk penurunan stunting,'' sebutnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga meminta kepada pemerintah kabupaten/kota melalui dinas kesehatan bersama tim untuk sama-sama menjaga agar tidak ada penambahan kasus stunting di Riau.
''Kalau tidak ada penambahan kasus baru, akan mudah bagi kita untuk menekan kasus stunting di Riau. Upaya pencegahan harus dimulai dari pembinaan calon pengantin, ibu hamil hingga balita,'' tuturnya. (sol)