PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pusat ilmu dan jaringan rakyat (Pijar) Melayu Riau, menyampaikan rasa prihatin atas lonjakan tajam jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi Riau.
Hal tersebut sebenarnya bisa diminimalisir bila semua pemangku kepentingan melakukan antisipasi dan upaya tegas dalam pelaksanaan penerangan protokol kesehatan.
Direktur Eksekutif Pijar Melayu Rocky Ramadani mengatakan, sudah seharusnya pemerintah mengambil tindakan cepat untuk mengantisipasi agar jumlah pasien positif ini tidak terus bertambah. Kemudian juga kembali menegaskan pengawasan penerapan protokol kesehatan.
"Kenaikan yang cukup signifikan ini perlu perhatian serius semua pihak yang berkepentingan. Perlu dicatat, fasilitas kesehatan di Riau tidak sebaik DKI Jakarta dan Jawa Timur misalnya, sehingga jika pandemi ini meluas, penanganannya bakal jauh lebih sulit,” kata Rocky.
Lebih lanjut dikatakannya, Pijar Melayu sebagai kelompok kajian strategis menilai bahwa lonjakan yang begitu drastis pasien positif di Riau pasca penerapan New Normal karena minimnya sosialiasi pada masyarakat dan minimnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokoler kesehatan.
"Untuk itu Pijar Melayu akan melakukan kegiatan dalam waktu dekat dengan mengajak seluruh simpul sivil society baik itu pemuka adat, tokoh pemudaan, organisasi pedagang pasar, organisasi pekerja dan seluruh kelembagaan yang ada di Bumi Melayu Riau untuk urun rembuk menyikapi persoalan tersebut," sebutnya.
Seperti diketahui, Juru bicara tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi mengumumkan adanya penambahan 27 pasien positif Covid-19 di Riau per hari Selasa (23/6/2020) yang merupakan penambahan terbanyak. Ke 27 pasien positif tersebut berasal dari tujuh daerah di Riau yakni Indragiri Hilir, Pekanbaru, Dumai, Kampar, Kuansing, Pelalawan dan Indragiri Hulu.
"Dari Kabupaten Indragiri Hilir, hari ini ada penambahan 14 pasien positif. Tujuh pasien dari Pekanbaru, dua pasien asal Kampar dan masing-masing satu pasien dari Dumai, Kuansing, Pelalawan dan Inhu," sebutnya.
Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)
Editor: Eko Faizin