Kurangi Ibadah Sunnah di Luar Hotel

Riau | Rabu, 21 Juni 2023 - 11:15 WIB

Kurangi Ibadah Sunnah di Luar Hotel
Ilustrasi Haji (JPG)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Arab Saudi memutuskan Iduladha jatuh pada 28 Juni. Itu artinya jemaah haji bakal melakoni ibadah puncak, yaitu wukuf di padang Arafah pada 27 Juni atau satu pekan lagi. Jemaah, khususnya yang lansia dan beresiko tinggi, diminta lebih banyak di dalam hotel serta mengurangi aktivitas ibadah sunnah di luar hotel.

Pesan tersebut disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro Susilo di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Selasa (20/6). Dia mengatakan petugas kesehatan terus melakukan skrining kondisi kesehatan jemaah. Rata-rata ada 50 orang jemaah di setiap kloter yang kategori beresiko tinggi dan masuk kategori safari wukuf.


Safari wukuf adalah layanan khusus untuk jemaah haji yang sakit saat pelaksanaan wukuf di padang Arafah nanti. Mereka tidak melaksanakan wukuf bersama rombongan kloternya di tenda-tenda. Tetapi melakukan wukuf dari mobil yang diparkir di area Arafah. Untuk jemaah yang sakit lumayan parah, berada di mobil ambulan. Sedangkan jemaah yang agak mendingan, di mobil kesehatan lainnya.

Liliek mengatakan di Makkah saat ini suhunya cukup tinggi. Jemaah berisiko tinggi diharapkan untuk tidak sering terpapar sinar matahari. ’’Cukup beraktivitas di penginapan saja. Ibadah juga kan ada di hotelnya,’’ katanya. Selain itu ibadah sunnah juga bisa mulai dikurangi. Tujuannya adalah untuk menghemat tenaga jelang puncak ibadah haji.

Dia menjelaskan di Arafah nanti, ada tenda untuk pos kesehatan. Tenda kesehatan itu bisa melakukan perawatan sampai 20 ranjang. Diantaranya yang perlu perawatan biasanya jemaah yang terkena serangan heat stroke. Selain itu juga ada tenda pos kesehatan satelit yang berjumlah lima titik.

’’Di pos besar, fasilitasnya lebih lengkap,’’ jelasnya. Sementara di pos kesehatan satelit, tidak terlalu lengkap. Karena tugasnya hanya untuk pemeriksaan kesehatan sementara. Jika ada jemaah yang memerlukan kesehatan lebih lanjut, dirujuk ke pos kesehatan utama atau pos kesehatan besar.

Dari tanah air, Kementerian Agama menyampaikan selama di Arafah, Mudzalifah, dan Mina, jemaah mendapatkan sejumlah menu siap saji. Koordinator Media Center Haji (MCH) PPIH Pusat Dodo Murtado mengatakan, menu tersebut diantaranya adalah mangut lele, rendang ayam, rendang daging, semur, dan gulai ikan.

’’Selain itu juga ada sajian bubur kacang hijau, kacang merah, dan ketan hitam,’’ jelasnya di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta kemarin.

Dodo mengatakan sajian menu nusantara selama masa puncak haji itu, disiapkan oleh Masyariq atau Muassasah. Bukan oleh penyedia katering selama jemaah tinggal di hotel. Untuk memastikan cita rasa dan kualitas makanan, petugas dari PPIH Arab Saudi sudah melakukan uji rasa (meal test) olahannya.

Dodo mengatakan sampai dengan 19 Juni pukul 24.00 WIB, jumlah jemaah haji yang wafat mencapai 91 orang. Perinciannya adalah 56 orang meninggal di Makkah. Lalu ada 32 orang meninggal di Madinah dan tiga orang wafat di Jeddah. Untuk suhu di Makkah berkisar 32 derajat celcius sampai 42 derajat celcius.

Dia juga menyampaikan 19 Juni lalu, Menag Yaqut Cholil Qoumas bertolak ke Arab Saudi untuk menghadiri Muktamar Taisir. Muktamar itu untuk membahas fiqih ibadah haji dan diikuti Menteri Agama seluruh dunia.

’’Menteri Agama juga memanfaatkan waktu untuk mengecek persiapan menjelang puncak ibadah haji,’’ katanya.

Kepada para jemaah, Yaqut berpesan supaya fokus menjaga kesehatannya.

"Jemaah diminta menghemat energi menyambut puncak ibadah haji,’’ tuturnya. Diantaranya adalah mengurangi ibadah sunnah, supaya tidak kelelahan. Kemudian juga menjaga asupan makanan serta istirahat yang cukup dan teratur. Termasuk juga mengkonsumsi air minum untuk mencegah dehidrasi. (ilo/wan/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook