Petaka di Peringatan Penabalan Raja Gunung Sahilan

Riau | Kamis, 10 Mei 2018 - 12:11 WIB

Panitia acara seni Dody Rasyid Amin mengatakan semua kaget dengan kejadian ini. Karena sehari sebelumnya lelo juga dibunyikan namun tidak ada masalah apa-apa. 

“Kami juga masih mencari penyebab kejadian ini,” ujarnya.

Baca Juga :Ledakan Mortir yang Menewaskan 1 Orang di Bangkalan, Tujuh Orang Ditangkap

Sementara itu Camat Gunung Sahilan Dedi Herman yang juga berada di lokasi kejadian mengaku tidak tahu pasti bagaimana ledakan itu terjadi. Camat mengaku sedikit jauh dari posisi ledakan lelo yang sedianya menandai dimulainya acara adat Kerajaan Gunung Sahilan.

‘’Saya berada agak jauh. Waktu lelo meledak, ada suara teriakan keras di lokasi lelo. Saya kira ada yang serangan jantung,’’ sebut Camat.

Dedi Herman mengatakan, acara pagi itu merupakan tablig akbar dalam rangka penobatan satu tahun Raja Gunung Sahilan dengan mengundang Ustaz Abdul Somad. Karena tidak ada kepastian dan hampir satu jam menunggu acara tersebut diambil alih panitia sambil menunggu kepastian kedatangan dari tim Ustaz Abdul Somad. Karena tidak ada kepastian, lanjut Dedi, rombongan bergerak ke lokasi dengan arak-arakan beca. Sesampainya di lokasi, rombongan disambut dengan silat dan bersamaan dengan dibunyikan lelo itu.

“Pada saat dibunyikan itu terjadi insiden lelo itu pecah. Jadi serpihan-serpihan itu mengenai warga,” ungkapnya.

Prosesi peletusan lelo sendiri merupakan salah satu prosesi adat Kampar yang selalu disertakan. Prosesi peletusan lelo juga dilakukan saat penabalan Bupati Azis Zaenal sebagai Sultan Akhirul Zaman Kesultanan Kampa. Saat ini juga terjadi insiden di mana lelo bonsu juga meledak pada penabalan tersebut, hingga membuat badan lelo patah. Hanya saja pada waktu itu tidak ada korban jiwa.

Sedangkan Raja Gunung Sahilan H Tengku Muhammad Nizar menjelaskan, pihaknya akan bertanggung jawab atas semua kejadian ini,  termasuk mengobati korban. 

“Kami tidak tahu apa hikmah di balik semua ini. Ini sudah kehendak Allah. Kami semua perangkat kerajaan dan masyarakat menyatakan ikut berduka,” ujarnya.

Sementara itu dari pantauan di ruangan instalasi gawat darurat (IGD) RS Syafira, terlihat tim dokter sedang menangani pasien bernama Rafi. Dia masih harus ditangani secara intensif dan harus dipasangi alat bantu pernapasan karena kondisinya yang sangat lemah dan kritis akibat serpihan meriam lelo yang masih bersarang di paha kirinya.

Humas RS Syafira Peri saat dikonfirmasi terhadap perkembangan kondisi korban mengatakan belum bisa disampaikan, karena tim dokter RS Syafira masih menangani pasien secara intensif.(end/rdh/*1)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook