PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Gubernur dan Wakil Gubernur Riau H Syamsuar-Edy Natar Nasution menjalani proses pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu pagi (20/2). Kamis (21/2) siang, keduanya bertolak ke Pekanbaru sebagai pemimpin Riau untuk lima tahun ke depan.
Di Bumi Lancang Kuning, keduanya pun disambut dengan prosesi tepuk tepung tawar yang dipusatkan di Balai Adat Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Jalan Diponegoro, sore kemarin.
Prosesi tepuk tawar diawali Ketua LAM Riau, Syahril Abu Bakar. Dilanjutkan Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAM Riau, Al azhar, tokoh masyarakat Riau yang juga mantan Gubernur Riau H Wan Thamrin Hasyim dan beberapa tokoh masyarakat lainnya. Syahril Abu Bakar mengatakan, terhitung sejak Rabu (20/2) lalu, Riau memiliki pemimpin baru, setelah lima tahun belakangan ini memiliki tiga gubernur. Yakni Annas Maamun, Arsyadjuliandi Rachman dan Wan Thamrin Hasyim.
“Kepada mantan Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim kami ucapkan terima kasih yang telah menyelesaikan masa tugas kepemimpinan Annas Maamun dan Arsyadjuliandi Rachman,” ujar Syahril Abu Bakar.
Lebih lanjut dikatakannya, saat ini ada kebanggaan tersendiri dari kepemimpinan Wan Thamrin Hasyim. Pasalnya muatan lokal saat ini sudah dapat diterapkan karena sudah keluarnya peraturan daerah dan peraturan gubernur yang mendukungnya. Sedangkan bagi pemimpin baru yang akan melanjutkan kepemimpinan, pihaknya berharap akan dapat mewujudkan yang menjadi idaman masyarakat Riau selama ini. “Salah satunya impian masyarakat Riau yakni Blok Rokan akan dikelola Pertamina dan perusahaan daerah. Kemudian pengembalian tanah ulayat, dan penataan kembali perkebunan sawit,” ujarnya.
LAM Riau sebagai representasi masyarakat adat, berharap perhatian Gubernur dan Wakil Gubernur Riau untuk bisa mem-backup perjuangan tersebut. Selain itu, LAM Riau juga siap membantu Gubernur untuk mewujudkan perda yang berbasis agama dan Melayu.
“LAM Riau bersama masyarakat juga siap mendukung program yang akan dijalankan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Riau,” sebutnya.
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar usai prosesi tepuk tepung tawar mengatakan, dalam perjalanan pemerintahannya lima tahun ke depan, pihaknya juga meminta doa dan dukungan seluruh masyarakat adat Riau. Karena salah satu programnya yakni menjalankan pemerintahan berdasarkan adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah.
“Kami juga akan merancang perda dan grand desain budaya Melayu, yang akan menjadi acuan bersama dalam mengembangkan budaya Melayu. Kami juga ingin jadi pengayom. Jadi tidak usah khawatir Melayu ini aman meskipun tidak semua masyarakatnya bergama Islam,” sebutnya.
Di sisi keagamaan, Syamsuar juga mengaku akan segera mewujudkan janjinya untuk membangun Quran center dan pondok pesantren. Meskipun sudah memiliki program kerja, namun Syamsuar juga masih menampung gagasan untuk kemajuan Provinsi Riau.
“Kami masih menerima gagasan untuk kebaikan kita bersama dan juga pembangunan Provinsi Riau,” ujarnya.
Ketua MKA LAM Riau Al azhar mengatakan, tepuk tepung tawar dilakukan bermakna masyarakat Riau ingin menunjukkan kepada Gubernur bahwa siap untuk bekerja sama dan bahu-membahu membangun Riau. Karena, pihaknya amat merindukan Riau menjadi lebih baik dan maju di tengah berbagai tantangan yang dihadapi. “Semoga kita bisa saling mengingatkan dalam kebaikan, tugas berat ini tidak bisa dibebankan kepada gubernur. Tapi kita semua,” ajaknya.
Usai pelaksanaan kegiatan tepuk tepung tawar, Gubri dan Wagubri Syamsuar-Edy Nasution kemudian juga melanjutkan kegiatan syukuran dan pisah sambut di halaman gedung daerah Provinsi Riau, malam tadi. Pada acara itu, juga dihadiri para tokoh masyarakat Riau dan juga ribuan masyarakat Riau.(sol)