PAWAI BUDAYA RANGKAIAN HUT RI DAN RIAU

FPK dan Bakesbangpol Hadirkan 72 Paguyuban

Riau | Sabtu, 20 Agustus 2022 - 16:25 WIB

FPK dan Bakesbangpol Hadirkan 72 Paguyuban
Penampilan Lompat Batu dan Tarian Perang dalam rangkaian kegiatan pawai budaya, di Halaman Gedung Daerah Riau, Jalan Diponegoro, Sabtu (20/8/2022). (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pemerintah Provinsi Riau Melalui Dinas Kebudayaan menggelar Pawai Budaya memperingati HUT ke-65 Provinsi Riau dan HUT ke-77 Republik Indonesia (RI), di Halaman Gedung Daerah Riau, Jalan Diponegoro, Sabtu (20/8/2022).

Acara berlangsung meriah, Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Riau meramaikan acara dengan menghadirkan 72 paguyuban serta menampilkan 22 seni pertunjukan.


Gubenur Riau H Syamsuar, didampingi Wagubri Edy Afrizal Natar Nasution melepas ribuan peserta pawai. Diawali dengan Flash mob Persatuan Masyarakat Riau Jakarta (PMRJ), drum band, dan iring-iringan masyarakat adat, seperti Suku Bonai, Talang Mamak, Batin Solapan, Anak Rawa, Petalangan, Suku Laut Duani dan lain sebagainya.

Setelah iring-iringan drum band SMPN 9 Pekanbaru, dikuti dengan parade FPK dan Bakesbangpol Provinsi Riau. Pada parade ini FPK menghadirkan sekitar dua ribu peserta yang terdiri dari penampil seni pertunjukan dan peserta pawai.

Diawali dengan Ikatan Keluarga Nias Riau (IKNR) yang menampilkan Lompat Batu dan Tarian Perang. Diikuti oleh Joget Dangkong dari Ikatan Warga Kepulauan Riau (IWKR) yang membuat penonton ikut bergoyang. Disusul penampilan lainnya seperti Gending Sriwijaya yang dihadirkan Tim Pawai Sumbagsel, Gondang Sambilan dari PKS Tabas, Silek Harimau Lalok diiringi gandang Tassa yang ditampilkan IKMR dengan dukungan PKDP dan IKM Riau.

Tampil juga Barongsai dari PSMTI Riau, Madihin dari KKBR, Tari Maengket dari Kawanua KKKR, Kuda Lumping dari Kompak, Tari Nongkah dari KKIH, Tari Saman dari Permasa Aceh, Jaipong dari Misuri, Tortor dari PKBR, Silat Gontaw dari KBB, Tari Bali dari PHD Bali, Tari Cawan dari IKBR, Tari Gentong Gamyong dari IKB Jateng, Sigeh Pengunten dari Permas Lampri, Zapin Meranti dari Permaskab Meranti, Joyo Gendilo dari Puja Kesuma dan Tarian Flobamora dari Flobamora, Tari Pring dari PKKS dan lain sebagainya.

Masing-maring Paguyuban juga menampilkan dua pasang penganten dari daerah asalnya masing-masing. Tampak pasangan penganten dari IKA Inhu, JBMI, PKDP, PMB Toba, PKKS, BK PKKS, IKBMR, IKM, SAS dan lain sebagainya.

Gubernur Riau, H Syamsuar mengaku bangga dan mengapresiasi atas dedikasi masyarakat dalam rangka meramaikan Pawai Budaya yang sudah lama dinantikan. Orang nomor satu di Bumi Lancang Kuning ini berharap Pawai Budaya bisa diadakan setiap tahun karena selain silaturahmi juga menjaga rasa persatuan dan kesatuan di tengah kebinekaan.

"Kami mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan keikutsertaan seluruh masyarakat dalam meramaikan Pawai Budaya dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-65 Provinsi Riau dan HUT ke-77 Republik Indonesia," ujar Gubri Syamsuar.

Sementara Kepala Dinas Budaya Riau, Yoserizal Zen mengatakan, Pawai Budaya digelar dalam rangka menunjukan bahwa Indonesia memiliki beragam suku dan adat istiadat. Namun tetap bersatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Riau merupakan etalase Indonesia. Provinsi ini dihuni beragam suku bangsa mulai dari Sabang sampai Merauke.

 "Di Bumi Riau sendiri terdapat beberapa masyarakat adat yang perlu diketahui masyarakat," katanya.

Kepala Bakesbangpol Provinsi Riau, Jenri Salmon Ginting didampingi Kabid Idiologi dan Wawasan Kebangsaan, Sri Petri Haryanti mengungkapkan, pihaknya merasa bangga bisa menjadi bagian Pawai Budaya yang pesertanya sangat banyak.

"Semoga pawai seperti ini bisa terlaksana setiap tahun, karena ini salah satu upaya merawat pembauran kebangsaan di Bumi Lancang Kuning ini," katanya.

Senada dengan itu Ketua FPK Riau, Auni M Noor mengaku terkesima dengan penampilan 72 paguyuban yang tergabung dalam FPK Riau. Diakui meskipun sejak lama sudah tahu bahwa kita berbeda, tetapi dengan melihat langsung seni budaya masing-masing daerah, perbedaan itu kian terasa.

"Ini yang harus kita rawat. Pembauran Kebangsaan harus selalu kita rawat, sehingga bangsa ini selalu bersatu di tengah perbedaan," tuturnya.

Laporan: Dofi Iskandar (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook