DURI (RIAUPOS.CO) -- Kondisi Jalan Hang Tuah, Duri dinilai cepat sekali rusak. Padahal baru saja diaspal ulang pada penghujung 2018 lalu.
Ketidakawetan jalan nasional melewati Kota Duri tersebut diduga karena sejumlah faktor. Antara lain karena mutu pekerjaan yang mungkin saja kurang memuaskan. Tonase kendaraan yang lewat melebihi daya dukung jalan pun disebut-sebut sebagai penghancur jalan tersebut.
Dugaan ini dikemukakan pemuka masyarakat Mandau Agus Salim. “Kita tentu prihatin melihat kondisi jalan ini. Belum lama diaspal ulang tapi sudah rusak begitu rupa. Penyebabnya menurut dugaan saya ada dua. Pertama, mutu pengerjaan yang mungkin tidak begitu bagus. Kedua, karena terlalu beratnya tonase kendaraan yang lewat,” katanya di Duri, Selasa (25/6).
Ditambahkan Salim, andai mutu pengerjaan jalan oleh rekanan memang kurang memadai, maka dalam hal itu tentu saja pengawasan dari pihak terkait yang menjadi patut dipertanyakan.
Pihak Dishub, kata Salim pula, tidak bisa berlepas tanggung jawab dalam masalah kerusakan jalan yang terlalu cepat ini. Pasalnya, otoritas untuk mengatur tonase kendaraan yang lewat di jalan negara adalah kewenangan Dishub.
“Selain diduga karena mutu pengaspalan yang kurang, saya pun menduga kerusakan dini Jalan Hang Tuah ini juga dipicu oleh kelemahan Dishub dalam mengawasi dan menindak kendaraan yang bermuatan melebihi kapasitas dan daya dukung jalan,” ujarnya.
Apa yang dikatakan Salim mungkin patut menjadi masukan dan bahan evaluasi bagi pihak Dishub. Dalam hal ini tentu saja Dishub Provinsi Riau. Pasalnya, beberapa waktu lalu, Dishub provinsi pernah mencanangkan gerakan untuk mengatasi dan menindak kendaraan yang over dimension dan over load (ODOL).
Pencanangan program tersebut berlangsung di UPT Timbangan Dishub Provinsi Riau di Kelurahan Balai Raja, Kecamatan Pinggir, beberapa waktu lalu. Kala itu, sejumlah kendaraan yang lewat sempat diuji petik. Terbukti ada yang overload (muatan lebih). Ada lagi yang overdimension (panjang bak kendaraan di luar ketentuan).(sda)