UBAH PRILAKU ORANG TUA DI MASA PADEMI

Sambil Meracik Kue Pesanan, Fokus Awasi Anak Belajar Daring

Riau | Rabu, 21 Oktober 2020 - 13:15 WIB

Sambil Meracik Kue Pesanan, Fokus Awasi Anak Belajar Daring
Adur Nurledy(42) usai mengantar kue ke pelanggan, Rabu (21/10/2020) pagi langsung mendampingi, putra bungsunya, Raditya Dwi Anggara (7 tahun) belajar daring.(DESLINA/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Selama pandemi Covid-19, ada tugas ekstra tambahan pagi-pagi yang mesti dilakoni Adus Nurledy (42). Selain harus menyiapkan dagangan jajanan pasarnya untuk diantar ke pelanggan untuk dijual kembali, dia juga harus buru-buru pulang ke rumah untuk menemani dua anak laki-lakinya yang masih duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar (SD) dan kelas 8 Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk belajar secara daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Adur Nurledy (42), ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Tanah Merah Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, sebelumnya bekerja sebagai supervisor senior di salah satu brand busana terkenal di Mal SKA Pekanbaru ini merasakan ada hikmah yang dipetiknya di saat pademi ini. Dirinya lebih memiliki waktu yang banyak mendampingi dua anak laki-lakinya yang harus belajar daring di rumah. 


"Bersyukur bisa dampingi mereka belajar daring. Andaikan saya masih karyawan, dan bapaknya juga harus bekerja, pasti kami binggung di masa pademi siapa yang akan mendampingi anak-anak belajar. Ini jalan dari Allah yang sudah saya pilih. Sehingga saya lebih fokus mendamping proses pendidikan anak-anak di masa pademi Covid-19 ini,'' jelasnya tertawa kecil.

Sebagai orang tua, Lady mengakui sering kebinggungan juga ketika anak-anaknya bertanya soal pelajaran yang dia sendiri tidak paham. Apalagi, ada rumus-rumus di pelajaran eksata yang ditugaskan guru mereka. Terutama pelajaran  anak sulungnya yang duduk di kelas 8 Sekolah Menengah Pertama (SMP 8 Pekanbaru, Reiza Abdillah (13). Putra sulungnya ini suka panik, saat tidak bisa menjawab soal yang diberikan gurunya.

''Selalu teriak, ngimana ini,ngimana ini. kalau adiknya, Raditya Dwi Anggara (7 tahun ) yang sekolah di SDIT Al Fikri, lebih tenang dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya,” ungkap Ledy, panggilan akrab wanita berhijab ini.

Sebagai orang tua pembelajaran daring yang dilakukan di rumah ini diakui Ledy, itu lebih memberikan rasa nyaman, ketimbang melepaskan anak-anak berangkat ke sekolah. Karena jika mereka tetap bersekolah, orang tua di rumah selalu akan diliputi rasa takut dan waswas terhadap penyebaran virus corona.

"Jika ditanya repot, pasti ada repot proses mendampingi pelajaran daring ini, tapi harus dinikmati.Keputusan pemerintah belajar di rumah ini juga membuat orang tua lebih tenang, dan tidak was-was. Cuma kadang suka binggung, tidak semua tugas daring yang diberikan guru sekolah anak-anak dapat memahami, apalagi jika mereka bertanya ke orang tua,'' ujar ledy.

Ditanya bagaimana dia mensiasati waktu mendampingi anaknya belajar daring, Ledy mengatakan, stiap jam 6 pagi dirinya sudah berangkat mengantarkan kue ke pelanggan. Saat kembali ke rumah, biasanya sekitar pukul 7 WIB, dan anak-anaknya biasanya sudah selesai sarapan. Karena, anaknya yang SMP harus belajar daring dari pukul 8 sampai 12 siang, untuk 3 mata pelajaran. 

"Biasanya, pelajaran melalui zoom 45 menit, kemudian dilanjutkan daring selama 1 jam,'' tambahnya.

Alhamdulillah, ujar Ledy, sejak dua bulan terakhir ini pemerintah sudah membantu anak-anak didik dalam proses belajar daring ini kouta sebesar 30 Giga Bite.

"Kalau dulu kita orang tua harus ekstra mengeluar dana untuk beli kouta. Jujur, sangat berat buat kami-kami yang berkondisi ekonomi menengah kebawah,'' jelas Ledy.

Disinggung bagaimana dia memproteksi anak-anaknya dari penyebaran  virus Corana-19 ini. Lady mengakui, anak-anak tidak dibiarkan keluar tanpa masker. Bahkan kalaupun keluar, dia selalu mendampinginya. 

"Biasanya mereka suka jajan di luar seperti ke kedai dekat rumah, sekarang saya selalu membuatkan makanan yang mereka suka. Sehingga ini dapat mengurangi mereka memabatasi mereka untuk melakukan interaksi ke luar, ke warung untuk jajan,'' jelasnya.

Disinggung harapannya, Ledy berharap pademinya ini cepat berlalu, sehingga anak-anak bisa belajar kembali ke sekolah, karena anak-anak mulai terlihat jenuh. Dan jika kondisi ini berlarut-larut, harapannya selaku orang tua, hendaknya bantuan pulsa gratis ini jangan sampai dihentikan, karena sangat meringan beban orang tua.

Khusus kepada guru-guru di sekolah, saat memberikan tugas kepada siswa terutama pelajaran eksata, hendaklah diterangkan dan dijabarkan lebih rinci di saat Zoom. Dengan demikiananak-anak lebih mudah memahaminya, serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

Laporan: Deslina (Pekanbaru)

Editor: Eka G Putra

Pesan Redaksi:

Mari bersama-sama melawan Covid-19. Riaupos.co mengajak seluruh pembaca ikut mengampanyekan gerakan 3M Lawan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Ingat pesan Ibu, selalu Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak serta hindari kerumunan.

#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook