Masyarakat yang memadati dari ujung ke ujung sungai semakin tidak sabar. Sampai akhirnya ustaz yang memimpin prosesi tersebut, bersuara, ‘’bismillah.’’ Air suci limau disimbahkan ke kepala dan tubuh tokoh masyarakat yang sudah duduk di punggung gajah. Otomatis, gajah tersebut juga ikut mandi balimau.
Prosesi ini dilakukan secara bergantian, sehingga pemuka dan tokoh masyarakat sudah dimandikan semua. Dan begitu prosesi berakhir, masyarakat di tepian sungai atau yang sudah menceburkan diri ke dalam sungai sebelum prosesi berlangsung, naik ke atas pelantar. Menyauk air suci itu dengan gayung, tempurung, potongan air mineral atau hanya dengan tangan saja. Tidak hanya menyimbahkan ke tubuh sendiri, tapi ke tubuh warga lain. Saling simbah pun terjadi.
Camat Ukui Amri Juharza di sela-sela keramaian itu mengatakan, kegiatan ini perlu dikembangkan agar menjadi kegiatan yang bisa menambah pendapatan masyarakat sekitar. Ia juga berterima kasih kepada masyarakat serta pendukung acara sehingga berhasil melaksanakam kegiatan tahunan ini.
Kepala Balai TNTN Supartono yang menggagas mandi balimau basamo gajah ini juga hadir sejak awal kegiatan. Ia sangat tunak. Menyimak dan mengikuti kegiatan tahap demi tahap. Bahkan ikut rapat bersama masyarakat sehari sebelum kegiatan dilaksanakan. Apalagi kegiatan ini memang melibatkan gajah TNTN yang berada di flying squad. Ia mengatakan, saat ini TNTN sedang mengembangkan program pengelolaan wisata berbasis masyarakat dan budaya.
‘’Memadukan sumber daya yang kita miliki dengan budaya sekitar,’’ujarnya.
Supartono juga menjelaskan, setiap tahun Desa Lubuk Kembang Bunga selalu mengadakan mandi balimau potang mogang. Dengan memanfaatkan momentum ini, pihak TNTN juga ingin terlibat dalam kegiatan budaya. Gajah sebagai ikon TNTN ikut andil dalam kebudayaan masyarakat.
‘’Mandi balimau potang mogang bersama gajah. Ini intinya. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dari para wisatawan yang hadir di acara ini. Ke depan kegiatan semacam ini akan dibuat lebih tertata lagi dan berlangsung beberapa hari,’’ sambung Supartono.
Rombongan Fotoku On The Spot Visit Riau sendiri, sebelum mandi belimau potang mogang bersama gajah dimulai, mereka telah mengabadikan foto kegiatan gowes dan tracking yang dilakukan TNTN dengan komunitas sepeda menyusuri hutan. Track di dalam hutan, merupakan salah satu upaya untuk melestarikan dan menjaga hutan karena jalur bersepeda di dalam hutan menambah adrenalin komunitas sepeda. Kegiatan ini juga diikuti pihak kecamatan, kepala desa, anggota DPRD asal Desa Lubuk Kembang Bunga dan masih banyak lainnya.(cr4/ted)
Laporan KUNNI MASROHANTI, Pelalawan