PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Dua daerah menggelar debat publik calon bupati dan wakil bupati, Ahad (22/11) malam. Yakni Kabupaten Pelalawan dan Bengkalis. Debat publik untuk Pelalawan digelar mulai pukul 19.30 WIB dan disiarkan langsung oleh Riau Televisi (Rtv).
Empat pasangan calon (paslon) berlomba memaparkan visi misi dan program kerja yang mayoritas berfokus menyejahterakan petani dan memajukan potensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal. Empat paslon yang berusaha mencari simpati masyarakat demi menakhodai Pelalawan lima tahun ke depan ini adalah nomor urut 1 Abu Mansyur Al Matridi-Habibi Hapri diusung Hanura, PAN dan PKS. Kemudian nomor urut 2 Zukri Misran-Nasarudin diusung PDIP, PKB dan PPP. Berikutnya paslon nomor urut 3 Husni Thamrin-Tengku Edy Sabli yang diusung Gerindra dan Demokrat.
Terakhir, paslon nomor urut 4 Adi Sukemi-HM Rais yang diusung Golkar.
Debat pubik ini dibagi dalam beberapa segmen dengan tema yang diangkat memajukan daerah untuk kesejahteraan masyarakat Pelalawan. Pada sesi awal, paslon diberikan pertanyaan oleh moderator di antaranya adalah paslon urut 4 ditanya terkait permasalahan ekonomi dan pariwisata di Pelalawan. Ini dijawab oleh cabup Adi Sukemi bahwa untuk peningkatan ekonomi hal utama yang akan dilakukan adalah menyiapkan sarana dan prasarana serta menyiapkan lapangan kerja.
"Untuk pariwisata, memang sekarang Pelalawan menggiatkan pariwisata. Kami akan siapkan fasilitas yang mendukung itu," katanya.
Pada paslon 1 pertanyaan yang dipilih untuk dijawab adalah tentang akses kesehatan. Cabup Abu Mansyur menjelaskan bahwa saat ini akses kesehatan di Pelalawan belum maksimal.
"Kami contohkan RSUD Selasih itu sangat jauh dan susah diakses masyarakat. Kami konkretnya akan relokasi RSUD ke tempat yang mudah diakses masyarakat. Kami akan tingkatkan kualitas dan kesejahteraan tenaga kesehatan. Lalu untuk penanganan pandemi Covid-19 saat ini kami akan lakukan swab gratis dan siapkan ruang isolasi yang baik," jelasnya.
Untuk paslon 2, pertanyaan yang harus dijawab adalah tentang penyalahgunaan narkoba dan lingkungan hidup. Ini dijawab bahwa untuk terhindar dari narkoba generasi muda harus diberikan pendidikan yang cukup. "Kami akan perkuat juga pendidikan keagamaan," urai Zukri sang cabup.
Kemudian pada segmen pertanyaan tentang kesejahteraan masyarakat, paslon 4 menjelakan melalui cawabup HM Rais ketika ditanyakan tentang strategi dan upaya meningkatkan kesehjahteraan masyarakat sesuai visi misi dan apa indikator ketercapaiannya, ia menjelaskan bahwa untuk kesejahteraan masyarakat di samping ekonomi yang andal, mandiri, pihaknya akan meningkatkan ekonomi umat.
"Kita ada Baznas. Sekarang sudah banyak fakir miskin yang dibantu untuk modal usaha, sembako. Alhamdulillah Baznas sudah mampu menjadikan fakir miskin menjadi investor," katanya.
Sementara paslon 1 tekait pertanyaan bagaimana strategi memberdayaakan UMKM dalam rangka menigkatkan kesejahteraan, menyatakan bahwa UMKM memang menjadi salah satu sektor yang belum tersentuh.
"Pelalawan yang potensi UMKM sangat banyak masih diabaikan. Selama ini masih seremonial. Saya akan berikan pelatihan untuk seluruh potensi, akan diberikan bantuan untuk meningkatkan UMKM. Kemudian pendampingan untuk menjadikan tempat bertanya dan mengawasi, lalu menyiapkan tempat pemasaran, kami akan menyiapkan dua pasar," paparnya.
Cabup paslon 2 menjawab pertanyaan tentang bagaimana menyejahterakan masyrakat dengan visi dan misinya, menyatakan saat ini di Pelalawan masih ada angka kemiskinan 45 ribu orang."Kita harus bersama-sama. Dengan potensi yang ada kita harusnya sudah sejahtera. Kami punya program memberikan bantuan sawit gratis untuk petani. Ini akan membuat petani sejahtera, pedagang senjahtera," urainya,
Sedangkan palon 3 keitka diberikan pertanyaan bagaimana meningkatnya produktivitas perkebunan pertanian dan perikanan, cabup Husni Thamrin menegaskan akan membangun pasar sehat. Juga mengakomodir UMKM daerah. "Contoh pakaian yang kita pakai ini produk UMKM Kerinci. Kita harus aktif sosialisasi ke masyarakat agar bisa memaksimalkan produk daerah," jelasnya.
Debat publik juga diisi dengan sesi saling tanya jawab antara keempat paslon. Sesi ini dibukan dengan pertanyaan paslon 1 ke paslon 3.
"Saat ini kita ketahui bahwa kondisi pendapatan per kapita Pelalawan lebih rendah dari Provinsi Riau. Bagaimana menyikapi ini," tanya cabup Abu Masyur.
Ini dijawab Husni Thamrin dengan kembali menekankan bahwa pihaknya akan menggiatkan sektor UMKM dan mengulas tentang baju yang dipakainya berasal dari UMKM lokal.
"Kami dari pasangan 3 akan menggiatkan UMKM. Baju yang kami pakai produk lokal Pelalawan. Banyak lagi UMKM di kampung kita yang bisa ditonjolkan," ucapnya.
Kemudian sang wakil Tengku Edy Sabli menambahkan bahwa pihaknya akan mengembangkan kemitraan dengan perusahaan yang ada.
"Misalnya keperluan bahan baku perusahaan. Misalnya tepung tapioka, kita bisa tanam ubi, tapi selama ini tidak dikoordinir dengan baik. Kami ingin potensi yang ada kita kembangkan," paparnya.
Menanggapi jawaban ini, paslon 1 menyampaikan bawa komoditasi tepung tapioka belum ada di Riau yang menghasilkan sesuai spesifikasi industri. "Kalau ini dikembangkan tidak mendukung industri yang ada," kata Abu Masyur.
Ini ditanggapi oleh Edy Sabli bahwa jika ingin bersaing maka kualitas dan pola pikir harus berubah.
Sementara itu debat yang cukup seru terjadi saat paslon 2 bertanya pada palon 4. Ini terkait pembangunan kawasan teknopolitan tanpa melupakan pembangunan infrastruktur Pelalawan yang lain.
"Kami melihat saudara melanjutkan bupati sebelumnya. Bagaimana sikap dan strategi Anda terhadap kelanjutan kawasan teknopolitan tanpa melupakan infrastruktur. Ini program strategis teknopolitan memang bagus dan harus diteruskan. Di sana akan dibangun industri pengolahan kelapa sawit. Karena Pelalawan salah satu penghasil di Indoneisa. Kami berkomitmen teknopolitan harus dilanjutkan. Akan menerima tenaga kerja luar biasa banyak. Bukan hanya orang Pelalawan tapi orang asing juga akan menanamkan modal d tempat kita," urainya.
Jawaban ini kemudian dikritik oleh cabup 2 Zukri. Dia menyampaikan bahwa kawasan itu sudah berjalan delapan tahun dan menghabiskan anggaran Rp100 miliar namun belum ada investasi yang masuk. "Kalau kita cerita Rp100 miliar sebenarnya kita bisa perbaiki 20 km jalan," katanya.