PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- JURU Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi meminta masyarakat tidak perlu takut bila akan dilakukan tes swab. Sebab hal ini untuk kepentingan diri sendiri dan orang lain. Ia mengakui dalam pelaksanaan tes swab massal di beberapa daerah di Riau, masih ada warga yang menolak.
Tes swab merupakan proses yang harus dilalui untuk mengetahui seseorang terpapar atau tidak dari Covid-19. Dan jika didapati pasien positif, maka bisa langsung diobati sehingga tidak menularkan ke orang lain.
"Kalaupun positif, dari beberapa pasien yang sudah sembuh, proses isolasi tidak ampai 14 hari. Karena saat ini kita sudah punya laboratorium biomolekuler sendiri, sehingga pemeriksaan sampel swab pasien positif bisa dilakukan setiap hari. Kalau sudah dua kali negatif, maka pasien boleh pulang," sebutnya.
Untuk meningkatkan kapasitas pemeriksaan sampel swab, laboratorium biomolekuer RSUD Arifin Achmad juga akan menambah alat baru yakni bio saftey cabinet yang digunakan untuk mempercepat rangkaian proses pemeriksaan sampel.
"Rencananya datang pekan depan. Saat ini alat tersebut cuma ada satu unit sehingga proses pemeriksaan sampel terpaksa bergantian. Jadi kalau nanti ada dua unit, tentunya akan lebih cepat," ujarnya.
Dengan adanya alat tersebut, lanjut Indra, maka setiap hari pihaknya bisa melakukan pemeriksaan sampel swab hingga 1.000 sampel. Di mana saat ini rata-rata setiap hari masih pada kisaran 700 sampel.
"Harapannya, jika semakin banyak sampel swab yang diperiksa setiap hari, maka akan semakin cepat diketahui jika ada yang terkonfirmasi positif Covid-19 sehingga bisa segera dilakukan pengobatan," harapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Indra juga mengumumkan adanya penambahan tiga pasien positif Covid-19 di Riau per Jumat (26/6). Tiga pasien positif Covid-19 itu berasal dari Kota Dumai dan Pekanbaru.
"Dengan adanya penambahan tiga pasien positif tersebut, total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini menjadi 223 dari sebelumnya 220 pasien," katanya.
Pasien ke-221 yakni M (23) warga Kota Dumai, yang merupakan hasil tracing dari penemuan kasus pasien positif di pasar tradisional. Pasien ke-222 yakni AS (52), dan pasien ke-223 yakni NK (10) yang keduanya merupakan warga Pekanbaru dan merupakan hasil tracing klaster BRI.
"Dari jumlah 223 pasien positif Covid-19 di Riau yang masih dirawat 92 pasien. Yang sudah dinyatakan sehat dan pulang 121 dan 10 pasien meninggal dunia," jelasnya.
Sumbang 26 Kasus
Dua klaster besar penularan Covid-19 di Pekanbaru kembali mencatatkan penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Hingga Jumat (26/6), total dua klaster ini sudah menyumbang penambahan 26 kasus positif Covid-19. Terbaru, Jumat kemarin di Pekanbaru terdapat dua kasus terkonfirmasi positif Covid-19 baru diumumkan. Ini masing-masing satu dari klaster BRI dan satu dari klaster Palembang. Tambahan kasus positif pertama ialah AS (52) laki-laki, warga Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan. Dia merupakan hasil tracking dari pasien positif E (54) wanita, warga Kelurahan Umban Sari, Kecamatan Rumbai, sekaligus suami dari E. Diketahui E merupakan pasien positif Covid-19 hasil tracking dari almarhum NC atau generasi pertama penularan klaster Palembang.
Kemudian kasus positif kedua ialah MKAHD (10) laki-laki, merupakan anak dari NI (40) wanita, warga Kelurahan Tangkerang Barat, Kecamatan Marpoyan Damai yang dinyatakan positif Covid-19 pada 19 Juni 2020 lalu. NI merupakan pasien positif hasil tracking dari pasien positif karyawan BRI di Batam.