PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Konstruksi ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sudah ada yang selesai dan beroperasi. Tahun ini, salah satu fokus pembangunan konstruksi adalah ruas Pekanbaru-Padang sepanjang 254,80 km. Sisi seksi I Padang-Sicincin konstruksinya pun terus dikebut. Tak ingin menunggu lama, seksi VI Bangkinang-Pekanbaru pun bakal dimulai pekerjaannya oleh PT Hutama Karya (HK).
Ruas tol Padang-Pekanbaru merupakan koridor penghubung Provinsi Riau dan Sumatera Barat (Sumbar). Terdiri dari 6 (enam) seksi. Yaitu Seksi I Padang-Sicincin (36,15km), Seksi II Sicincin-Bukittinggi (38 km), Seksi III Bukittinggi-Payakumbuh (34 km), Seksi IV Payakumbuh-Pangkalan (58 km), Seksi V Pangkalan-Bangkinang (56 km) dan Seksi VI Bangkinang-Pekanbaru (38 km).
"Pembangunan ruas tol Pekanbaru-Padang seksi I sudah kami mulai sejak kehadiran Presiden Jokowi melakukan ground breaking pada 9 Februari 2018. Sampai sekarang yang baru bisa dikonstruksi 1,3 km, masih terhambat proses pengadaan tanah," jelas Direktur Utama HK Bintang Perbowo pada saat melakukan pertemuan di Mapolda Sumbar, Jumat lalu (17/1) melalui rilis resminya.
Bintang berharap ke depan pembangunan bisa cepat progresnya. Didukung sinergi percepatan pembangunan dari Polda Sumbar, Pemprov setempat dan pihak lainnya. Dalam pertemuan itu, pihak HK langsung berkoordinasi dengan Kapolda Sumbar Irjen Toni Hermanto dan anggota DPR RI Komisi VI Andre Rosiade, Direktur Operasi I HK Suroto, Senior Executive Vice President Sekretaris Perusahaan HK Muhammad Fauzan dan Senior Executive Vice President Divisi Pengembangan Jalan Tol HK, Agung Fajarwanto.
Dijelaskannya, hingga kini pembebasan lahan pada ruas tol Padang-Sicincin menjadi tantangan sendiri. Di mana rencananya ruas tol ini melewati 5 kecamatan dan 15 nagari di wilayah Kabupaten Padang Pariaman. Namun usaha semua pihak terus dilakukan agar jalan tol ini dapat terwujud. Salah satunya dengan melakukan sinergi percepatan pelaksanaan pembangunan dengan bantuan Polda Sumbar dan relokasi trase ruas tol Padang-Sicincin.
Senior Executive Vice President Divisi Pengembangan Jalan Tol HK Agung Fajarwanto menjelaskan, relokasi trase jalan tol dilakukan karena beberapa penolakan dari warga. Sehingga proses perencanaan harus diulang termasuk dengan proses pengadaan tanah.
"Rencana awalnya ruas tol Padang-Sicincin 30,4 km, namun sekarang berubah menjadi 36,15 km. Karena warga di Nagari Sungai Abang, Nagari Lubuk Alung, dan Nagari Sicincin menolak tanahnya dibebaskan karena merupakan tanah pusaka tinggi dan lahan produktif," jelas Fajar.
Pembangunan jalan tol ruas Pekanbaru-Padang ini diharapkan dapat segera terbangun sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat di Sumbar dan Riau khususnya. Baik dari sektor pariwisata, pertanian, kuliner, dan tentunya dapat memangkas waktu tempuh dari Padang menuju Pekanbaru, sehingga lebih singkat.
"Sampai dengan akhir 2019, HK telah membangun 548 km jalan tol Trans Sumatera dengan 364 km jalan tol yang sudah beroperasi penuh. Yakni ruas Bakauheni-Terbangi besar 140 km, Terbangi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 189 km, ruas Medan-Binjai sepanjang 13 km, dan ruas Palembang-Indralaya sepanjang 22 km," sambung Bintang.
Mempercepat dan melanjutkan pembangunan infrastruktur merupakan salah visi Presiden Joko Widodo untuk Indonesia 2019-2024. Di mana diharapkan dengan interkoneksi infrastruktur dengan kawasan kecil, kawasan ekonomi khusus (KEK), pariwisata, persawahan, perkebunan, dan perikanan dapat mendorong Indonesia lebih produktif. Berdaya saing dan fleksibilitas dalam menghadapi tantangan global yang dinamis.
Pembangunan JTTS sendiri menjadi proyek yang strategis dan seksi bagi semua pihak. Terutama masyarakat Sumatera yang sangat menantikan jalan tol dapat segera hadir di daerah mereka. PT HK (Persero) pun terus fokus merampungkan penugasan pembangunan JTTS. Jalan tol yang menghubungkan Lampung hingga Aceh ini akan melalui 24 ruas JTTS sepanjang kurang lebih 2.765 km, dengan prioritas di 8 ruas sepanjang kurang lebih 614 km.
Ruas Bakauheni hingga Kayu Agung, yang merupakan penghubung antara Jawa dan Sumatera, telah tersambung pada November 2019 yang lalu dan manfaatnya telah dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dan penggiat ekonomi.
"Kita bisa belajar dari ruas Bakauheni hingga Kayu Agung, setelah tersambung, jarak tempuh Lampung hingga Palembang hanya 4-5 jam saja, yang sebelumnya 11-12 jam. Mempercepat waktu tempuh dan memperlancar arus logistik," jelas Bintang.
Optimis Pekanbaru-Dumai Dilewati Idulfitri Ini
Sementara itu pihak HK semakin optimis ruas tol Pekanbaru-Dumai bakal dilewati untuk umum pada Idulfitri tahun ini. Hal tersebut karena melihat progres seluruh seksi yang sudah memperlihatkan kemajuan hingga mengawali 2020. Hingga saat ini progres pembangunan tol Pekanbaru-Dumai sudah mencapai rata-rata 90 persen untuk semua seksi. Ruas tol dengan panjang 131 km dan terbagi menjadi 6 seksi ini ditargetkan selesai pembangunan konstruksinya sebelum Idulfitri tahun ini.
"Progress ruas tol Pekanbaru-Dumai cukup cepat ya, proses pengadaan tanah hampir 100 persen jadi pembangunan konstruksi juga bisa cepat. Kami semakin optimis dan targetkan mudik Idulfitri sudah bisa digunakan masyarakat," lanjut Bintang.
Untuk Seksi 1 sendiri yaitu dari Gerbang Tol (GT) Pekanbaru–GT Minas sepanjang 9,5 Km, sempat dibuka secara fungsional pada saat arus mudik Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 kemarin. Yaitu dari tanggal 23 Desember 2019 hingga 2 Januari 2020 dan telah dilintasi hingga 40.518 kendaraan golongan I (nonbus).(egp)