INTERUPSI

Tahun Politik ’’Musim Bertanam Tebu”

Riau | Selasa, 24 April 2018 - 09:52 WIB

Tahun Politik ’’Musim Bertanam Tebu”

Oleh: Bagus Santoso, Mahasiswa S3 Ilmu Politik, Praktisi Politik dan Anggota DPRD Riau

SELAMA ini di Indonesia hanya dikenal dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Namun pascareformasi ada musim baru yang muncul mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia. Musim baru ini serupa tetapi tidak sama dengan kedua musim yang selama ini kita kenal.

Baca Juga :Ada Pemungutan dan Perhitungan Suara di Kuansing, Rupanya Simulasi

Dikatakan serupa, karena masing-masing bisa membawa berkah dan musibah bagi kehidupan masyarakat. Dikatakan tidak sama, karena musim hujan dan musim kemarau periode waktunya datang setiap tahun walau sudah susah diprediksi. Sementara musim baru ini periode waktunya hanya datang sekali dalam lima tahun.

Musim baru yang dimaksud adalah “Musim bertanam tebu di bibir” yang bisa dipastikan datang sekali dalam lima tahun setiap jelang pemilu. Musim ini sudah mulai terasa sejak awal tahun 2018 yang anginnya terus berhembus melewati batas-batas ruang dan waktu menuju puncaknya pada awal tahun 2019.

Untuk sukses memanen, para penanam tebu  ini sepanjang tahun 2018 akan dipergunakan untuk menjajaki lahan-lahan yang kemungkinan potensial ditanami. Semua sarana pendukung yang memungkinkan sukses bertanam sampai panen raya terus dipersiapkan. Mulai dari benih sampai pupuk unggulan sudah mulai disiapkan untuk ditabur di beberapa lahan saat memasuki puncak musim tanam awal tahun 2019.

Sampai titik ini Anda pasti bisa menebak apa yang dimaksud musim bertanam tebu di bibir. Musim bertanam tebu di bibir adalah suatu kondisi dimana beberapa komunitas masyarakat khususnya komunitas orang politik (parpol) sudah mulai mencoba bermanis mulut dengan bahasa merayu mendekati rakyat menebar benih janji-janji manisnya.

Kita tidak susah menemukan munculnya orang-orang yang selama ini jauh dan abai dengan kondisi masyarakat di sekitarnya tiba-tiba berubah menjadi orang yang penuh perhatian. Orang yang selama ini diam, acuh dan tidak mau peduli dengan orang-orang di lingkungannya, tiba-tiba menjadi orang yang murah senyum, gampang berbagi, berusaha akrab dan menyapa kiri kanan dengan bahasa familiar.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook