PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Masa kepemimpinan Rektor Universitas Riau (Unri) Prof Aras Mulyadi periode 2018-2022 akan berakhir pada 20 Desember 2022. Pembukaan pendaftaran bakal calon rektor periode 2022-2026 pun telah dimulai sejak 8-31 Mei lalu. Ada lima bakal calon yang mendaftar.Mereka adalah Prof Dr Eng Ir Azridjal Aziz ST MT IPU, Dr Ir Deni Efizon MSc, Prof Dr H Iwantono MPhill, Prof Dr Hj Sri Indarti MSi, dan Prof Dr Ir Thamrin MSc.
Ada empat tahapan dalam kegiatan pemilihan calon rektor Unri. Yakni persiapan, penjaringan bakal calon rektor, penyaringan calon rektor, hingga tahapan pemilihan dan penetapan rektor pada, Rabu (27/7) hari ini di Ruangan Indragiri Gedung Rektorat Kampus Bina Widya Unri.
Berdasarkan hasil pemilihan, sebanyak 52 pemilih (senat Unri) melakukan pencoblosan untuk penyaringan menjadi tiga nama calon Rektor Unri periode 2022-2026.
Dari hasil pemilihan tersebut, Prof Dr Eng Ir Azridjal Aziz ST MT IPU memiliki 2 suara, Dr Ir Deni Efizon MSc memiliki 11 suara, Prof Dr H Iwantono MPhill memiliki 14 suara, Prof Dr Hj Sri Indarti MSi memiliki 24 suara, dan Prof Dr Ir Thamrin MSc hanya 1 suara. Dengan demikian maka tiga peraih suara terbanyak untuk menjadi calon Rektor Unri periode 2022-2026 adalah Prof Dr Hj Sri Indarti MSi, Prof Dr H Iwantono MPhill, dan Dr Ir Deni Efizon MSc.
Menjelang tahapan pemilihan dan penetapan calon Rektor Unri, masing-masing calon harus mengikuti tes wawancara melalui daring dari tim Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang dilaksanakan di Ruangan Indragiri Gedung Rektorat Kampus Bina Widya Unri, Senin (25/7).
Ketua Panitia Pemilihan Rektor (Pilrek) Unri Dr Elfizar SSi Mkom mengungkapkan, wawancara ini dilakukan untuk kepentingan pihak Kemendikbudristek dalam mengenal ketiga calon yang ada. Panitia pun telah menyiapkan ruang khusus untuk tempat wawancara yang representatif, yaitu di Meeting Room Gedung Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) Unri karena memiliki peralatan komunikasi dan koneksi internet yang memadai.
Lebih lanjut, Elfizar, menyampaikan tahapan wawancara ini merupakan tahapan agar Unri lebih baik ke depan. "Ketiga calon Rektor Unri yang mengikuti tes wawancara tersebut adalah Dr Ir Deni Efizon MSc, Prof Dr Iwantono MPhill, dan Prof Dr Sri Indarti MSi," ujarnya.
Dijelaskannya, masing-masing calon diberi kesempatan selama kurang lebih 20 menit untuk diwawancarai. Dengan selesainya wawancara ini, maka pada 27 Juli 2022 akan dilangsungkan sidang senat tertutup dengan agenda pemilihan calon Rektor Unri.
Dr Elfizar mengatakan, pemilihan dan penetapan Rektor Unri juga akan dilaksanakan pada 27 Juli dengan 35 persen (27 hak suara) dari Kemendikbud Ristek dan 65 persen (51 hak suara) dari Senat Unri.
"In sya Allah tanggal 27 Juli pemilihan dan penetapan Rektor Unri. Telah diketahui siapa Rektor Unri terpilih untuk periode 2022-2026 mendatang," ujar Dr Elfizar SSi Mkom, Selasa (26/7).
Lebih lanjut dikatakannya, rektor terpilih nantinya akan dilantik langsung oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada 20 Desember 2022. Kenapa tanggal 20 Desember? "Pelaksanaan pelantikan setelah habis masa jabatan rektor sekarang pada 20 Desember 2022. Dan In sya Allah 20 Desember itu rektor terpilih periode 2022-2026 akan dilantik langsung oleh menteri," ujarnya.
Calon Rektor Prof Dr Hj Sri Indarti MSi mengatakan niatnya untuk maju pada pemilihan untuk menjadi orang nomor satu di Unri ini. Sri Indarti mengatakan akan menyelaraskan antara program yang sudah berjalan baik saat ini di Unri dengan potensi-potensi yang ada untuk dikembangkan.
"Secara umum, Kalau yang baik dari universitas kita ini akan dilanjutkan. Rektor lama di 2025 mencanangkan kita PTNBH (Perguruan Tinggi Badan Hukum, red). Artinya otonom berdiri sendiri berbadan hukum. Ini pekerjaan besar," urainya.
Demi mencapai tujuan ini, sambungnya, perlu kolaborasi berbagai pihak. Baik itu komponen-komponen civitas akademika, alumni maupun semua stakeholder. "Bagaimana semua berkolaborasi dan berkontribusi untuk itu. Ini kita tidak bisa berharap dari UKT. Selama ini kan dominan Uang Kuliah Tunggal. Kalau kolaborasi dan kontribusi dari semua stakeholder akan dicari income selain uang kuliah," papar dia.
Kemudian, majunya sebuah perguruan tinggi kata dia, memiliki Indikator Kinerja Utama (IKU) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI. «Misalnya syaratnya harus ada prodi yang mempunyai akreditasi internasional. Saat ini kan belum. Ke depan bagaimana ini diprogramkan karena hari ini banyak prodi yang sudah mampu," urainya.
Tak kalah penting pula adalah bagaimana menjalin kerja sama dengan mitra-mitra yang ada. "Bagaimana pendapatan perguruan tinggi lebih besar. Ini kan perlu kerja sama semua komponen yang ada di Unri. Kalau tagline-nya Ikafe (Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi, red), itu kontribusi dan kolaborasi. Ini penting (jadi rujukan, red)," sebut Prof Sri.
Di samping itu, dia akan lebih menggalakkan lagi program Mendikbudristek yang diluncurkan tahun 2020 lalu, yakni Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). "Sekarang kan mahasiswa passion-nya apa? Di ekonomi misalnya, tapi passion-nya jadi jurnalis, bisa ambil beberapa semester di FISIP. Kemudian supaya punya kompetensi perlu magang di dalam negeri, luar negeri. Itu kan perlu kerja sama. Kita selaraskan. Karena itu indikator kinerja kemajuan, kenapa tidak kita selaraskan," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Rektor (WR 3) Universitas Riau (Unri) yang saat ini ikut mencalonkan diri menjadi rekctor yakni Prof Iwantono menjelaskan, ada beberapa program yang disiapkannya yakni mengembangkan Rumah Sakit Unri agar berkembang biak, termasuk akan dibuka di Dumai untuk income generating, dan berpartisipasi maksimal untuk masyarakat.
Selanjutnya, Prof Iwantono akan menyiapkan Unri menjadi PTN BH (berbadan hukum) dan internasionalisasi perguruan tinggi. "Akreditasi internasional akan kita kejar. Para dosen diberi kesempatan luas untuk bersaing secara internasional. Begitu juga dengan para mahasiswa, misalnya untuk program pertukaran mahasiswa internasional," jelas Prof Iwantono bersemangat.
Yang tak kalah pentingnya, katanya, yakni mengawal sampai tuntas proyek yang didanai oleh Asean Development Bank (ADB) di Unri. "Akan memanfaatkan semua fasilitas ini ke depan untuk memajukan Unri. Seperti labor terpadu, perpustakaan dan banyak lagi. Semua akan dimaksimalkan nanti pemanfaatannya," jelas Iwantono.
Selanjutnya, Dr Ir H Deni Efizon MSc, salah satu alasannya maju menjadi calon rektor di samping ingin melanjutkan apa-apa yang sudah dilakukan para pemimpin kampus terdahulu, dirinya mengaku kalau tantangan yang dihadapi Unri ke depan sangat besar. Apalagi sejumlah perguruan tinggi di Riau juga terus berbenah. Hal ini, katanya, harus menjadi pemicu agar Unri sebagai ‘jantung hati masyarakat’ Riau terus berkembang.
Deni mengatakan dirinya optimis jika terpilih sebagai rektor maka dirinya mampu membawa perubahan bagi Unri, termasuk memperbaiki peringkat Unri. Secara lugas, Deni mengatakan, akan mengembalikan nama atau citra baik Unri baik di tingkat nasional maupun internasional jika terpilih nantinya.
Termasuk soal akreditasi universitas dan fakultas. Begitu juga dengan penelitian-penelitian dosen, akan dibangun laboratorium yang representatif untuk memajukan Unri. Begitu pun kelas internasional, yang saat ini menjadi salah satu syarat bagi universitas untuk naik ke level yang lebih tinggi.
"Tentu nanti akan kita benahi lebih dulu secara internal. Kita perlu menyiapkan tim yang betul-betul bisa bekerja untuk menaikkan citra Unri baik di tingkat nasional maupun internasional. Kita sadar, pasti akan banyak PR yang perlu dikerjakan nanti. Namun, saya juga yakin berkat dukungan dari tim yang solid dan kuat nantinya, in sya Allah Unri akan lebih baik ke depan," jelasnya.(dof)