KUANTANMUDIK (RIAUPOS.CO ) – Sejak enam bulan terakhir kondisi Nurul Aini yang biasa disapa Lulu (14), semakin memburuk. Bahkan, putri bungsu dari tujuh bersaudara pasangan Sarlis dan Nurita yang tinggal di Desa Bukit Pedusunan, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuansing ini terancam lumpuh.
Hal itu disampaikan orangtua Lulu, Nurita kepada Riau Pos, Senin (25/6) di rumahnya. Menurut Nurita, awalnya Lulu pernah jatuh di sekolah. Sejak itu, kondisi Lulu sering tidak stabil.
‘’Kami heran dengan penyakit yang dialami Lulu. Sepertinya dirasuki mahluk halus. Apalagi Lulu pernah bercerita bahwa sebelum jatuh, serasa didorong orang dari belakang. Kami sudah mencoba berobat kemana-mana, tapi belum ada hasil,” ujar Nurita.
Sebelumnya, lanjut Nurita, pihak keluarga sudah berobat mulai dari Puskesmas, kilinik hingga ke salah satu rumah sakit di Pekanbaru. Namun, pihak rumah sakit tidak menemukan jenis penyakit yang dialami Lulu. Jika kondisi tersebut dibiarkan dalam waktu yang lama, pihak keluarga khawatir akan mengalami lumpuh.
‘’Awalnya kami ke klinik, kata dokter, berkemungkinan saraf. Karena tidak ada alat, kami disuruh ke Pekanbaru. Namun setelah diperiksa di ahli saraf, dokter tidak menemukan ada kerusakan di bagian saraf. Kami dianjurkan untuk scan seluruh tubuh, namun harus menunggu. Karena tidak ada biaya, maka kami bawa lagi ke kampung,” kata Nurita lagi.
Selama ini, pihak keluarga hanya mengandalkan bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH) untuk membiayai hidup sehari-hari. Sejak Lulu terbaring sakit, Nurita tidak bisa lagi bekerja memotong karet seperti sebelumnya. Pihak keluarga hanya mengandalkan bantuan dari keluarga dekat dan masyarakat sekitar.