Nihil Hotspot

Riau | Jumat, 29 Maret 2019 - 18:15 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Kabut asap tipis masih tampak menyelimuti Kota Pekanbaru terutama saat pagi hari, Kamis (28/3). Meski demikian, kabut asap itu dipastikan merupakan kiriman dari daerah lain. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pekanbaru memastikan sudah tidak ada lagi titikpanas atau hotspot di Kota Bertuah Pekanbaru.

Sebelumnya, pekan lalu, petugas BPBD Pekanbaru di­sibukkan dengan upaya pemadaman api yang membakar lahan kosong di beberapa titik di Kota Pekanbaru. Seperti di Rumbai Bukit dekat Perumahan Panorama, Kawasan Okura, Jalan Riau Ujung, dan Jalan Badak di Kawasan Tenayan Raya.

Baca Juga :Drainase Pasar Induk Harus Segera Dibangun

Dan saat ini, Kota Pekanbaru nihil hotspot. Kondisi ini diketahui dari patroli yang dilakukan oleh BPBD Pekanbaru pada titik-titik rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

‘’Kondisi Pekanbaru masih aman, tidak ada hotspot. Tim BPBD Kota Pekanbaru tetap melakukan patroli di titik rawan karlahutla,’’ kata Kepada Pelaksana BPBD Kota Pekanbaru Burhan Gurning kepada wartawan, Kamis (28/3).

Burhan menyebut, pada empat titik yang terbakar pekan lalu, pihaknya terus melakukan  monitoring. ’’Kami masih terus monitor, tapi mudah-mudahan aman. Kami monitor empat titik lahan yang terbakar pekan kemarin,’’ singkatnya.

Sebelumnya, Burhan mengaku merasa geram dengan tingkah warga yang melakukan pembakaran lahan. Ia merasa yakin lahan-lahan kosong itu sengaja dibakar orang yang tidak bertanggung jawab. “ Itu lahan pasti dibakar. Tak mungkin datang api tanpa sebab. Kalau di hutan masih mungkin,’’ katanya saat dikonfirmasi perihal kebakaran lahan di Jalan Nelayan ujung, Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai, Senin (25/3) lalu.

Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar karena akan menyusahkan orang banyak.

‘’Jangan menyusahkan orang karena harta,” tuturnya.

Ditambahkannya, Wali Kota Pekanbaru Firdaus telah mengimbau masyarakat agar bersama-sama untuk menjaga Kota Pekanbaru. Jangan sampai bencana asap beberapa tahun yang lalu kembali terjadi.

“Tolong ingat akibat bencana asap dulu. Penyakit muncul, sekolah tidak masuk, bandara lumpuh, dan ekonomi terganggu,” tegas Burhan.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan jarak pandang di Kota Pekanbaru pada pukul 16.00 WIB kemarin adalah 8 kilometer. Sebelumnya, Selasa (26/3) lalu jarak pandang sempat empat kilometer.

“Untuk Pelalawan 8 km, Rengat 7 km, dan Dumai 5 km dengan kondisi berasap tipis,” kata Kasi Data dan Informasi BMKG stasiun Pekanbaru Marzuki kepada Riau Pos, Kamis (28/3).

Dijelaskan sebelumnya kondisi smoke (asap) ini disebabkan oleh vartikel kering. Memang seharusnya dengan seiring matahari muncul jarak pandang membaik. “Namun malah tetap kabur. Jadi indikasi smoke ada,“ imbuhnya.

Dijelaskannya, pergerakan asap karhutla kebanyakan ada di wilayah Timur Riau menuju bagian Barat. Inilah alasan kenapa Pekanbaru masih diselimuti kabut asap.(ali/*1/yls)

(Laporan TIM RIAU POS, PEKANBARU)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook