KOTA (RIAUPOS.CO) - Tabung elpiji 3 kilogram dari luar daerah mulai membanjiri Kota Pekanbaru. Gas melon dari luar Pekanbaru itu tidak dilengkapi dengan segel plastik berwarna merah. Segel merah menandakan tabung gas kuota untuk warga Kota Pekanbaru.
Hendri pemilik pangkalan yang ada di Jalan Suka Karya merupakan salah satu yang memiliki tabung gas tidak memiliki segel. Ia juga baru saja mendapatkan pasokan tabung gas dengan segel plastik yang berwarna kuning. Gas itu kuota untuk daerah warga Kampar.
“Sejak datang memang tidak ada segelnya dari sananya. Yang penting gas tidak langka dan warga tidak kesulitan mendapatkannya,” ungkap Hendri yang tidak bersedia menyebutkan pasokan gas asal-usulnya dari mana. Kepada Riau Pos, ia mengaku menjual gas tersebut seharga Rp27 ribu per tabungnya. Harga yang ia tawarkan itu dinilai masih murah jika dibandingkan sebelumnya.
“Sebelumnya saya jual Rp33 ribu per tabung. Sekarang sudah turun harganya,” ujarnya. Banyaknya pasokan juga terjadi pangkalan Jalan Cipta Karya ujung. Truk baru saja memasok tabung gas 3 kg. Sekitar 15 menit bongkar tabung gas. Warga sudah berduyun-duyun untuk membeli gas. Gas dijual Rp18 ribu per tabung sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Namun banyak warga yang tidak berhasil mendapatkannya.
“Kartu Keluarga sudah dibawa. Sudah ikut antrean ditolak karena bukan warga sekitar. Diutamakan warga yang bawa kupon,” kata Mia warga Jalan Teropong yang ikut antrean. Karena tidak mendapatkan gas ia pun mencari penjual eceran di Jalan Suka Karya. Gas 3 kg masih banyak dijual di jalan tersebut. Rata rata tabung gas sudah tidak ada segelnya.
“Sudah beli gas harganya Rp27 ribu per tabungnya. Tidak perlu ada segelnya yang penting bisa dapat gasnya,” ungkapnya.(ade)
(Laporan Joko Susilo, Kota)