PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Tersangka kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau bertambah. Ini setelah Polda Riau dan jajarannya menetapkan tiga tersangka baru yang bertanggung jawab atas kebakaran lahan di tiga kabupaten/kota. Sejauh ini Polda Riau dan jajaran telah menetapkan 12 tersangka kasus karhutla di enam daerah sejak awal Januari 2020.
"Terakhir itu 9 tersangka, bertambah 3. Jadi totalnya 12 tersangka dengan 10 laporan polisi," ujar Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto ketika dikonfirmasi Riau Pos, Senin (20/1).
Dikatakan Sunarto, penambahan jumlah tersangka berdasarkan tiga laporan polisi yang ditangani Korps Bhayangkara. Polresta Pekanbaru menetapkan satu tersangka baru. Lalu, Polres Meranti dan Polres Bengkalis menetapkan masing-masing satu tersangka. Dikatakan Sunarto, secara keseluruhan kasus karhutla ini ditangani enam polres. Yakni Polres Indragiri Hulu (Inhu) menangani satu perkara dan menjerat tiga tersangka dan Polres Bengkalis menangani tiga kasus dengan tiga tersangka. Lalu, Polresta Pekanbaru mengusut dua perkara dengan dua tersangka, Polresta Dumai menetapkan dua orang tersangka dari dua perkara dan Polres Siak menangani satu perkara dengan satu tersangka.
"Polres Kepulauan Meranti satu perkara dan satu tersangka dengan lahan terbakar seluas 0,0225 hektare," paparnya.
Lebih lanjut dikatakan Sunarto para tersangka bertanggung jawab atas luasan area terbakar 80,5275 hektare. Ketika disinggung mengenai tersangka dari pihak korporasi, Sunarto menyebutkan, belum ada.
"Tersangka masih perorangan, belum ada pihak perusahaan. Dan semua perkara masih dalam tahap penyidikan," jelasnya.
Desember-Januari Sudah 84 Ha Terbakar
Dalam pada itu Polres Bengkalis melakukan ekspose enam tersangka diduga penyebab karhutla dalam kurun waktu Desember 2019 hingga pertengahan Januari di sejumlah wilayah. Luas lahan terbakar dilaporkan mencapai 84,5 ha. Para tersangka, diamankan petugas di waktu dan tempat serta lokasi kebakaran berbeda-beda. Di antaranya, mengamankan Ju (50) di Sungai Limau, Desa Kembung Luar, akibat membuka lahan dengan cara membakar, memicu karhutla meluas sekitar empat ha, Rabu (4/12) lalu. Lalu, dua berprofesi sebagai petani, Gun (25) dan Mis (26), warga Desa Sri Tanjung, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, akibat terjadi kebakaran di Jalan Tunas Muda, Desa Sri Tanjung, Kecamatan Rupat, Kamis (5/12/2019) lalu dan mencapai luas sekitar 20 hektare sekitar pukul 12.30 WIB. Selanjutnya, petugas mengamankan seorang perempuan, Eta (33), pekerja di PT MAS Bengkalis diduga penyebab karla gambut di Jalan Kelapasari, Gg. Meranti RT 16 RW 08 Desa Pedekik, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis sejak Jumat (3/1) lalu sekitar pukul 14.00 WIB. Kebakaran mencapai lima hektare.
Kemudian, petugas Satreskrim mengamankan Sup alias Yanto, seorang petani asal Desa Temeran, diduga penyebab kebakaran gambut di Desa Damai, Kecamatan Bengkalis, membakar lahan untuk ditanami geronggang dan meluas tidak terkendali hingga sekitar 20 hektare. Polisi juga mengamankan seorang buruh tani, Man alias Anan, warga Desa Senggoro, Kecamatan Bengkalis, Jumat (17/1) lalu karena diduga pelaku penyebab kebakaran gambut dan meluas ke lahan milik orang lain di Jalan Bantan Gang H Jalil Desa Senggoro, Kecamatan Bengkalis.
"Saat ini sejak Desember-Januari 2020 ini kami sudah melakukan proses penyidikan lima perkara kasus kebakaran lahan, dan menetapkan enam tersangka," ungkap Kapolres Bengkalis AKBP Sigit Adiwuryanto SIK melalui Kabag Ren, Kompol David Harisman ketika gelar ekspose di Mapolres Jalan Pertanian, Senin (20/1) pagi.
Sementara itu di Pekanbaru, dua orang diduga pelaku karhutla yang diamankan pada Sabtu (18/1) oleh jajaran Polresta Pekanbaru di Jalan Wonosari RT 02 / RW 05, Kelurahan Tirta Siak, Kecamatan Payung Sekaki masih dilakukan penyelidikan. Dua orang berinisial IST dan SS diduga membakar seluas satu hektare. Kapolresta Pekanbaru Kombespol Nandang Mu’min Wijaya kepada Riau Pos, Senin (20/1) mengatakan, dua diduga pelaku pembakar lahan itu masih dilakukan pemeriksaan.
"Meski barang bukti seperti cangkul dan parang ada, namun kami masih menunggu keterangan dari saksi ahli," ucapnya.
Proses Pemadaman
Karhutla terus terjadi di Kabupaten Siak. Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto menyebut lahan yang masih dalam kondisi terbakar berada di Dusun Merambai, Kampung Teluk Mesjid, Kecamatan Sungai Apit. Lahan itu terbakar sejak, Jumat (17/1) lalu dan kini tengah proses pemadaman.
"Hari ini (kemarin, red) pemadaman hari keempat," sebut Narto.
Pemadaman lahan gambut itu, dilakukan puluhan personel gabungan yang terdiri dari kepolisian, TNI, masyarakat peduli api (MPA), Satpol PP, Damkar, Manggala Agni, perangkat desa dan relawan. Sedangkan, pemadaman menggunakan satu unit mesin pompa, dua mesin Max, selang 77 rol, Nozle, Seames, mobil pengangkut, dan alat berat. Dengan itu sumber air 14 embung yang baru dibuat di lokasi kebakaran lahan tersebut namun debit air sangat minim. "Luasan lahan terbakar sekitar 7 tujuh hektare. Lahan yang terbakar itu lahan gambut semak belukar dan sebagian sudah ditanami sawit," sebut Narto.
Dalam upaya pemadaman ini, lanjutnya, pihaknya kesulitan dalam mendapatkan sumber air karena jaraknya terlalu jauh. Pemadaman dengan menggunakan air dari belasan embung yang dibuat di sekitar lokasi kebakaran. Selain di Teluk Masjid, ujar Sunarto, karhutla di wilayah Tumang, Kabupaten Siak. Namun, untuk kebakaran telah berhasil dipadamkan dan dalam proses pendinginan.
"Di sana lahan terbakar seluas 7 hektare," jelas Sunarto.
Selain di Teluk Mesjid, karhutla juga terjadi di Tumang Kecamatan Siak lebih kurang 5 hektar dan Tambak Rejo di Kecamatan Mempura sekitar 1 hektare. Saat ini api berhasil dipadamkan, meski demikian tim pemadaman terdiri dari Manggala Agni, TNI, Polri, BPBD dan warga setempat terus melakukan pendinginan, mengingat udara panas dan kencangnya angin di khawatirkan api kembali menyala. Ditambah lagi jenis lahan merupakan tanah gambut dengan kedalaman lebih dari 3 meter.
Karhutla juga menyasar Suaka Marga Satwa (SM) Giam Siak, Kabupaten Bengkalis. Belasan hektare kawasan hutan konservasi hangus terbakar disinyalir akibat ulah orang tak bertanggung jawab. Kepala Bidang Konservasi dan Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah II BBKSDA Riau, Heru Sumantoro mengatakan, karhutla yang terjadi di wilayah tersebut terjadi pada Rabu (15/1) lalu. Namun kobaran api berhasil dipadamkan.
"Api sudah padam sejak dua hari lalu dan di sana (SM Giam Siak Kecil, red) sudah turun hujan. Tapi, kami masih melakukan pemantauan dan pendinginan," ungkap Heru kepada Riau Pos, Senin (21/1).
Disampaikan Heru, proses pemadaman dilakukan puluhan personel gabungan terdiri dari TNI, Polri, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Bukit Kerikil. Selain itu upaya pemadaman juga mengerahkan helikopter water bombing, dua unit ekskavator untuk pembuat embung air dan menyekat api serta lima unit mesin pompa air pedaman. "Lahan yang terbakar itu semak belukar, pepohonan tidak begitu banyak. Luasannya sekitar 12 hektare," paparnya.
Lebih lanjut dipaparkan Heru, terhadap lahan yang terbakar tengah diselidiki pihak kepolisian untuk mengetahui penyebab kebakaran di SM Giam Siak Kecil. Namun, menurut dia, hampir 90 persen kebakaran lahan di Bumi Lancang Kuning disebabkan faktor manusia.