Jembatan Tekuana, Jalur Perlintasan Gajah di Tol Pekanbaru-Dumai

Riau | Jumat, 04 Oktober 2019 - 17:55 WIB

Jembatan Tekuana, Jalur Perlintasan Gajah di Tol Pekanbaru-Dumai
Jembatan Tekuana yang masih dalam tahap konstruksi di Km 12,128 Tol Pekanbaru-Dumai atau di wilayah Minas, beberapa waktu lalu. Sungai Tekuana yang mengalir di bawahnya merupakan jalur perlintasan gajah. (PT HK FOR RIAU POS)

"Seksi satu I hampir 100 persen. Seksi 2 masih ada permasalahan hutan sepanjang 7,5 km. Ini (keterlambatan, red) ada kaitan dengan Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Riau tentu. Yang jelas kami kebut terus," bebernya.

Dengan memanfaatkan sampai seribu pekerja untuk dua seksi, lanjut Bambang, pekerjaan juga dilakukan nonstop di setiap titik ruas jalan utama tol Pekdum. Siang dan malam pekerja terus mengoptimalkan pekerjaan di setiap ruas hingga kini. Hampir rampungnya seksi 1 dan 2, Bambang dan stafnya juga memperlihatkan kondisi riil lapangan melalui video drone. Gambaran tol dari udara tersebut sepanjang hampir 40-an km bisa terlihat jelas progres pekerjaan jalan yang melintasi hutan Riau. Lebih dominan hutan sawit.


"Ringroad (jalan lingkar Pekanbaru, red) juga kami kerjakan. Itu panjangnya 1,6 km. Baru mulai Agustus pekan pertama, selama dua bulan target pekerjaan," paparnya.

Pekerjaan membuat jalan berstatus Kota Pekanbaru, bernama ringroad dilakukan HK setelah mendapat penugasan dari BPJT setelah melalui berbagai pembahasan. Jalan ini merupakan penghubung ruas jalan nasional di Muara Fajar menuju gerbang tol Pekanbaru. Di gerbang utama tol, terdapat tiga koridor masuk dan tiga keluar untuk kendaraan. Tempat membayar tol nantinya. Seperti jalan tol yang banyak di Jakarta. Kemudian juga terdapat banyak overpass sepanjang ruas jalan. Terdata sampai 87 unit jembatan di atas tol sepanjang enam seksi pekerjaan nantinya.

"Overpass dengan pengaman ini, untuk menghubungkan jalan yang ada selama ini dan sekarang dilewati tol," sambungnya.

Dalam pekerjaan, dijelaskan Bambang Ismono, pihaknya sampai menimbun pada ketinggian sampai 20 meter. Hal ini karena kontur jalan yang naik turun. Sementara ada standarisasi tol yang tidak boleh pendakian atau penurunan lebih tiga persen. Ruas jalan tol Pekdum ini nantinya terdapat dua jalur dan empat lajur. Sekarang masih tiga lajur dan untuk pengembangan ke depannya akan ditambah satu lajur jalan. Seksi 1 ditegaskannya sudah clear. Di mana sekarang tinggal pekerjaan perapian. Kemudian fungsional sudah untuk seksi 1, dilanjutkan menggesa seksi 2.

"Fungsional sudah, tinggal pekerjaan merapikan," tambahnya.

Dijelaskannya, untuk simpang susun Perawang yang menjadi perbatasan seksi 1 dan 2, masih ada dua persil bidang lahan belum bisa diselesaikan. Di mana satu persilnya cukup luas, dikarenakan adanya kesalahan perhitungan ganti rugi.

"1,6 hektare untuk lahan, pekan depan sudah bisa dibuka mudah-mudahan," ungkap Bambang akhir pekan lalu.

Kemudian setelah pintu tol kedua di simpang Perawang yang memasuki seksi 2. Diawali dengan pekerjaan konstruksi berupa jalan dengan pile slab (fondasi kaki seribu). Demikian pula tak jauh dari situ, sekitar 2 km, ada konstruksi lagi yang cukup berbiaya mahal.

"Sekitar Rp400-an miliar ditanam duit itu di tengah hutan," katanya menginformasikan sambil tertawa.

Perihal konstruksi, sang manajer mengakui pihaknya menemukan kontur tanah yang berbeda dengan medan yang berat. Khususnya pada seksi 2 ini dari km 9,5 sampai km12,950. Sehingga harus membangun rangka beton dengan jarak cukup panjang dan biaya besar.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook