DUMAI (RIAUPOS.CO) - UPACARA Sumpah Pemuda di Kota Dumai dicederai. Pasalnya pengurus KNPI Kota Dumai dalam pelaksanaan upacara merasa tidak dianggap. Bahkan mereka merasa tidak dihargai.
Tidak dihargainya KNPI Kota Dumai di upacara Sumpah Pemuda, Ahad (28/10) di halaman Kantor Wali Kota Dumai tersebut terlihat dari beberapa hal.
Momen hari Sumpah Pemuda yang digelar secara nasional di tanah air merupakan panggung pemuda dalam mengingat momentum pemuda yang hanya berlangsung setahun sekali. Mirisnya tidak sepatah dari kata sambutan Wali Kota Dumai menyebutkan nama KNPI Dumai, padahal momen tersebut merupakan kegiatan Sumpah Pemuda yang sangat identik dengan pemuda dan KNPI Kota Dumai menjadi induk organisasi kepemudaan.
KNPI menyayangkan, Wali Kota Dumai selaku pembina upacara tidak menyebutkan keberadaan KNPI Dumai. Hal itu membuat seluruh jajaran KNPI Dumai merasa tidak dianggap, akibatnya KNPI walk out (WO) alias membubarkan diri sebelum upacara selesai.
Ketua KNPI Kota Dumai Guspian melalaui Wakil Ketua IV Rahmad menilai Pemko Dumai diskriminasi terhadap KNPI. Hal itu terbukti dengan tidak ada penyebutan KNPI saat pembina upacara membacakan amanat upacara.
“Kami juga menilai pemko tidak konsisten terhadap hasil rapat yang sudah ditentukan sebelumnya. Kami tidak permasalahkan pelaksanaan Sumpah Pemuda digelar bersama Raimuna, namun kami minta tolong hargai kami pemuda yang sejauh ini turut partisipasi ikut dalam pelaksanaan memperingati hari Sumpah Pemuda secara nasional. Bahkan KNPI justru tidak disebut sementara Raimuna disebut, ini yang menjadi pertanyaan kami ada apa dengan pemeritah,”ungkapnya.
Ia memastikan ke depan KNPI akan pengawasi sikap pemeritah yang dinilai tak netral dalam hal itu. ”Selama ini kita mendukung dan berupaya membantu program pemeritah, salah satunya percepatan perbaikan jalan, namun jika perlakuan pemeritah seperti ini kepada kami pemuda, kami akan mengawasi kinerja pemeritah sampai tuntas,” sebutnya melalui konferensi pers.
Ada sebanyak 200 orang pemuda saat itu yang hadir dalam pelaksanaan upacara spontan membubarkan diri dari barisan. Hal itu dilakukan para pemuda sebagai tindak spontan yang menyayangkan perlakuan sikap Pemko Dumai yang dinilai tidak adil saat pelaksanaan upacara berlangsung.
Sementara itu, Kasubbag Protokol Pemko Dumai Saddam mengatakan terkait hal tersebut sudah sesuai dengan pedoman keprotokolan tentang tata tempat sudah di atur dalam UU Nomor 9/2010 pasal 8,9,10.11 tentang Tata Tempat Acara Resmi. “Posisinya tadi KNPI diletakkan di ring kursi kedua, bukan kami tidak mempersiapkan kursi itu salah, jadi tadi KNPI bertanya kenapa tidak di depan, anggota saya bilang tunggu sebentar, karena kondisinya penuh dan di depan ada Wakil Ketua DPRD, ketua pengadilan, dan ketua LAM yang belum hadir, jika mereka tidak hadir baru bisa ngisi kursi depan, “ ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya sudah menjalankan sesuai aturan tentang keprotokolan. “KNPI merasa dapat kursi sisa, padahal kondisinya bisa duduk di depan setelah Forkopimda yang ditempatkan di ring pertama tidak hadir,” tuturnya.
Sementara itu, Sekko Dumai M Nasir meminta maaf terkait kejadian tersebut. “Maaf jika ada salah, tadi sudah saya minta Asisten III untuk berkomunikasi, karena saya sedang berada di luar Kota,” tutupnya.(ade)
(Laporan HASANAL BULKIAH, DUmai)