575,826 Keluarga Berisiko Stunting

Riau | Selasa, 24 Januari 2023 - 09:43 WIB

575,826 Keluarga Berisiko Stunting
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar. (DOK. RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sebanyak 575,826 keluarga di Riau beri­siko stun­ting. Adapun indikator keluarga beri­siko stunting yakni kondisi air minum tidak layak, kondisi sanitasi tidak layak dan orang tuanya terlalu tua atau terlalu muda kemudian jarak kelahiran anak terlalu dekat dan banyak anak.

Dari data yang dirangkum Riau Pos berdasarkan paparan Gubernur Riau pada rapat penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting di Riau. Di Kabupaten Kampar, keluarga yang berisiko stunting sebanyak 76,142 keluarga, Indragiri Hulu 33,754, Bengkalis 61,778, Indragiri Hilir 74,933, Pelalawan 29,911.


Kemudian Rokan Hulu 43,425, Rokan Hilir 62,140, Siak 38,277, Kuantan Singingi 30,450, Kepulauan Meranti 28,144, Pekanbaru 70,594 dan Kota Dumai 26,218 keluarga.

Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan, untuk menekan angka stunting di Riau, pihaknya melalui APBD Riau setiap tahun juga terus meningkatkan anggaran. Seperti pada tahun 2019, anggaran untuk penangangan stunting sebesar Rp115,579 miliar lebih.

''Kemudian pada tahun 2020 dianggarkan sebesar Rp192,266 miliar lebih, tahun 2021 sebesar Rp162,813 miliar lebih dan tahun 2022 sebesar Rp232,784 miliar lebih,'' katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, untuk terus menekan angka stunting di Riau diperlukan sinergisitas bersama dengan pemerintah kabupaten/kota serta menguatkan peran Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan kader Posyandu untuk mencapai target nasional.

''Untuk penanganan stunting perlu kerja sama dengan kabupaten/kota. Nanti kami juga akan kuatkan peran PKK dan posyandu,'' kata gubri.

Lebih lanjut dikatakannya, pihaknya juga sudah melakukan rapat bersama kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Riau dan instansi vertikal. Rapat tersebut juga membahas dalam rangka melakukan penanganan stunting agar tepat sasaran.

''Koordinasi semua sektor penting dilakukan agarbpenanganan stunting tepat sasaran dan termasuk penanganan kemiskinan ekstrem,'' ujarnya.

Untuk diketahui, Pemerintah pusat menargetkan angka prevalensi stunting di tahun 2024 menjadi 14 persen. Sementara di Riau, angka prevalensi stunting saat ini mencapai 22,3 persen dan yang tertinggi di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) sebesar 29,7 persen.

Setelah kabupaten Rohil, angka prevalensi stunting di Riau yang tinggi yakni di Kabupaten Indragiri Hilir sebesar 28,4 persen, Rokan Hulu 25,8 persen, Kampar 25,7 persen, Indragiri Hulu 23,6 persen, Kepulauan Meranti 23,3 persen, kota Dumai 23 persen, Kuantan Singingi 22,4 persen, Bengkalis 21,9 persen, Pelalawan 21,2 persen, Siak 19 persen, dan kota Pekanbaru 11,4 persen.(gem)

Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook