Karhutla Terus Meluas, Siak Mulai Berasap

Riau | Kamis, 21 Maret 2019 - 10:35 WIB

Karhutla Terus Meluas, Siak Mulai Berasap
PADAMKAN API: MPA Bandar Sungai tetap bersemangat memadamkan api yang membakar lahan sawit warga yang terus meluas di Kecamatan Sabak Auh, Siak, Rabu (20/3/2019). (MPA BANDAR SUNGAI FOR RIAU POS)

SIAK (RIAUPOS.CO) - Beberapa daerah di Siak yang berbatasan dengan Bengkalis mulai berasap. Bahkan Kota Siak Sri Indrapura, Rabu (20/3) terlihat mulai berasap tipis. Penyebabnya adalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terus meluas.

Bahkan berdasarkan data dan laporan BMKG tentang cuaca dan hot spot, terpantau 165 titik api dan 11 di antaranya berada di Siak. Kemudian dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen, terdapat 7 titik di Siak dari total 107 yang terpantau di Riau.

Baca Juga :Malam Pergantian Tahun Dimeriahkan Wali Band

Pantauan Riau Pos di Siak Sri Indrapura sejak pagi kemarin, memang terlihat asap menyelimuti. Lebih terlihat jelas dari atas Jembatan Sultanah Latifah yang berlangsung seharian kemarin. Meskipun sempat hujan sebentar sekitar pukul 16.00 WIB, namun suhu panas tetap dirasakan masyarakat.

“Lain panasnya, juga ada bau asap jelas ni,” kata Agus, salah seorang warga yang ditemui di Kota Siak.

Atas kondisi yang mulai berasap dan memang terjadi karhutla di beberapa kecamatan di Siak ini, Bupati Siak H Alfedri, Selasa (19/3) malam sempat bertemu pihak TNI dan Polri dan Damkar yang bertugas di wilayah Sungai Apit. Menurutnya dalam kunjungan kegiatan MTQ tersebut, dia sempat berbincang dengan Satgas Karhutla di wilayah Siak yang terdapat kebakaran tersebut.

“Kami terus monitor. Saya sudah bertemu dengan tim yang di lapangan Selasa malam dan semua sedang bekerja maksimal,” ujar Alfedri kepada Riau Pos kemarin.

Menurut Alfedri, pihaknya sudah mengingatkan BPBD Siak agar terus melaporkan update info perihal kondisi karhutla yang terjadi. Bahkan, dia juga meminta kepada tim Satgas Penegakan Hukum agar dapat menindak tegas jika memang ada indikasi membakar lahan di areal Siak.

“Memang harus ditindak tegas. Bahkan pihak TNI dan Polri serta pemerintah kecamatan sudah mengeluarkan larangan beraktivitas malam hari bagi masyarakat. Misalnya memancing dan lainnya, guna menjaga agar tidak membuang puntung rokok dan lainnya yang dikhawatirkan dapat menyisakan kebakaran lahan,” bebernya.

Disinggung mengenai kondisi yang mulai berasap, serta apakah tidak ada kebijakan Pemkab Siak menyebar masker kepada masyarakat, menurut Alfedri, untuk daerah rawan karhutla seperti Kecamatan Sungai Apit yang masih terbakar sekarang memang sudah diingatkannya untuk stand by. “Sungai Apit sudah kita minta untuk membagikan masker. Kalau makin tak terkendali tentu akan diambil langkah lebih baik demi kesehatan masyarakat,” tambah Alfedri.

Selain penanggulangan tim darat yang melibatkan seluruh pihak, diakui Alfedri, karhutla Siak juga sudah didukung bantuan tim Satgas Udara dari posko provinsi. “Water Bombing juga sudah diminta. Mari kita jaga bersama Siak ini dari karhutla,” ajaknya.

Perihal langkah nyata di lapangan, khususnya tim darat, Kepala BPBD Siak Syafrizal menginformasikan tim Damkar sudah melakukan klaster di wilayah terbakar seperti Sungai Apit. Karena seperti di Kampung Lalang ke arah permukiman sudah sangat mengkhawatirkan, juga dibantu alat di Kampung Tanjung Kuras.

“Klaster juga dilakukan di Kecamatan Mempura, Dayun, Kandis, Tualang untuk wilayah Perawang dan di Bandar Sungai untuk Kecamatan Siak,” ungkapnya.

Sementara itu Kepala Desa/Penghulu Bandar Sungai Putra Fajar sangat berharap dapat bantuan dari satgas udara untuk memadamkan api. “Karena lewat darat sudah tak mampu dan tak sanggup lagi. Kami pun kasihan dengan warga yang berjibaku namun tak dapat dukungan pihak lain,” kata Fajar kepada Riau Pos.

Sementara itu Kalaksa BPBD Riau Edwar Sanger melakukan peninjauan karhutla di Kota Dumai, Rabu (20/3) sekitar Pukul 10.45 WIB. Sebelum mendarat di Bandara Pinang Kampai, rombongan sempat meninjau lokasi karhutla lewat udara yang tersebar di beberapa kecamatan. Seperti di Kecamatan Medang Kampai, Sungai Sembilan, dan Kecamatan Dumai Barat. “Di Dumai ada 13 titik,” ujar Edwar Sanger. Ia mengatakan, kebakaran ini terus meluas akibat badai tropis yang terjadi di Samudera Hindia. Akibat badai tropis uap pertumbuhan awan terserap dan tidak terjadi hujan.  “Suhu udara saat ini 34 derajat celcius. Tingginya panas akibat badai tropis terjadi di Samudera Hindia,” ujarnya.(egp/gus/hsb/ayi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook