PEMILU 2019

8 Petugas Gugur di Riau, 40 Jalani Perawatan Medis

Riau | Sabtu, 27 April 2019 - 13:19 WIB

8 Petugas Gugur di Riau, 40 Jalani Perawatan Medis

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Jumlah penyelenggara pemilu yang meninggal dan jatuh sakit terus bertambah. Jika pada berita sebelumnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau mengabarkan ada 5 orang yang meninggal, saat ini untuk Provinsi Riau korban gugur bertambah menjadi 8 orang.

Bahkan yang jatuh sakit dan harus mendapat perawatan intensif melonjak jadi 40 orang. Faktor kelelahan dan stress diduga menjadi penyebab utama mengapa banyaknya petugas yang meninggal dan jatuh sakit. Komisioner KPU Riau Divisi Hubungan Masyarakat Nugroho Noto Susanto mengatakan, pertambahan jumlah tersebut sesuai data yang dihimpun pihaknya Jumat (26/4).

Baca Juga :Pemilu di Indonesia Paling Singkat Sekaligus Paling Rumit

“Update terbaru Jumat (26/4) siang, ada sebanyak 8 orang petugas yang meninggal dunia dan 40 orang jatuh sakit. Jenis penyakitnya beragam. Memang utamanya adalah kelelahan. Ada yang pingsan ketika memimpin rekapitulasi, ada yang stroke, ada yang kecelakaan sepulang dari tempat rekapitulasi,” sebut Nugroho.

Diakui dia, saat ini beberapa kabupaten/kota sudah mensiagakan petugas medis di lokasi rekapitulasi. Namun belum secara menyeluruh. Pihaknya berharap pemerintah daerah turut mengirimkan petugas ke daerah yang belum disiagakan petugas. Kepada daerah yang sudah ada petugas medis, dirinya berharap agar panitia penyelenggara bisa mengecek kondisi kesehatan secara turun. Hal itu penting guna mengetahui kondisi kesehatan secara pasti. Bila merasa tidak enak badan, langsung istirahat.  “Intinya jangan terlalu dipaksakan,” pungkasnya.

Sebelumnya, KPU Riau dikatakan dia, sudah mengusulkan asuransi atau santunan kepada KPU RI bagi petugas yang meninggal maupun jatuh sakit. Bahkan untuk korban gugur, pihaknya juga mengusulkan tanda jasa. Mengingat proses Pemilu sendiri merupakan bagian penting untuk negara. Dirinya sudah mendapat selentingan informasi bahwa usulan tersebut akan dikabulkan pemerintah pusat. Meski sampai saat ini belum ada keputusan resmi. “Keputusan resmi belum ada. Tapi mudah-mudahan disetujui,” tambahnya.

Sebelumnya, Nugroho sudah menjelaskan penyebab beban kerja petugas pemungutan suara yang sangat berat mulai dari tanggal 17 April 2019. Selain regulasi yang menuntut petugas untuk harus bekerja ekstra, Ia juga mengakui beratnya beban kerja juga saling berkaitan dengan setiap tahapan.

Pertama, distribusi logistik mulai dilaksanakan H-1 jelang pemilihan. Atau tepatnya pada 16 April 2019.

Tersebab jauhnya jangkauan beberapa TPS, banyak logistik yang sampai pada dinihari. Secara otomatis PPS langsung menerima kedatangan logistik dan mulai mempersiapkan. Ia mencontohkan sebuah TPS di Bengkalis yang baru menerima logistik pada pukul 1.00 WIB dinihari. Setelah itu PPS melakukan persiapan. Ada yang menempel daftar nama peserta Pemilu. Mulai dari Pilpres sampai ke Caleg tingkat kabupaten/kota.

Logistik yang sampai juga harus dikeluarkan kemudian ditandatnagi oleh KPPS. Kemudian surat yang sudah dikeluarkan diklasifikasi sesuai urutan. Termasuk juga mempersiapkan daftar kehadiran pemilih. Pukul 6.00 WIB, PPS sudah harus kembali standby. Karena pada pukul 7.00 WIB sudah harus dilaksanakan pemilihan. Sampai siang hari, sekitar pukul 12.00 WIB petugas kembali harus mempersiapkan daftar pemilih khusus (DPK) yang menggunakan KTP elektronik atau suket. Sementara proses pencoblosan tetap berlanjut hingga pukul 13.00 WIB.

“Ada banyak juga tekanan psikologis yang dialami oleh petugas. Mulai dari komplain pemilih DPK karena surat suara habis. Sampai di maki-maki, dituding curang dan lain sebagainya. Itu ditelan semua oleh petugas. Belum lagi tekanan dari Caleg yang merasa dicurangi sebab surat suara tidak ada. Semua itu ditahan semua,” ungkapnya.

24 Pengawas Tumbang

Pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2019 belum selesai. Namun hingga kini jumlah korban meninggal maupun tumbang akibat kelelahan terus bertambah. Tidak hanya berasal dari panitia penyelenggara. Panitia pengawas pun ikut menjadi korban. Di mana dari data yang diperoleh Riau Pos dari Bawaslu Riau setidaknya ada 24 pengawas yang saat ini menjalani perawatan. Kondisinya beragam. Tapi yang pasti penyebabnya adalah karena faktor kelelahan.

Demikian disampaikan Koordinator Divisi Pengawasan, Hubungan Masyarakat dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Provinsi Riau Neil Antariksa kepada Riau Pos, Jumat (26/4). Ia menuturkan, dirinya bersama pimpinan Bawaslu masing-masing daerah tengah membesuk beberapa pengawas yang saat ini terbaring di rumah sakit. “Kebetulan saya sedang berada di Bengkalis. Ditemani jajaran Bawaslu Bengkalis. Baru saja selesai membesuk anggota kami yang dirawat,” ujar Neil melalui sambungan telepon kepada Riau Pos.(nda)

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook