JAKARTA (RIAUPOS.CO) - SATGAS Covid-19 melaporkan bahwa kasus positif mingguan bertambah 40 kali lipat dibandingkan dengan awal Januari. Dalam perhitungan harian, pertumbuhan kasus positif mencapai 58 kali lipat. Selain itu positivity rate kini berada di atas standar WHO yakni 6 persen. Diiringi dengan kematian harian yang meningkat 14 kali lipat.
"Saat ini kasus positif makin meningkat cukup tajam. Dalam waktu singkat kasus meningkat cukup besar dan berkali-kali lipat," kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito, kemarin (2/2).
Peningkatan kasus positif pada minggu ini, kata Wiku, adalah yang tertinggi dari minggu-minggu sebelumnya. Kasus mingguan pada awal Januari meningkat perlahan dari 1.400 kasus menjadi 3.000 kasus, kemudian meningkat menjadi 5.400 kasus kemudian meningkat menjadi 14 ribu kasus kemudian pada minggu ini mengalami lonjakan hingga 56.000 kasus atau 40 kali lipat dibanding awal Januari.
Kemudian, lanjut Wiku, jika dilihat dari kasus positif harian per tanggal 1 Februari lalu, kasus harian telah mencapai 16 ribu kasus. Lebih tinggi dari penambahan kasus harian pada gelombang pertama di bulan Desember 2020 lalu.
"Hal ini menjadikan positivity rate harian dari pemeriksaan antigen dan PCR telah mencapai 6. Telah di atas standar WHO. Sebelumnya pos rate konsisten di angka 0-2," kata Wiku.
Meski demikian, Wiku mengatakan peningkatan kasus positif harian yang tinggi tidak diikuti oleh peningkatan kematian yang sama tingginya. Meskipun kematian meningkat hampir 14 kali lipat dibandingkan 1 Januari lalu. Jumlahnya jauh lebih sedikit daripada gelombang pertama di akhir 2020 lalu. Kemudian pasien yang positif memiliki kemungkinan yang tinggi untuk sembuh. Meskipun tetap menjadi ancaman bagi kelompok rentan atau pasien dengan komorbid.
DI sisi lain, kenaikan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) juga mulai terlihat. Rata-rata BOR nasional kini berada pada 13,89 persen. DKI Jakarta menjadi penyumbang tertinggi dengan BOR 52 persen, Banten 22 persen, serta Jawa Barat 16 persen.
"30 provinsi di Indonesia masih mempertahankan BOR di bawah 10 persen," kata Wiku.
Untuk mengantisipasi lonjakan pasien positif yang memerlukan perawatan rumah sakit, pemerintah kini meningkatkan jumlah tempat tidur hingga saat ini mencapai total 10.996 tempat tidur di ruang isolasi dan ICU rujukan.
DPR Lockdown
Sejumlah anggota DPR RI dan pegawai di komplek parlemen, Senayan terpapar virus SARS Cov-2 itu. Hingga kemarin (2/2), total ada 89 orang yang dinyatakan positif.
Penularan Covid-19 di lingkungan parlemen itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI Indra Iskandar kemarin (2/2). Indra mengatakan, pihaknya sudah melakukan penelusuran terkait itu. "Sampai sekarang 89 orang yang positif," ungkapnya kepada Jawa Pos (JPG).
Namun, Indra tidak menjelaskan siapa saja anggota dewan yang dinyatakan positif. Saat ini, para wakil rakyat yang terpapar Covid-19 melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Sejumlah rapat komisi dewan juga ditunda akibat penularan itu.
Beberapa yang sudah menyatakan terpapar adalah Ketua Komisi I Meutya Hafid dan Ketua MKD Habiburokhman. Indra mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah mereka terpapar Omicron. "Kesetjenan DPR RI masih terus melakukan monitor terkait kemungkinan Omicron," papar Indra.
Bali
Meskipun dalam situasi kenaikan kasus, pemerintah dipastikan akan mulai membuka Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali untuk menerima penerbangan internasional mulai besok (4/2). Pemerintah beralasan untuk kembali menggencarkan ekonomi Bali yang sudah cukup terdampak akibat pandemi.
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan, pemerintah tetap akan melakukan pembukan secara bertahap bertingkat dan berlanjut. Pembukaan pintu masuk Bali hanya diperuntukkan bagi PPLN non-PMI. Selain peraturan karantina akan tetap mengikuti edaran Surat Edaran yang berlaku.
Menurut Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman, pembukaan ini sah sah saja. Karena dari sisi regulasi maupun science bahwa menutup diri dengan melakukan travel ban itu tidak pernah efektif. "Yang ada adalah memperkuat skriningnya maupun masa karantinanya," jelas Dicky.
Harus dipastikan skrining berjalan ketat. Orang yang datang tidak hanya ditanya status vaksinasi. Harus dipastikan pula orang tersebut masih dalam durasi proteksi dari vaksinasi. Dari dosis kedua tidak lebih dari 6 bulan.
"Kalau sudah lebih, ya harus booster. Kalau mau diketatkan lagi harus masih 5 bulan. Ini namanya penguatan skrining," kata Dicky.
Sementara keputusan pemerintah untuk mengurangi masa karantina menjadi 5 hari, kata Dicky, sebenarnya juga tidak ideal dan berisiko.
"Tapi itu tadi kalau skriningnya kuat bisa meminimalisir risiko," katanya.
Kementerian Kesehatan percaya diri bahwa pembukaan Bandara I Gusti Ngurah Rai untu PPLN non PMI tidak akan memperbanyak faktor risiko imported casse Covid-19. Hal itu dikatakan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu, kemarin (2/2) saat dihubungi JPG. Alasannya karena persyaratan PPLN yang masuk ke Indonesia harus sudah tes PCR dari negara asal dan sudah vaksin lengkap.
"Begitu tiba dilakukan test PCR dan karantina," katanya.
Selain itu, dia menyebutkan bahwa alur di semua pintu masuk negara sudah siap dalam menyambut PPLN. Misalnya tempat pemeriksaan dokumen kesehatan, tes, hingga karantina.
Terkait dengan karantina, Maxi tak ingin main-main. Ini sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo yang meminta agar ada atensi pada karantina PPLN.
"Yang pasti kalau ada staf Kemenkes KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan, red) yang main-main dengan urusan karantina PPLN, akan diberikan sangsi berat sampai pada pemecatan," ungkapnya.
Pada kesempatan lain, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyatakan pembukaan Bandara I Gusti Ngurah Rai untuk penerbangan internasional tidak terlalu dikhawatirkan. Selain harus dilakukan tes PCR sebanyak tiga kali untuk PPLN, masyarakat Bali sudah mendapatkan vaksinasi booster. Ini dianggap bisa menjadi tameng.